~BAD GIRL~
Penerbangan menuju Seoul akan segera sampai, Moon menatap pergantian pemandangan di luar kaca jendela pesawat dan mengabaikan setiap kalimat bahkan pertanyaan wanita berusia 37 tahun yang duduk disebelahnya. ia ibu Moon. Ibu yang memutuskan untuk menikah lagi dengan seorang pria kaya raya di Korea setelah 3 tahun bercerai dengan suaminya di tahun 2007. merasa tak mampu lagi membiayai kehidupannya dengan anaknya ibu Moon memutuskan untuk kembali ke Korea dan menyetujui tawaran seorang teman masa SMPnya untuk di kenalkan dengan seorang pria kaya raya mungkin bisa dibilang seorang konglomerat di Seoul. meskipun Moon tidak menyetujui keputusan ibunya untuk menikah lagi, namun tak ada yang mendengarkannya. semua tutup telinga tak ingin mendengar pendapat Moon sama sekali, tak ada lagi yang mendengarnya termasuk sang adik Moon Geun Soo dia tak menyangka ternyata adiknya memiliki pemikiran yang sama seperti ibunya.. menikah dengan orang kaya lalu menjadi bagian dari keluarga kaya.
"eonnie, sebentar lagi kita sampai..bersiaplah" ucap Geun Soo, Moon menghela nafasnya dan terus menatap keluar jendela, ibunya menggenggam tangannya, Moon menepisnya
"kenapa kau ini Geun Young? kita sebentar lagi tiba di Seoul" ibu Moon kembali menggenggam erat tangan anaknya
"jika kalian ingin mengejar harta ahjussi itu kenapa kalian mengajakku? kalian bisa meninggalkanku di Jeju bukan? setidaknya aku bisa menemui appa dan tinggal bersamanya"
"mencari appa?" Geun Soo tertawa sinis "appa sudah membuang kita eonnie, apa kau mau mengemis di depan rumah jeleknya untuk tinggal bersamanya? sungguh memalukan"
"setidaknya aku tidak perlu mengemis pada orang yang tak kukenal sama sekali untuk membagi hartanya walau sedikit" balas Moon dengan nada dingin, Geun Soo mengepalkan tangannya menahan amarah melihat tanggapan kakaknya yang seperti itu. semua sudah berubah banyak memang, tidak ada lagi keluarga harmonis seperti biasanya, tak ada lagi senyuman dan candaan diantara dua bersaudara ini, semuanya saling bersitegang dan belum ada pihak yang mau mengalah sampai sekarang.
"Geun Young, mengertilah.. eomma sebenarnya tak ingin seperti ini, namun kau sendiri juga tau semenjak appa..."
"jangan menyalahkan keadaan apalagi appa!! eomma hanya memetingkan keinginan eomma sendiri tanpa memperdulikan orang lain" suara Moon bergetar, menahan air mata yang hendak jatuh. ibu Moon menatap anaknya getir
"sebenarnya eomma tak ingin semuanya jadi seperti ini sayang" tangannya membelai rambut Moon lembut, Moon menghembuskan nafasnya berat dan menahan tangan ibunya untuk kembali membelai rambut panjangnya
"jika Eomma tak ingin semuanya seperti ini lalu kenapa eomma memutuskan untuk pindah ke Seoul" ucap Moon pelan namun sangat tajam
"Eonnie!" sela Geun Soo
"apakah salah jika eommamu ini seorang janda 3 tahun dengan 2 anak menikah lagi?" tanya ibu Moon
kalimat itu sukses membuat Moon terdiam tak mampu berkata-kata lagi, Moon membayangkan kehidupannya yang baru dimana semua yang dia inginkan akan langsung terkabulkan sementara ayahnya? bagaimana nasib ayahnya? tak bisa dibayangkan bagaimana ayah Moon mampu mempertahankan hidup dengan pekerjaan yang tidak tentu dengan penghasilan yang benar-benar sedikit.
---
sosok pria berbadan besar dan tegap menyambut mereka ketika tiba di Bandara, Moon tidak tertarik sama sekali ia masih sibuk mengurusi koper dan mendengar lagu melalui ipod yang ia sakukan di saku jaket. setiap kali pria itu mengajaknya berbicara Moon mengabaikannya dan terus berjalan di depannya tanpa menoleh ke belakang bahkan mengucapkan sepatah kata
"kenapa anda tidak menjawab pertanyaan saya nona?"
"appa melarangku bicara dengan orang asing" jawab Moon singkat, Geun Soo yang memperhatikan di belakang menyerobot barisan depan hingga hampir membuat kakaknya tejatuh kini ia sibuk berbincang dengan pria tadi di depan Moon. Moon menoleh ke arah lain dan melihat sebuah kerumunan besar yang ada di salah satu gerbang kedatangan sangat ribut disana.
