Wednesday, February 22, 2012

Actually That's You (10)

Menunggumu dan selalu menunggumu itu yang kulakukan alunan musik yang mengisi kekosongan hatiku terdengar seperti mendeskripsikan kesempurnaanmu. Seulas senyuman mampu membuatku ikut mengembangkan senyuman pula, gairah yang seperti itu tak mungkin bisa dihentikan jika bersamamu. Kalimat yang selalu memenuhi bibirku tak mungkin kuungkapkan ketika kau jauh dari sini. Senyuman setan yang sangat manis.

~ SNSD (Girls Generation) - Baby Baby ~

Hyejin's pov

Perasaanku menjadi super gelisah jika ingat bahwa nanti aku akan dikelilingi 12 namja plus 1 namja berotak setan yang sejak tadi fokus menatap jalanan, mata ini hanya mampu meliriknya dan mulutku semakin terkunci rapat walau hanya untuk berbasa-basi sedikit. dia duduk di belakang sementara aku duduk di depan bersama Donghae-oppa, helaan nafas Donghae-oppa membuat mataku berputar mengarah padanya
“Gwenchana?” Tanyaku
“anniyo, kenapa kalian saling diam? Bukankah kalian saling merindu?” Godanya, Kyu mencibirku di belakang sana, segurat senyuman sinis mampir di bibirku
“Sedikit rindu hanya 1 milimeter kadarnya” kataku singkat, sepasang mata melirikku tajam dan aku tau darimana asalnya dan itu alasanku untuk menoleh ke belakang dan mejulurkan lidahku membalas cibirannya tadi
“Mwoya?” Katanya ketus, pandanganku kembali ke depan sebenarnya mata ini masih betah memantulkan raganya namun jantungku tak bisa diajak kerja sama.
“Kibum-oppa tak ikut ke Yang Pyung?” Tanyaku, Donghae-oppa tersenyum tipis dia menoleh kearahku dengan tatapan aneh
“mollasseo.. Mungkin ikut”
“Kenapa kau tanyakan dia?” Sebuah pertanyaan yang penuh dengan emosi menuju kearahku
“Memangnya kenapa? itu hakku lagipula aku akrab dengannya. Kami sering menghabiskan waktu bersama” penekanan pada kalimat terakhir itu membuatku yakin emosi Kyu sedikit memuncak walau hanya 1 tingkat, dulu kau yang sering membuatku kesal. Kini giliranku.

Kyuhyun's pov

Pemandangan berbagai jenis gedung bertingkat serta musik yang mengalun memasuki telingaku dari radio belum berhasil membuat perhatianku teralihkan sepenuhnya, suara yeoja itu terus memenuhi otakku serta isi e-mail dan keputusan semua hyung gilaku untuk mengajaknya ikut ke Yang Pyung semakin membuatku stres sendiri
“Kibum-oppa tak ikut ke Yang Pyung?” Pertanyaan itu sukses membuat tanganku mengepalkan sebuah tinju, hening sejenak si master akting itu entah ikut atau tidak, semoga saja tidak. Melihat wajahnya membuatku malas melakukan segala hal
“mollasseo.. Mungkin ikut”
Mungkin?? Ikan? Kau bilang mungkin?? akan kupastikan orang itu ketinggalan bis dan tak bisa ikut besok.
“Kenapa kau tanyakan dia?” Pertanyaan itu meluncur begitu saja melalui lidahku, ada apa ini? aku menggali lubang kuburanku sendiri?!
“Memangnya kenapa? itu hakku lagipula aku akrab dengannya. Kami sering menghabiskan waktu bersama”oke, jadi ini maksudmu Jinnie?? Kau benar, itu hakmu untuk menanyakan oppamu itu ikut atau tidak benar itu hakmu. Silahkan tanyakan sepuasnya mengenai Kibum pada ikan sarden itu aku akan segera menutup kedua telingaku agar pertanyaan aneh yang tak ingin kuungkapkan meluncur melalui lidahku lagi.

Pagi yang cerah dimana bis besar yang mengantarkan rombongan kelebihan hormone serta memiliki gangguan kesehatan jiwa ini ke Yang Pyung, mereka semua memiliki ciri-ciri seperti itu kecuali aku tentunya. Lihat saja namja berkepala besar itu membawa poster besar SNSD dan mengibaskannya ke depan bis. Si monyet datang, merebutnya lalu membawanya masuk ke bis, mungkin dia mau berbagi inspirasi Yadong bersama si sarden yang tanpa diperintah sudah masuk ke dalam bis. Bis berangkat tanpa 2 orang yang seharusnya ikut, oh tidak.. Hanya seorang yang seharusnya ikut naik di bis ini, kemana dia??

“Hyung, mana si bodoh?” Tanyaku pada siapa saja yang akan menyahutiku nantinya
“Dia meyusul nanti, waeyo? Kau mau menyusulnya ke ruang siaran?” Ejek si sarden diakhiri tawa yang lumayan keras lirikan tajam mungkin cukup untuk membungkam mulutnya itu.
Sungmin-hyung kini duduk disebelahku, menemani bermain game walau sebenarnya dia sangat payah ini sudah ke 6 kalinya dia kalah. Tunggu dulu, tak ada yang bisa mengalahkan GameKyu.


Hyejin's pov

Bis yang mengangkut 12 namja aneh itu mungkin sudah berangkat sejak tadi mereka meninggalkan aku, cih~ mereka itu mengajakku atau tidak? Sudah capek-capek datang kemari namun tak satupun dari mereka berkeliaran disekitar sini. Jika berniat duluan seharusnya beritau aku jadi tak perlu repot-repot bangun pagi, dan mengemas barang hingga larut malam.

15 menit duduk disini pasti berhasil membuatku terlihat seperti orang bodoh, megemut es krim di cuaca sedingin ini. Mobil biru keperakan berhenti di depanku, walau langit kelabu hari ini namun setitik cahaya matahari yang terpantul diatas mobil itu sukses membuatku harus menyipitkan mataku mengurangi silaunya.

“Kenapa kau masih disini?”
“Oppa?”

Author's pov

Dengan malu-malu Hyejin masuk ke dalam mobil Kibum, pertanyaan yang tadi Kibum tanyakan belum dijawabnya namun tak dibahas lagi, niat jelek si Setan meleset. Seharusnya meninggalkan Kibum, namun malah meninggalkan Hyejin.
Kepala Hyejin tertunduk sibuk beradu mulut via e-mail dengan si Setan. Katanya akan membuat terpesona Setan itu namun akhirnya adu argumen tak pernah bisa dihindari. Hyejin menekan keras tombol merah yang ada di ponselnya hingga home screen muncul, seulas senyuman terkembang sempurna di bibirnya.
“Foto siapa itu?” Tanya Kibum
“Setan sombong itu ketika ia dikerjai” jawab Hyejin sembari menunjukkan sebuah foto yang ia jadikan wallpaper tampak seorang namja dengan wajah masam duduk di depan laptop dengan memangku dagunya dengan sebelah tangan, symbol laptop terlihat begitu besar karena foto diambil dari belakang laptop.
“Haha, magnae itu dikerjai? apa tidak salah?” Tanya Kibum
“Kau tak tau itu karna jarang di dorm” sahut Hyejin, tangan kiri Kibum mendarat di puncak kepala Hyejin dan mengacak rambutnya pelan
“Ne, itu benar.. Mungkin karna aku jarang di dorm, oh ya.. Kau model CF kami kan? Haha syuting nanti pasti akan berjalan seru”
“Mwo? Bagaimana bisa? aku tak bisa akrobat. Tak mungkin seru”
“Dasar kau ini”

******

Satu-satunya pasangan yang tidak akur hanyalah Hyejin dan Kyu. Mereka saling memunggungi dan sibuk dengan aktifitas masing-masing. Kyu dengan game komputernya serta Hyejin dengan PSPnya. Siapapun yang melihatnya hanya mampu geleng kepala melihat betapa anehnya mereka berdua, Kyu memiliki alasan untuk kelakuannya namun dia tak mau mengungkapkannya itu hanya akan membuatnya harus memakai topeng seumur hidup. Cemburu melihat scene Kibum dan Hyejin yang begitu akrab dan menyenangkan berbanding terbalik dengannya yang begitu canggung dan memaksa sutradara meneriakkan kata `Cut` berulang kali.

“Sampai kapan kau begini? Cuma scene kita yang janggal” Hyejin bersuara membuat aktifitas Kyu terhenti sesaat namun Kyu bereaksi dengan membalikkan tubuhnya lalu memberikan senyuman sinis untuk Hyejin,
“Janggal? Itu wajar” katanya
“Jinjja?” Hyejin berucap dengan nada menantang dia menyodorkan kotak kecil ke depan Kyu dengan cepat Kyu merebutnya dan membuka kotak itu
“Neo..” Geramnya
“Kau yang bilang aku yang akan memilih cincin pertunangannya, itu pilihanku. Semoga kau suka.. Oh tidak! aku lupa, kita takkan bertunangan bukan? Kalau begitu ini untukku” tangan Hyejin bergerak bermaksud merebut kotak itu namun Kyu dengan cepat menyakukannya lalu kembali menekuri gamenya yang sempat tertunda.