"oppa, disana ada apa? apakah ada sesuatu yang terjadi?" tanya Geun Soo dengan nada memanja, pria itu tersenyum
"kudengar trio KRY baru saja tiba dari penerbangan Tokyo kesini" jelasnya singkat mata Geun Soo berbinar-binar
"Trio KRY? omo.. pasti disana ada Ryeowook Oppa, eomma,eomma bisa aku kesana?"
Moon berdecak melihat sikap manja adiknya kambuh seperti itu, sejak dulu adiknya memang menggilai 3 orang itu. trio penyanyi yang benar-benar sangat populer belakangan ini namun Moon tidak tertarik pada mereka sama sekali dia lebih suka dengan musik-musik yang sudah ada dalam ipodnya daripada yang lainnya menurutnya musik dalam ipodnya bisa membuatnya lebih tenang daripada mendengar musik-musik yang sedang populer sekarang meskipun sampai sekarang Moon belum mengetahui siapa penyanyinya.
"tuan Cho sudah menunggu kalian dirumah sebaiknya kita bergegas" ucap pria itu sopan dia membungkuk dan mulai mengangkut barang bawaan ibu Moon dan adiknya Moon memasukan barangnya ke dalam bagasi sendiri, belum selesai ibunya menarik tangan Moon untuk masuk ke dalam mobil Moon melepaskan tangan ibunya paksa
"masuk ke dalam mobil" kata ibu Moon pelan
"shireo, setidaknya aku masih punya tangan dan kaki untuk melakukan pekerjaan ini. hanya memasukan koper takkan membuatku mati" ucap Moon dingin lalu melewati ibunya masuk ke dalam mobil bersama adiknya yang sudah lebih dulu ada di dalam mobil. Ibu Moon masuk ke dalam mobil terakhir dan menengok ke belakang dimana 2 anaknya sibuk dengan urusannya masing-masing, Geun Soo sibuk berkaca dan membenahi poninya, sementara Moon hanya menatap keluar kaca jendela mobil ke dua tangannya ia sakukan ke dalam saku jaket. Moon Geun Young gadis yang ceria dan penuh dengan senyuman namun itu dulu, saat keluarganya utuh dan sangat harmonis. konflik yang sebenarnya tak perlu dibahas dan dibesar-besarkan menjadi penyebab perceraian kedua orang tuanya, semenjak perceraian 3 tahun yang lalu dan hak asuh di menangkan oleh ibunya Moon berubah drastis menjadi seorang yang tertutup, dan tak pernah tersenyum seperti dulu, bersikap dingin dan juga sangat keras kepala. sementara adiknya, Moon Geun Soo dari gadis yang sangat mandiri dan sopan, berubah menjadi gadis manja yang sangat keras kepala sama seperti kakaknya. semuanya berubah total dan tak mungkin bisa kembali seperti semula lagi. Setiap malam sesaat sebelum Moon menutup kedua matanya, ia selalu berdoa agar di hari selanjutnya semuanya menjadi sebuah mimpi buruk semuanya kembali seperti semula.
"Tuhan, jika kau tak izinkan semuanya berubah seperti yang aku inginkan, maka.. izinkanlah aku berubah menjadi orang lain yang tak mereka kenal agar aku bisa membayangkan kehidupan dahuluku seorang diri, kumohon Tuhan izinkan aku menjadi seperti apa yang tak mereka inginkan"
---
mobil tadi berhenti di sebuah rumah besar layaknya istana, Moon menatap pintu depan dan hiasan mewah yang berada di teras depan. dibuat dari seni yang bagus dan sangat teliti, gumam Moon dalam hati ia sangat mengerti seni tak salah jika orang tuanya menyekolahkan dia di universitas negri jurusan Seni.
"ayo masuk" ajak ibunya lembut seraya merangkul anaknya itu, dengan perasaan berat dan canggung Moon melangkahkan kakinya menaiki 3 undakan tangga sebelum melewati pintu besar istana putih itu
"Omo.. Ryeowook-oppa" pekik Geun Soo begitu melihat 2 orang pemuda yang duduk di ruang tamu yang benar-benar mewah itu salah satu dari mereka berdiri dan memberi salam, Geun Soo berlari menghampiri Ryeowook orang yang dipanggilnya dan membungkuk dalam-dalam sambil tersenyum manis
"oppa, aku fans beratmu" katanya semangat, Ryeowook tertawa kecil lalu berdiri dan membungkukan badannya memberi salam
"Geun Soo~ya eomma menunggumu di dalam" ucap Moon datar dan duduk di sebuah sofa panjang sebrang 2 orang pemuda itu Ryeowook membungkuk memberi salam "kelihatannya kau yang selalu dibicarakan Kyuhyunnie" ucap Ryeowook ramah
"ne" Moon melepaskan earphone yang menyumbat telinganya "Moon Geun Young imnida, dengan sangat terpaksa aku menjadi bagian dari keluarga Cho ini.. sebenarnya jika aku bisa aku ingin tetap tinggal di Jeju bersama appaku"
"Eonnie!!!"
Moon mengalihkan wajahnya cepat dan mendapati adiknya yang tengah membawa tas kecilnya memanggilnya dengan raut wajah kesal
"berhenti membicarakan omong kosong" lanjutnya, Moon bangkit dari duduknya dan melengos pergi entah kemana, Geun Soo menghembuskan nafas pelan begitu Moon melewati pintu depan dan melangkah pergi entah kemana. lagipula siapa yang peduli akan kemana Moon pergi? tidak ada. sekalipun ada mereka hanya ingin memaksa Moon untuk mengatakan sesuatu yang sama sekali tak ingin Moon katakan, orang-orang mencarinya hanya untuk memaksanya melakukan sesuatu yang Moon benci, tak ada orang yang mengerti apa sebenarnya keinginan Moon. itulah alasan utama yang membuat Moon menjadi sangat tertutup dan dingin seperti sekarang, dia merasa percuma berbicara jika tidak ada yang mendengarkan, percuma berlaku manis dan baik jika tak ada yang peduli terhadap itu semua, dan percuma tertawa dan ceria jika akhirnya orang-orang tak ada yang memperhatikan lagi.
"percuma aku ada disini bukan? tak ada yang bisa mengerti apa isi hatiku. semua orang sibuk mengurusi urusannya masing-masing" gumam Moon, dia kembali mendengarkan lagu melalui earphonenya, dengan volume yang sangat keras dia terlarut dalam lagu yang tengah ia dengarkan. menggumamkan setiap lirik yang mampu menghiburnya walau hanya sedikit, sembari menikmati hembusan angin yang ia rasakan Moon dapat merasakan 'sedikit kebebasan'
"YAK!! mau sampai kapan kau tertidur pemalas?? jika kau telat aku yang akan dimarahi.. cepat bangun!!" teriak Moon ditelinga adiknya, sudah jam setengah 7 dan adiknya masih melayang-layang dalam alam mimpinya, malah semakin menjadi saat dia menutup sebagian wajahnya menggunakan bantal, Moon berdecak kesal lalu menarik paksa bantal itu dari tangan Geun Soo dan menarik selimutnya hingga terbuka sepenuhnya
"EONNIE!!" protes Geun Soo, Moon berkacak pinggang dan menunjuk kamar mandi yang ada di belakangnya
"sekolah" katanya singkat lalu keluar dari kamar Geun Soo menuju ruang makan, Geun Soo dengan perasaan kesal dan dongkol turun dari kasurnya dan melangkah menuju kamar mandi
Moon bergabung dengan ‘keluarga barunya’ di ruang makan dan memulai sarapan, ternyata tak hanya seorang paman kaya raya yang tinggal di dalam istana semegah ini ada anaknya Cho Kyuhyun yang juga salah satu anggota dari trio KRY, setiap hari dan malam Geun Soo semakin menempel pada Kyuhyun bahkan Kyuhyun menjanjikan sebuah janji yang tidak masuk akal yaitu membantu Geun Soo untuk menjadi kekasih Ryeowook temannya.
“bagaimana dengan rencana pernikahan appa dan Oh Ahjumma? Apakah sudah dibicarakan?” mata Moon melirik tajam Kyuhyun yang duduk disebrangnya, pagi-pagi sudah membahas hal yang berat seperti ini
“pagi ini sarapan kita roti gandum jadi jangan bicarakan bahan makanan untuk makan siang” ucap Moon singkat lalu kembali mengoleskan mentega diatas rotinya dan menuangkan susu di gelas kosong untuk Geun Soo
“Noona, apa maksudmu?” Tanya Kyuhyun
“jangan berlagak tidak mengerti”
“Serius noona, aku tidak mengerti apa maksudmu?” Kyuhyun mengulang pertanyaannya
“Kyu~ bukankah kau ada jadwal? Kenapa belum berangkat?” Tanya ibu Moon mengalihkan pembicaraan, pagi-pagi seperti ini sudah ada yang bersitegang akan sangat merepotkan.