Hyejin's pov

Malam hari yang begitu sepi untukku,
Kyu tak mau membuka mulutnya sekedar untuk berdebat denganku. Semuanya menjadi begitu asing untukku, apa ini dampaknya jika aku mengakui semuanya di depan Kyu? Seandainya saat itu e-mail yang kuketik tanpa urat malu sedikitpun tak terkirim mungkin takkan secanggung sekarang ini.
“Setan bodoh dengan hati yang dingin” lirihku pelan
“Siapa yang bodoh?” Suara itu tak asing ditelingaku, kutolehkan kepalaku cepat untuk memastikan tebakan indraku benar. Dan memang benar, Kyu berdiri di belakangku
“Kau” ucapku seraya menunjuknya
“heh, kau yang bodoh bukan aku” balasnya, kini namja itu berdiri di sebelahku ikut bersandar di pagar besi memandang langit hitam tanpa taburan bintang yang ada hanya kepulan awan yang terlihat keabuan.
“Ya, aku memang bodoh sudah menyukaimu” balasku, sepasang mata itu tak melirikku sedikitpun, namun ekor mataku menangkap senyuman tipis yang tersungging di bibirnya.
“Kita main kembang api ya? Seperti dulu” ajaknya tiba-tiba
“Mwo?”
“Kajja” tangan Kyu menarikku ikut berlari bersamanya, kebingungan melanda. Kenapa orang ini? Otaknya rusak mungkin..

Kutatap kembang api batangan di tangan kiriku dengan tatapan kosong. Hanya sinar itu yang terpantul di mataku. Memang indah, sangat indah, kembang api itu sudah terlihat seperti matahari yang menyinari sisi gelap bangunan tinggi ini. Kutengadahkan kepalaku, tak ada bintang malam ini.

“Kenapa kau ingin bermain kembang api hari ini? Belum masuk musim panas sudah main kembang api” kataku sepelan mungkin
“Dulu siapa yang menarik-narik jaketku di tengah hujan salju dan memaksa bermain kembang api sampai aku sakit esok harinya” ejek Kyu enteng, pipiku memerah mendengarnya. Itu aku. Esoknya, kuhampiri dia kerumahnya membawa uang ganti kembang api semalam. Mengingat itu semua, membuatku malu sendiri.
“Itu aku..” Bisikku
“Itu memang kau!! Baru sadar sekarang babo!! Sekarang temani aku sampai semua kembang api ini habis” nada suara Kyu naik menunjukkan betapa jengkelnya ia.
“Habiskan 3 bungkus besar itu?! Miccheosseo???” Balasku
“Siapa yang dulu begitu? Kau kan? Sekarang giliranku balas dendam!!”
“MWO?? Balas dendam?? Jadi kau tidak suka??!! Hah!!” nada bicaraku naik 1 oktaf
“Ne!! aku tidak suka, Bermasalah?” Balas Kyu, aku tak mampu membalas lagi. Yang bisa kulakukan cuma menggigit bibir bawahku menahan semua cacian yang sebentar lagi akan membanjiri mulutku.

Hening lagi,
Kyu dan aku tak berdebat lagi, desiran angin membuat wajahku terasa mulai membeku. Dingin sekali,
Juga malam ini menjadi malam tersepi seumur hidupku, ditambah lagi, ini adalah kembang api terakhirku, kutatap lagi wajah namja yang ada di depanku. Dia tak tersenyum, dia hanya menatap kembang apinya yang mulai kehilangan cahayanya sama denganku.

"Actually, people who makes me fallin love It's you" lirihku, Kyu mengangkat wajahnya mata itu menatap manik mataku tajam
“Kau bilang apa?” Tanyanya
“Jika kuberitau artinya kau akan menertawakan aku.. Jadi jangan harap kau akan tau artinya dari mulutku” ucapku
“Babo”


Mereka berjalan beriringan melintasi jalanan sepi dan gelap dimana di tepinya ditumbuhi pepohonan hijau yang bergerak ditiup angin lembut yang berhembus perlahan seperti nafas Kyu yang berubah menjadi kepulan asap ketika menyentuh atmosfir udara.
Hyejin menggosok-gosokkan kedua tangannya mencari kehangatan diantara dinginnya angin yang membelai wajahnya lembut. Kyu meliriknya sebentar lalu melepaskan syal biru yang ia gunakan kemudian dikalungkannya syal itu ke leher Hyejin, Yeoja itu sedikit tersentak begitu tangan dingin Kyu menyentuh tengkuknya dan dengan mudahnya mengalungkan syal rajutan itu ke lehernya.
“Mwo?” Katanya setengah berbisik begitu wajah Kyu berhenti di depan wajahnya, tak ada sebuah ekspresi yang muncul kecuali wajah datar dan tatapan dingin namun belum bisa mengalahkan dinginnya cuaca saat itu. Kyu belum menjawab barang hanya 1 kata saja, namun jarak antara wajah Hyejin dan Kyu semakin menipis, Hyejin menutup matanya perlahan. Salju turun perlahan menambah rasa dingin yang sudah menyelimuti terlebih dulu. Kyu menciumnya, dibawah sinar lampu jalanan yang temaram dan sedikit redup, Hyejin melepaskannya duluan raut gugup bisa langsung tertangkap hanya dengan sorot matanya.
“Kau sedang apa? apa maksudmu?” Tanya Hyejin seraya melap bibirnya yang dijamah Kyu sebentar.
“Nado Saranghae” bisik Kyu tepat ditelinga Hyejin, yeoja itu membeku sesaat matanya membesar dengan satu sentakan tangan Hyejin mendorong tubuh namja yang berada di depannya dengan kasar
“MWOYA??” Jeritnya, Kyu tersenyum penuh arti lalu melangkah pergi meninggalkan Hyejin, yeoja itu masih melongo tak percaya dengan apa yang baru terjadi barusan. Semua terjadi dengan cepat dan singkat, tangan Hyejin meraba bibirnya yang masih terasa lembab. Punggung Kyu yang semakin menjauh terlihat kosong membuat Hyejin berlari cepat menyusulnya dan menyamakan langkah.

Hyejin's pov

Namja itu memberikan bonus menyeramkan lagi, ini sudah kedua kalinya dia memberikan hadiah ciuman di bibirku!! Sial!! Bayangannya menghantui otakku, dan sialnya namja itu berdiri tepat disampingku. Tak perlu membayangkan, meliriknya saja bisa membuat jantungku meloncat ke luar angkasa.

“Miccheosseo?? Cho Kyuhyun?? Kau itu benar-benar membuatku gila malam ini.” Geramku
“Mwo? Waeyo? Aku tak bersalah sama sekali kenapa kau begitu”
“Maksudmu apa?? `nado saranghae` kau....” Kalimatku terputus Kyu langsung menutup mulutku dengan tangan kirinya dengan cepat.
“Jangan salah paham, aku sama sekali tak bermaksud untuk mengatakan hal itu.. Mataku sudah rusak malam ini sehingga kau cantik dimataku. Jadi mulutku mengucapkan kalimat yang tak kuhendaki” jelasnya panjang lebar namun dengan nada yang sangat tenang seperti tak terjadi apapun sebelumnya. Kugembungkan pipiku kesal, lalu melepaskan tangan Kyu kasar mempercepat langkahku meninggalkannya di belakang.

Jalanku terhenti begitu tak mendengar langkah kaki yang seharusnya mengikutiku, kubalikan badanku cepat dan mendapati sosok monster bertubuh hitam yang menyeramkan. Aku menjerit sekuat mungkin,
“Hahahahahahahahaha!!!!”
Mwo? Chakkaman.. Suara itu.. CHO KYUHYUN!!!!!!
Kupukul kepalanya dengan tas kecil yang kusampirkan dipundakku membuat monster setan itu menjerit kesakitan, semakin sering dan keras ia menjerit semakin ingin aku membalaskan dendam jantungku padanya. Setan ini memang benar-benar keterlaluan. Membuat siapapun ingin membunuhnya, dan itu memang tujuanku membuatnya mati dengan seluruh corak lebam yang berwarna-warni di wajahnya.
“Appo!!” Kyu membuka topeng mengerikan itu dan menahan tanganku dengan tenaga laki-lakinya yang kuat itu. Suasana hening sejenak, kulepaskan genggaman tangannya kasar lalu berbalik tak berani menatap wajahnya lagi.
“Wae? Kau takut semakin terpesona dengan ketampananku ini?” tanyanya dengan nada menyindir
“Anniyo, bukan itu.. Wajahmu sama sekali tak mempesonamu.. Yang kusuka darimu itu...” Kalimatku terhenti lagi, entah detik keberapa Kyu sudah berdiri di sebelahku dia memasangkan lingkaran perak dijariku. Itu cincin yang kukembalikan padanya tadi siang. Kyu tersenyum kemudian mengangkat tanganku dengan senyuman yang benar-benar manis
“Mulai malam ini kau milikku seutuhnya, jika kau berani melepaskannya maka akan kupastikan kau tenggelam di samudra atlantik” ancamnya, entah kenapa sebuah senyuman malah tersungging di bibirku begitu kalimat yang sama sekali tak romantis itu mendengungkan gendang telingaku.

Kyuhyun's pov

“Mulai malam ini kau milikku seutuhnya, jika kau berani melepaskannya maka akan kupastikan kau tenggelam di samudra atlantik” ancamku, senyuman bodoh mengembang di wajahnya. Aku mengelus puncak kepalanya pelan, lalu melengos pergi meninggalkannya di belakangku, begitu melewati lampu jalanan kutunjukkan cincin yang juga terpasang di jari manisku, lalu melanjutkan langkahku, beberapa saat kemudian sebuah tangan mengamit lenganku cepat membuatku hampir mati jantungan, dan aku tau siapa ini.
“Kau ini bisa pelan-pelan tidak!! Kau membuatku jantungan tau!!” Omelku sembari meronta melepaskan pelukaannya di tanganku
“Oppa, walau kau menyebalkan, ternyata kau sangat-sangat baik, neomu johae untuk hadiahnya oppa” katanya dengan nada memanja
“Cheonmaneyo”

Villa kecil dimana dulu Hyung-hyung gilaku melakukan Syuting Full House, kembali penuh namun kali ini bisa dibilang over load. Plus satu yeoja asing yang sumringah semenjak kusematkan cincin di jarinya, berlaku sok akrab dan manja. Cih~ seperti inilah Jinnie yang selalu membuat berisik masa SMPku. Bertemu dan bertengkar di halaman pembatas antara SMPku dan dia, bertanding game dan aku memang selalu menang. Sudah kubilang kan? Tak ada yang bisa mengalahkan GameKyu.