“ne, Oh ahjumma sebentar lagi aku berangkat” sahut Kyu matanya melirik Moon yang sibuk menyiapkan sarapan untuk adiknya, Geun Soo datang dan langsung duduk di sebelah Kyu dan bermanja-manja padanya, tanpa banyak bicara Moon menyodorkan sepiring roti gandum yang sudah diolesi mentega dan segelas susu
“oppa, aku berangkat denganmu ya? Eomma boleh kan?” Tanya Geun Soo dijawab sebuah anggukan dari tuan Cho dan ibunya tanpa menyantap sarapannya Geun Soo memeluk tangan Kyu dan melangkah keluar rumah, Kyu sudah bertanya apakah Geun Soo akan sarapan dulu atau tidak namun, ini jawaban Geun Soo :
“aku bisa sarapan di sekolah oppa, makan sarapan yang dibuat oleh Geun Young eonnie tak pernah ada yang enak dan pantas dimakan”
Moon sudah mengenal betul kalimat itu, setiap teman Geun Soo yang berkunjung kerumah saat masih di Jeju kalmat itu juga pernah diucapkannya tanpa rasa bersalah Geun Soo melengos pergi meninggalkan rumah, Moon tidak marah ataupun tersinggung dia menanggapinya biasa saja, semuanya dia anggap hanya angin lalu. Tidak masalah jika tidak memakan sarapan buatannya asalkan Geun Soo tidak merengek kelaparan sepulang sekolahnya nanti.
Moon Geun Young’s pov
Sakit hati? Aku tak pernah mengenal hal itu, yang kukenal di dunia ini hanya sebuah kekosongan yang tak pernah berakhir atau mungkin tak ada ujungnya. Haha.. lucu jika aku membahas ini semua, mengingat apa yang sudah terjadi 3 tahun kebelakang, hidupku tak pernah terasa sekosong ini sebelumnya da tiba-tiba semua hilang seperti diterbangkan angin topan dan tak ada yang bisa kulakukan selain melihat semuanya berubah sedikit demi sedikit. Melawan pun tak ada gunanya toh tak ada yang bisa kutuntut dari semua ini, sudah menjadi hak eomma sebagai seorang istri yang merasa tak pernah dinafkahi oleh suaminya dan sudah menjadi haknya eomma mendapatkan hak asuh atas aku dan Geun Soo, tak ada yang bisa kutuntut bukan? Memohon untuk tinggal bersama appa pun beliau takkan mau, dia sendiri sudah tau bagaimana keadaan ekonominya yang benar-benar tak bisa ditolong lagi setelah perusahaan kecilnya bangkrut, dan meninggalkan banyak hutang semuanya dilunasi oleh eomma, dia yang berjasa menyelesaikan semua urusan appa yang benar-benar tak bisa appa selesaikan sendiri. Jika boleh sebenarnya aku ingin membantu namun, kau tau sendiri sikap keras kepala para orang tua yang merasa masalahnya akan terselesaikan sendiri tanpa bantuan anaknya, padahal di balik itu semua dia menangis dalam do’anya meminta agar Tuhan tak mengimbaskan apapun pada anaknya dan meminta agar anaknya mampu memberikan prestasi yang setidaknya hasil dari prestasi itu bisa mereka jual pada para penagih hutang dan akhirnya nasibku atau Geun Soo sama seperti drama-drama di televisi dinikahkan sebagai jaminan pelunas hutang.
Ternyata, di jam-jam seperti jalanan Seoul begitu sepi, hanya beberapa mobil yang melintasi jalanan besar dan trotoar dimana kemarin saat aku pertama kali tiba di kota ini begitu ramai dan penuh sesak akan pejalan kaki kini sangat sepi hanya ada satu tempat dimana sangat ramai dan musik yang dinyalakan dengan volume yang sangat keras membuatku menyimpulkan bahwa ada artis yang melakukaan Syuting video klipnya hari ini. Sekelompok orang berbadan besar berjajar di belakang namja yang memakai kemeja putih dan jas hitam di tangannya terdapat beberapa lembar uang, ternyata orang-orang di kota seperti ini punya tabiat buruk memamerkan harta di pinggir jalan seperti ini. Namja yang sepertinya tengah menghitung uangnya itu melirikku dan member sinyal pada sekitar 6 orang berbadan besar yang ada di belakangnya untuk melangkah maju dan menghampiriku, aku menghentikan langkah dan menatap mereka satu per satu. Wajah mereka benar-benar tidak asing dimataku. Apa kami pernah bertemu?