“Kyu, mengapa Dongsaengku bahagia sekali malam ini? Kau memberinya racun apa lagi? Atau kau memberikan obat penenang terlalu banyak?” Bisik monyet liar ini begitu berhasil menyingkirkan Kangin-Hyung dari sampingku, aku diam tak menjawab dan sebenarnya aku sangat malas menjawab pertanyaan tak berotak itu.
“Kyu!!” Tangannya mengguncang-guncang tubuhku kuat-kuat, mengganggu konsentrasi saja
“Minggir babo!! Kau tak lihat aku hampir menang!!” Omelku, monyet gila itu seenaknya menyentuh laptopku dan meng-exit game yang hampir kumenangkan.
“Yak!! Baboya!!!” Teriakku begitu game terexit sepenuhnya
“Jawab pertanyaan Hyung-mu ini dulu, ini menyangkut kewarasan dongsaeng kesayanganku” katanya, sebuah bantal sukses mendarat keras di kepalanya. Tawaku tertahan begitu melihat siapa pelakunya
“Oppa!! Kau bilang apa?? Kewarasanku?? Kau pikir adikmu ini sudah gila? HAH!!” Teriaknya memekakan telingaku
“Aaa... Mianhae,”
“Mianhae?? Kau bilang Mianhae????” Hyejin menyabet kepala monyet gila itu dengan bantalnya, namun sabetan bantal itu tak berhenti di kepalanyaa saja, bantal itu ikut menyabet kepalaku juga
“YAK!! Apa salahku??”

******

Malam terasa begitu sunyi hari ini. Suara angin yang menembus dedaunan pun tak terdengar lagi, jam menunjukkan pukul 11 malam dan hanya aku yang masih terjaga, bukan bermain game. Suara 2 orang yang tengah mengobrol membuatku terjaga, siapa lagi jika mereka bukan Kibum-hyung dan si bodoh Hyejin. Sesekali terdegar kekehan dan rengekan frustasi Hyejin, sedang apa mereka?? Mataku menangkap keduanya berbincang di ayunan kayu yang berada di depan villa. Akrab sekali.

Hyejin's pov

Keadian semalam masih membekas di ingatanku, seperti baru terjadi beberapa detik yang lalu.

“Jeongmal Saranghaeyo, Lee Hyejin”

Kalimat yang diucapkan Kibum-oppa semalam menjadi bumerang sendiri untukku, ditambah lagi namja itu mengecup kelopak mataku sebagai bonus kegelisahanku pagi ini.

"Tumben, pagi-pagi seperti ini kau berada di dapur, tak biasanya" ujar seorang namja dari arah belakang, yang membuatku terkejut. Aku membalikan badanku dan memandangnya, kulemparkan senyuman jail padanya
"Tak ada, aku hanya ingin buatkan kau sarapan" jawabku, aku kembali sibuk dengan peralatan masak di depanku

"Kau?? Memasaak?? Apa aku tidak sedang bermimpi?? Apa kau sedang sakit???"
"Memangnya salah ketika wanita memasak??" Aku menyipitkan mataku dan menatapnya sinis. Tak mengertikah kakak bodohku ini?

Sarapan berlangsung sepi, sebenarnya hanya antara aku, Kibum-oppa, dan si Setan. Kenapa dia diam saja sejak tadi?? Kenapa tak satupun kalimat pemicu adu mulut keluar dari mulutnya?

Selesai sarapan, aku membantu Wookie yang tengah mencuci piring sebagai hukuman kalah bermain game sederhana tadi, hanya dia yang menyuruhku tak memanggilnya oppa, dia bilang ` tak usah seformal itu denganku ` entah maksudnya dia tak ingin terlihat tua untuk mempertahankan posisi eternal magnaenya.
“Wookie, setan itu dimana?” Tanyaku di tengah kesibukan mengeringkan piring yang sudah dibilas
“Mollasseo, tadi dia juga mencarimu. Hari ini dia terlihat begitu malas dan kesal, kalian bertengkar lagi?”
“Tidak, mungkin dia kalah main game” jawabku asal, Wookie berhenti beraktifitas sejenak
“Masuk akal” katanya


Ponselku bergetar menandakan sebuah e-mail masuk, senyuman mengembang di wajahku begitu melihat dari siapa e-mail itu, Kyu memintaku menemuinya di kolam ikan dekat villa. Karna tak tau dimana tempatnya aku meminta Kibum-oppa mengantarku, begitu sampai aku menuruni undakan tangga dan mendekati seorang namja yang duduk memunggungiku
“Kyu” panggilku, wajah itu tak menoleh tak memberikan pemandangan indah terpantul di mataku, aku duduk disampingnya mengamati keindahan susunan batu buatan yang di depanku, serta menikmati suara riak air yang diakibatkan pergerakan ikan di dalamnya
“ada apa memanggilku?” Tanyaku, hening. Dia tak menjawabnya
“Chukkae” katanya singkat
“Mwo?”
“Selamat untuk pernyataan cinta dari hyung”
Tubuhku membeku sesaat, detakan jantung tak mampu kurasakan lagi, dia tau??
“Jawabanmu anggukan kan? Kau ingkar janji” lanjutnya diakhiri seulas senyuman yang membuatku merinding, aku memang mengangguk malam itu.
“aku tidak ingkar janji!!” Kataku akhirnya, Kyu menghela nafasnya, dengan cepat tangannya merebut cincin yang melingkar di jariku dan melemparnya ke tengah kolam. Mataku membulat begitu cincin itu mendarat entah di mana. Kyu bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkanku yang diam membatu menatap tempat yang berkemungkinan cincin itu mendarat. Dengan satu sentakan aku meloncat memasuki kolam ikan yang lumayan kotor itu, meyibakkan air untuk mencari cincin yang dibuang Kyu
“JANGAN MENCARINYA BABO!! KAU TAK CUKUP PINTAR UNTUK MENCARI BENDA ITU!!” Teriak Kyu, kubalikan badanku, sepasang mata Kyu menatapku murka
“KAU YANG TERLALU BODOH UNTUK MEMBUANGNYA” teriakku frustasi
“TERSERAH!!”


Geu namja ga... Kenapa dia seenaknya saja? Hah?? Kemana sebenarnya otaknya bertumpu? Baru sebentar saja kami akrab dan hanya karena kesalahan bodohku kami bertengkar, air mataku tak mampu meleleh setitikpun aku hanya mematung melihat namja bodoh yang kusukai itu melangkah pergi dengan emosi meledak-ledak.

“CHO KYUHYUN!!!!” Jeritku memanggilnya, dia tak berbalik sedetikpun bahkan melirikku pun tidak. Eottokehyo?? kuistirahatkan kakiku yang sudah kelelahan menompang tubuhku yang semakin melemas menyadari semakin jauhnya punggung Kyu dengan duduk di salah satu batu buatan yang ada di dalam kolam ikan itu.
“Kau bodoh Jinnie” bisikku pada hati, dasar kolam tak terlihat karna ada lumut yang meghalanginya, gemiricik air menemani sunyinya hari ini. Langit berbanding terbalik dengan suasana hatiku, cerah sekali.. Namun, itu belum cukup untuk membuatku ikut merasakan hangatnya matahari yang seharusnya menghangatkan hatiku.
“Kenapa kau mengangguk Jinnie~ya?? Jika akhirnya kau menjawab tidak?? Ne?? Jinnie~ya..” Bisikku lagi, aku medesah sembari melihat sekeliling. Sepi. Kakiku menendang permukaan air kencang hingga menciptakan ombak besar dan cipratan air yang ikut membasahi bajuku, aish.....Jinjja..
“Mwo? Hyejin??” Oppa?? Kutolehkan wajahku dan memang oppaku berdiri disisi kolam,
“apa-apaan kau?? Di Villa kita punya bathtub, di dekat rumah juga ada kolam renang.. Kenapa kau berena disana?? Kemari Yeodongsaeng babo!!”
“aku mecari sesuatu oppa!!!” Teriakku gusar, kedua alisnya bertemu raut bingung mulai terpancar dari wajah bodohnya
“Kemari!!” Teriaknya memaksa, aku mengalah dan mengikuti maunya. Baru beberapa detik tiba di tepian namja gila yang sayangnya harus kupanggil oppa ini langsung menjitak kepalaku
“Oppa!!” Protesku, dia menyeringai nakal
“Ya!! Miccheosseo?? Pulang!!” Tangannya menarikku keluar, jika ia sudah marah seperti ini sulit untuk melawan akhirnyapun ia akan mengadukan tingkahku ini pada appa, aku menurut dan keluar dari kolam
“Oppa, kau mau kemana? Kenapa membawa jaring?” Tanyaku
“aku Kibummie, dan Yesung-hyung oh ya, dan Hae akan memancing, daripada kau mencari hal tak penting di kolam itu lebih baik ikut bersenang-senang denganku” ajaknya, mataku menyipit mendengarnya bicara
“Bersenang-senang?? apa senangnya menunggui ikan datang menyantap umpanmu oppa??” Tanyaku dengan nada malas
“Sudahlah.. Daripada kau seperti orang gila berkeliaran di tengah kolam ikan bodoh itu”
Kulemparkan pandanganku ke samping tak tertarik sama sekali, Tunggu dulu.. Jika Kyu marah itu artinya.... Senyuman mengembang begitu saja begitu sebuah jawaban mampir diotakku secara tidak sengaja
“Ne, oppa aku ikut, tapi bisakah aku pinjam jaringmu nanti?”