“kemanapun kau kabur kami pasti akan menangkapmu, ingat setiap detik dan hari bunga dari hutangmu pada kami akan bertambah.. kau harus membayarnya segera 100 juta won. Ingat itu” namja itu menyeringai licik setelah puas memukuli appa hingga ia babak belur, cengkramanku pada kerah putihnya sedikit demi sedikit mulai merenggang. Dia benar-benar menyebalkan, kenapa ada orang yang begitu tamak sepertinya. Seingatku appa hanya meminjam 1 juta won padanya kenapa dalam tenggak waktu 3 bulan menjadi 100 juta won?
“kau Moon Geun Young kan? Orang yang begitu appamu banggakan, anak cerdas yang dipercaya akan menjadi tambang emas keluargam.. JIKA ITU MEMANG BENAR LUNASI HUTANG APPAMU” teriakknya di depan wajahku, aku meremas ujung rok seragamku menahan amarah, orang ini benar-benar harus kuberi pelajaran.
“ULJIMMA!!” teriakku, dia menamparku keras hingga aku tersungkur ke tanah, dengan cepat appa merengkuh wajahku ke dalam pelukannya, air mata ini tak bisa kutahan lagi apalagi mendengarnya menghina keluargaku habis-habisan.
Dia…
“selamat siang nona Moon, lama tidak berjumpa ya?” sapanya dengan nada yang benar-benar menjijikan, aku mengambil 1 langkah ke belakang dan mulai berlari. Orang ini, aku yakin kedatangannya ke Seoul pasti untuk mencari eomma, aku dan Geun Soo, pasti dia memaksa appa untuk mengatakan dimana kami sekarang. Bagaimanapun caranya aku harus membawanya menjauhi rumah keluarga Cho, aku memang membenci keluarga Cho tapi, jangan sampai nama mereka terbawa-bawa dalam masalah ini. Ini masalah keluargaku jangan sampai ada orang asing yang ikut masuk kedalamnya, aku memacu langkahku menghindari kejaran 7 orang namja yang ada dibelakangku, tidak peduli akan apapun yang akan terjadi di depan sana, saat menyebrang langkahku sempat terhenti karna sebuah mobil putih tiba-tiba berhenti di depanku, kaca mobilnya turun perlahan-lahan memperlihatkan wajah seorang namja asing yang memaksaku untuk naik ke dalam mobilnya. Apa lagi ini?! Aku menoleh ke belakang mereka semakin dekat. Tanpa berfikir lagi aku masuk ke dalam mobilnya dan dalam hitungan beberapa detik mobil itu melaju kencang meninggalkan tempat tadi, mungkin untuk mengingat plat nomornya saja sangat sulit. Pendek kata, ia menyelamatanku.
“gomapseumnida” ucapku singkat
“aku sudah curiga pada orang-orang tadi, sepertinya mereka memang mengincar anda nona.. apa kau baik-baik saja”
Aku mengangguk pelan dan meliriknya sesaat, dia sama sekali tak kukenal tapi suaranya saat berbicara padaku benar-benar tidak asing sepertinya aku pernah mendengarnya di satu tempat.
“ah.. maaf , aku lupa mengenalkan diriku.. aku Kim Jong Woon” katanya ramah diakhiri sebuah senyuman di bibirnya dia melihatku sekilas lalu kembali focus pada jalanan yang ada di depannya, mataku belum melepaskan pandanganku padanya, siapa dia? Kenapa begitu baik padaku?
“aku tak sengaja melihat mereka saat aku syuting di sekitar tempat tadi saat kau datang ekspresi mereka semua berubah dan bahkan saat kau berlari mereka mengejarmu, apa mereka mengincarmu?”
“itu bukan urusanmu, dan kurasa ini sudah terlalu jauh.. sebaiknya kau turunkan aku disini” kataku tanpa menghiraukan pertanyaanya barusan, matanya melirikku aneh
“kau… yeoja yang ada di rumah Kyu kan?”
Author’s pov
Moon memasuki rumah mendahului Jong Woon, pria itu disambut ramah oleh ibu Moon.
“apa Kyu sudah berangkat ke studio?” Tanya Jong Woon
“dia sudah berangkat sejak pagi, kau pasti nak Yesung benar kan?” Jong Woon mengangguk dan langsung berpamitan pada ibu Moon, setelah Jong Woon pergi dan cukup jauh dari rumah ibu Moon menghampiri anak sulungnya yang tengah meneguk segelas air, Moon yang menyadari keberadaan ibunya menaruh gelasnya di meja makan dan melipat kedua tangannya di depan dada
“sudah kau jemput adikmu?” tanyanya dengan nada dingin
“bukankah eomma sudah memiliki mobil mewah itu? Kenapa tak eomma pamerkan di depan teman-teman Geun Soo?” Tanya Moon ketus dia meraih jaket yang tergantung di salah satu kursi meja makan dan pergi dari ruang makan tanpa mempedulikan setiap kalimat yang keluar dari mulut ibunya, tiba-tiba sebuah tangan menahan Moon untuk melangkah lebih jauh dalam satu sentakan sebuah tangan mendarat di pipi kanan Moon.