Kyuhyun's pov

Jemariku bermain asal diatas piano kecil yang ada di studio tempatku dan semua Hyung ku sering membuat lagu dan berlatih, kenapa aku gelagapan sendiri? cemburu? mungkin bisa jadi itu jawabanku untuk tingkahku yang seperti orang gila tadi. kertas yang kuremukan tadi kembali kupungut, irik lagu saram. teringat lagi dengan omelan Yesung hyung
”kau ini jika ada yang mau kau menyanyikan sebuah lagu kenapa tak diterima?? apalagi ini lagu yang bagus!! apa kau ini tak punya otak??“
kurasa namja aneh itu sudah menjadi penggemar lagu Saram. kudengar semenjak lagu itu dinyanyikan olehnya , lau itu laris manis dan akan dijadikan soundtrack sebuah drama baru. aigoo~ apakah ini tanda bahwa Hyung ku itu berniat menaikkan popularitasnya dengan lagu buatan si bodoh itu? cih... seharusnya aku yang menyanyikan lagu itu bukan dia, seandainya aku menerima lagu itu, apa yang akan terjadi ya??
jemariku memainkan intro lagu Saram tanpa perintah otakku, sebenarnya aku menyukai lagu ini. liriknya sederhana namun membutuhkan sesuatu yang unik untuk menyanyikannya, jika tidak inti lagu takkan sampai ke pendengar dan hasilnyapun akan jadi jelek. itulah alasanku menyukai lagu ini, yeoja itu....


“eh, kukira kau sedang mengobrol bersama Hyejin”
kepalaku berputar mencari sumber suara yang mengucapkan kalimat itu, mataku menangkap seorang namja yang berhasil membuat darahku naik sampai ubun-ubun, menghindari terjadinya sesuatu yang tak kuinginkan untuk menjaga imej Super Junior aku segera meraih tasku dan berjalan melewatinya dengan cepat, bahuku sempat beradu dengan bahunya sedikit.
“dimana dia sekarang ? kau memarahinya bukan?” katanya ketus, tanpa menghentikan langkahku dan memberikan sebuah jawaban aku berjalan menuju parkiran, masuk kedalam mobilku dan melajukannya kencang di jalanan yang sepi, jangan tanyakan kemana tujuanku, karna akupun tak tau akan kemana aku ini.

“yeoboseyo, Hyung.. kau dimana? aku mau bicara sebentar.. memancing? astaga... mana ada monyet memancing.. Monyet itu kerjanya hanya makan pisang Hyung.. omo, omo.. ne, arraseo.. aku kesana?? MWO?? Andwae, aku ke villa saja.. Hyung!! Shireo!!"
si bodoh itu disana?? dia pasti mengadu, Sial.. iiiissshh..

******

selesai memakirkan mobil aku mengendap-endap melalui jalan belakang mendekati 4 orang yang sibuk berteriak-teriak menyemangati si monyet yang mendapatkan ikan.. dasar geng rusuh, ekor mataku menangkap sebuah jaring yang menganggur bersandar di dekat pohon, itu memancing otak setanku untuk terbangun. kuraih jaring itu lalu menyembunyikannya di balik punggungku, aku mengendap-endap kebelakang salah seorang diantara mereka yang kukira itu Yesung-hyung, namun setelah kusangkutkan jaring keatas kepalanya, suara jeritan itu berhasil membekukan sistem syarafku juga berhasil mendiamkan semua orang yang tengah sibuk meneriakan kata “Semangat!” Hyejin???