“ada apa sebenarnya denganmu Moon Geun Young? Kenapa rasanya setiap perbuatan eomma padamu selama ini selalu salah dimatamu? Eomma harap setelah ini kau sadar dan mulai memahami dan bisa membayangkan jika ada di posisiku”
“ memahami eomma? Untuk apa? Apa eomma pernah mengerti aku?” jawab Moon lalu melanjutkan langkahnya keluar dari ruang makan itu, semakin lama ia mempercepat langkahnya menjauhi setiap teriakan ibunya ketika memanggil namanya, satu tetes air mata menetes saat Moon melewati pintu depan. Di depan gerbang besar di rumah istana itu Geun Soo bersandar dengan wajah tertekuk dengan posisi seperti itu Moon sudah tau adiknya tengah menangis karna masalah yang sama di kucilkan di kelasnya lagi, tidak di Jeju atau di Seoul nasib adiknya selalu sama, pasti dikucilkan.
“kau menangis lagi? Cengeng sekali” ucap Moon, Geun Soo menolehkan wajahnya cepat kedua alisnya bertemu sorot matanya memperlihatkan kekacauan hatinya saat ini ada juga amarah yang terlihat dari sorot mata itu dan sedikit kekecewaan melihat kakaknya yang tak membantunya sama sekali.
“eonnie mau menertawakan aku?” sungutnya
“menertawakanmu? Apa aku tak punya pekerjaan lain selain menertawakanmu?” balas Moon dingin
“jika eonnie disini hanya untuk membuatku semakin kesal sebaiknya eonnie pergi sebelum aku menamparmu” ancam Geun Soo
“lakukan jika kau berani”
Geun Soo menghampiri kakaknya dan memasang ancang-ancang untuk menampar, ia kembali menarik tangannya saat melihat seorang wanita berdiri di ambang pintu itu ibu mereka. Ia dengan sengaja menabrak bahu kakaknya dan berkata
“tanganku terlalu berharga untuk menamparmu Moon Geun Young” dengan cepat Moon menjawab
“kau sudah tak memanggilku dengan embel-embel eonnie ya? Baguslah.. karna aku sudah tak menganggapmu sebagai adikku lagi” jawabnya ketus, Geun Soo mematung di tempat begitu kalimat itu sampai ke telinganya dia menatap punggung Moon yang semakin jauh mendahuluinya memasuki rumah.
“eonnie, memang sudah berubah seperti kata eomma” katanya dalam hati, Geun Soo menatap jalanan kosong yang ada di belakangnya sebuah mobil baru saja terparkir di depan sana dan seorang pemuda turun dari dalam mobil itu mata Geun Soo membulat saat wajah pemuda itu semakin lama semakin jelas ia melompat dan berlari menghampiri pemuda itu dan memeluknya erat sekali
“Ryeowook-oppa bogoshipo~” katanya memanja
“baru saja beberapa jam tidak bertemu kau sudah merindukanku.. apa wajahku ini sangat mudah untuk kau rindukan?” goda Ryeowook, Geun Soo melepaskan pelukannya dan memuntir-muntir tali tasnya kedua pipinya memerah malu
“kau sudah makan?” Tanya Ryeowook lembut, Geun Soo menggeleng pelan
“kajja, kita makan siang.. minta izin pada eomma-mu sana, kita langsung berangkat nanti ok?” ajak Ryeowook, Geun Soo mengangguk semangat dan langsung berlari menghampiri ibunya yang masih berdiri di ambang pintu dia meminta izin pada ibunya seperti yang Ryeowook pinta tadi, setelah mendapatkan izinnya Geun Soo berlari menghampiri Ryeowook yang sudah menunggu di depan mobilnya, dengan masih berbalut seragam SMA Geun Soo masuk ke dalam mobil Ryeowook dan pergi ke satu restoran di kawasan Myung Deong.
---
Jam berdentang menandakan sudah tengah malam lewat dan sampai sekarang belum ada tanda-tanda kembalinya Geun Soo, ibu Moon sudah tertidur di ruang tengah karna menunggu Geun Soo sampai selarut ini, suara langkahan perlahan melewati pintu, itu Geun Soo dan Ryeowook, ada yang berbeda dari Geun Soo. Pakaian dan sikapnya, dia terlihat seperti orang yang mabuk. Ini bukan salah Ryeowook, dia tidak tau apa-apa, ketika mereka tengah makan malam tiba-tiba Geun Soo menghilang dan Ryeowook menemukannya sudah dalam keadaan mabuk dan menangis di depan sebuah gedung tua yang tak terpakai, dia benar-benar tidak tau apa-apa dan Geun Soo tidak membantu sama sekali dia mabuk berat dan sulit untuk di tanyai setiap kalimat yang dia ucapkan sulit dimengerti.
“kau apakan dia?” Tanya Moon di ujung tangga, Ryeowook menengadahkan kepalanya, gelap. Dia tak bisa melihat Moon di sana
“dia mabuk, tapi ini bukan salahku..” jawab Ryeowook membela dirinya
“bukan salahmu? Lalu siapa? Dia bersamamu seharian ini kan?” Tanya Moon datar
“geurae, hajiman… aku….”
“sudahlah, aku juga tak memperdulikan hal itu, Geun Soo juga pasti bisa ceritakan sendiri apa yang terjadi semalam besok.. kamarnya disana” Moon menyorot sebuah pintu dengan senter di tangannya, Ryeowook membopong Geun Soo masuk ke kamar itu dan membaringkannya di atas kasur dan menyelimutinya. Matanya mengamati sekeliling kamar Geun Soo yang tertata rapi itu, sebuah foto ukuran sedang tergantung di salah satu sudut tembok, foto sebuah keluarga kecil yang terlihat sangat bahagia, sudut bibir Ryeowook membentuk sebuah senyuman.
“YAK! Kemana saja kau?” sebuah suara menyambut Ryeowook setibanya di asrama, dia tersenyum meminta belas kasihan dari kakak ah, bukan orang yang sudah dia anggap sebagai kakaknya sendiri
“Hyung, aku lelah.. bolehkah aku tidur?” pinta Ryeowook dengan gaya memanja, Yesung berkacak pinggang dan menjitak kepala Ryeowook sebagai sebuah hukuman.
“appo” sungut Ryeowook, “neo!! Kemana saja kau? Baru pulang jam 1 pagi begini?? YAK!! Kau itu sudah dewasa Kim Ryeo Wook, jawab aku kemana saja kau seharian ini, kau bahkan tak datang ke studio untuk latihan.. penyanyi macam apa kau ini~!!” omel Yesung panjang lebar hampir tak ada ujungnya
“mianhamnida Hyung, aku.. aku…”
“aah.. sudahlah, aku malas mendengar ocehanmu.. masuk ke kamarmu dan tidur”
“ah! Hyung!! Kau hukum aku sekali iniii saja jebal~ tapi jangan acuhkan aku besok” Ryeowook menggosokan kedua telapak tangannya di depan wajah, Yesung meliriknya sebentar
“siapa yang marah padamu?” Tanya Yesung seraya memasuki kamarnya, dari balik pintu kamar terdengar jelas Ryeowook mengumpat Yesung pria itu tersenyum membayangkan sekesal apa adiknya yang satu itu. Tak lama hening sebentar lalu terdengar keributan-keributan kecil dari kamar sebelah, mungkin 2 adik kecil yang menyebalkan itu berkelahi di tengah malam? ^^.
“siapa gadis itu.. saat melihat matanya entah kenapa seluruh sudut hatiku bergetar saat bertemu pandang dengannya, heh, lucu.. apa alasanku bisa sampai seperti ini? Apa Ryeowook-ssi mengenalnya? Chakkaman, apa dia anak dari ahjumma yang waktu itu ada di rumah Bocah magnae itu? Sepertinya aku harus mencari tau hal yang satu ini” gumam Yesung sebelum dia menutup kedua matanya dan terbang menuju alam mimpi, pria itu berharap mendapatkan mimpi yang indah untuk malamnya kali ini. Dan benar, Tuhan mengabulkan permintaannya. Ia mengirimkan sebuah mimpi indah yang cukup untuk membuat Yesung tak ingin bangun dan meninggalkan mimpinya,
---
Sebuah pagi yang cerah di Seoul, orang-orang sudah memenuhi hampir seluruh penjuru jalanan bergegas menuju tujuan masing-masing baik itu kantor-sekolah dan yang lainnya. Ryeowook baru saja menyelesaikan pekerjaan yang mungkin tak pernah ia tinggalkan setiap hari “memasak sarapan”, itu sudah jadi kegiatan rutin yang ia lakukan setiap pagi baik itu di apartement yang mereka dorm atau di villa yang dipesan khusus ketika mereka mendapat show di luar negri atau luar kota.
Setelah selesai sarapan 3 pemuda itu berangkat menuju tujuan pertama dan lokasi pengambilan untuk album kedua mereka, album yang mereka harap bisa mengebrak dunia music Korea setelah hampir 2 tahun vakum dari semua kegiatan artis mereka.
“Hyung, kenapa masakanmu tak enak hari ini?” Tanya Kyuhyun ketika mereka memasuki lift, Ryeowook meliriknya sinis
“yak! Uljima.. aku tau kau berbohong saat ini” balasnya ketus
“jinjja hyung.. tak enak” balas Kyu lagi, suasan sudah terasa tidak nyaman pagi ini, dengan cepat Yesung menengahi 2 adiknya yang mungkin beberapa detik lagi akan cek cok hanya karna masalah ‘masakan’.
“mworago? Hyung, nugunde???” Tanya Kyuhyun antusias begitu Yesung menyelesaikan ceritanya tentang mimpi semalam
“aku tak tau namanya tapi kurasa dia tinggal bersamamu Kyuhyun-ah” jawab Yesung
“Moon Geun Soo?” tebak Ryeowook cepat, Yesung menatapnya sekilas
“Geun Soo? Itu namanya?”
“ani.. ada 2 orang yang tinggal di rumahku satu Moon Geun Young, dan Moon Geun Soo.. salahmu Hyung tak datang ke rumah uri dongsaeng saat anggota keluarga barunya itu datang” kata Ryeowook
“ne, mianhae”
“mungkinkah Moon Geun Young?” Tanya Kyuhyun memecah keheningan, 2 hyungnya beradu pandangan.
“Geun Young, bangunkan adikmu.. suruh dia bersiap. Sebentar lagi dia harus berangkat ke sekolah” perintah ibu Moon ditengah sarapan
“shireo” jawab Moon singkat, dibalas tatapan garang dari si ibu “kau pikir dengan mengancamku seperti itu aku akan melakukannya?”
“Neo…” desis ibu Moon diakhiri decakkan, Moon tidak menggubris semua itu dia melanjutkan sarapan.
“eomma… kreditur itu datang ke Seoul mencari kita” celetuk Moon, ibunya langsung menegakkan wajah matanya membesar dengan cepat
“MWO?”
Moon Geun Young’s pov
Kukira sekolah Geun Soo lebih bagus dibanding saat di Jeju dulu, ternyata sama saja.. yang berbeda hanya lebih luas isinya tetap saja orang-orang kaya yang pasti akan terus menindas anak itu. Kasihan dia.. lagipula itu bukan urusanku sekarang, Geun Soo punya orang tua yang ia panggil ‘appa’ dan orang yang bisa diandalkan untuknya. Aku bebas dari rengekan bodoh anak itu, kedamaian perlahan-lahan datang mendekatiku dan aku lebih banyak memiliki waktu kosong untuk menyendiri atau melakukan sesuatu yang kuinginkan sekarang.
“a!”
Sepertinya system syarafku sudah terset otomatis untuk menolehkan kepala ketika mendengar suara itu, rasa penasaran menghinggapi seluruh tubuhku dengan cepat saat suara itu menggetarkan gendang telinga, namja… namja yang kemarin mengantarkanku pulang. Namja menyebalkan yang terus berbicara tanpa hentinya
“kau… yang kemarin kan?” tanyanya, aku menatapnya tak tertarik lalu kualihkan pandanganku kembali ke danau yang hampir membeku di depan sana.
“nuguseyo?”
“kau yang kemarin kan? Boleh aku tau siapa namamu? Aku Kim Jong Woon.”
TBC
Akhirnya~~~ lega bisa nyelesain FF ini juga Banzai~~!!! *ngedance aneh bareng Yesung
Tau Cinderella’s Sister kan?? Nah, FF ini terinspirasi sama drama yang satu itu, dan aku ngerasa kasian sama uri master Yesung yang kayanya jarang bahkan gaada sama sekali FF tentang Moon Geun Young-Yesung couple. Kkkk~ aku sudah membuatnya bang!! Untuk readers baru maupun lama semoga kalian suka dengan FF-ku yang ini ^^ aku akan sangat senang jika kalian meninggalkan jejak berupa Komentar ^^ sangaaat senang.. karna aku writer amatir yang masih perlu belajar kalo ada kritik atau saran tulis aja BUT NO BASH PLEASE! Semoga di part selanjutnya aku bisa membuat FF ini dengan lebih baik lagi.
Bangapseumnida~~
Dewa-dewa.,
Adieu~n
No comments:
Post a Comment