Hyejin's pov

AAAA!!! CHO KYUHYUUUNN.... Aku benar-benar ingin melahap otakmu sekarang juga, kau benar-benar menyebalkan!!! Ish, sungguh mengesalkan mengetahui bahwa kau yang iseng menyangkutkan jaring bekas ikan itu di atas kepalaku. Aku melipat kedua tanganku di depan dada dengan pipi menggembung, dia sudah membuatku semakin naik darah setelah mengingat kejadian tadi, dimana dia dengan seenaknya membuang cincin pemberiannya sendiri. Aigoo~ namja itu sungguh menyebalkan!!
“Cih... Kau ternyata memang benar-benar bodoh” cibirnya, mataku membulat begitu mendengar kalimatnya.. Bodoh? Astaga, kau sedang menguji kesabaranku? Benarkan Cho Kyuhyun? Cih
“Mwo?? Bodoh? Bukankah kau yang bodoh?” Tanyaku dengan nada bicara yang sengaja kutinggikan
“Kau yang bodoh.. Bukankah kau bilang kau sedang mencari cincin tak berharga itu? Hah?”
Mataku bergerak cepat dan berhasil menangkap bulatan perak yang masih tersemat di jari manis Kyu, sebuah senyuman sinis kukembangkan menunjukkan apa yang akan aku ungkapkan selanjutnya
“Cincin yang mana? Ooh.. Yang sedang kau pakai itu ya?” Kataku enteng diakhiri senyuman sinis, Kyu menyembunyikan cincin itu dengan mengepalkan tangannya. "kenapa disembunyikan?" tanyaku sinis, Kyu mendesis pelan tanpa menoleh Kyu meninggalkan aku
"kau belum tanggung jawab atas perbuatanmu!!"
"perbuatan apa? aku tak melakukan apapun" namja itu membela dirinya
"tadi kau menyangkutkan jaring ke atas kepalaku!!" kataku, memang kesannya menunjukkan sisi keras kepalaku namun, bagaimana pun Kyu harus mengikuti rencanaku yang satu ini.
“baiklah, apa maumu?” tanyanya, dagunya terangkat menunjukan dia seperti sedang menantangku sekarang
“cari cincin yang kau buang di kolam tadi sampai ketemu!” seruku tak mau kalah, namja itu memamerkan senyuman evilnya, dia merogoh saku celana hitamnya dan menunjukkan seuntai kalung yang membuatku terbelalak melihatnya, bandul yang menggantung disana itu cincinku!! Ternyata dia tak membuangnya sama sekali, dugaanku benar. Pantas saja dia bilang aku terlalu bodoh untuk mencarinya, jadi selama ini dia meyimpannya dan berpura-pura membuang cincin itu. Untung saja aku memikirkan cara itu, jika aku tak memiliki ide seperti ini mungkin aku sudah kelihatan seperti orang bodoh mencari-cari cincin itu di dalam kolam ikan yang lumayan luas.
“sudah kuduga kau menyimpannya, untunglah aku sempat memikirkan cara ini” kataku seraya meraih kalung berbandul cincinku, sedikit lagi aku berhasil meraihnya tangan Kyu dengan cepat menjauhkannya dan kembali menyakukannya.
“nanti juga kau akan mendapatkan yang lebih bagus dari Kibum-hyung untuk apa meminta cincin ini kembali” tanyanya dengan nada dingin
“kau sudah memberikannya padaku, berarti itu milikku, aku punya hak penuh atas cincin itu”
“benarkah ??? sekalipun kau sudah menganggukan kepalamu untuk menjawab pernyataan cinta Hyungku?”
Pertanyaan itu membuatku membeku tak berani menjawab lagi, sebenarnya bukan tak berani namun lebih takut untuk menjawab, setan ini bisa mengartikan segala kalimat ke arti yang salah dan sama sekali bukan maksudku. Sekarang bagaimana?

Author’s pov

Tanpa menunggu jawaban dari mulut Hyejin, Kyu melangkahkan kakinya meninggalkan Hyejin yang masih berdiam diri tanpa mengucapkan kalimat perpisahan sedikitpun. Yeoja itupun tak menghalanginya sama sekali. Menyesal dan bingung itu yang Hyejin rasakan ada orang yang menunggu jawabannya, jawaban dari pernyataannya yang cukup gila disisi lain ada juga orang yang sudah tak menganggapnya lagi. Setidaknya itulah yang sedang ia perdebatkan dalam dirinya sendiri, memilih antara yang baik dan perhatian padanya, atau memilih orang yang lebih sering membuatnya naik darah dan memiliki lidah tajam. Tangan Hyejin bergerak cepat meraih ponselnya dan mengetik sebuah e-mail dengan cepat, kurang dari semenit kemudian e-mail itu sudah terkirim pada penerimanya, Hyejin menghela nafasnya panjang lalu berlari meninggalkan tempat dimana ia berdiri tadi, satu tempat tujuan yang menjadi tujuannya kini.

To : Kibum-ssi

Kibum-ssi, kau tak ingin kupanggil oppa juga kan? Aku sudah menurutinya, sekarang aku punya permintaan untukmu, bisakah kau mengabulkannya? Kita bertemu di depan villa saja sekalian menunggu oppa selesai membakar ikan bakarnya. Bisa kan?

“aku lapaaaaarrrr….” Donghae menjerit seperti orang gila sembari mengacun-acungkan gelasnya yang berisi air putih lalu meminumnya, merasa ada yang aneh dengan rasanya, Donghae menyemburkan apa yang baru ia minum hingga mengenai Kangin yang sibuk membaca majalah, merasa ak terima Kangin melirik Donghae tajam,Donghae tersenyum manis lalu berlari menyelamatkan dirinya dari amukan beruang raksasa yang sudah membidiknya sebagai mangsa makan malam
“LEE DONGHAE!!!!” teriak Kangin yang terdengar hamper ke segala arah, dan mencuri perhatian semua orang yang sibuk dengan urusannya masing-masing, tawa memecah begitu saja begitu mereka mengetahui apa yang terjadi sebelumnya, Siwon tertawa sembari menepuk-nepukkan tangannya. Orang yang satu itu memang seperti itu, hal-hal yang tak begitu lucu sebenarnya pasti ia tertawakan sambil bertepuk tangan sendiri.

“ikan itu akan kehilangan nyawanya nanti, akan kupastikan hal yang satu itu” ucap Kangin geram akan tingkah adiknya yang satu itu, tak pernah ada obatnya ataupun penangkal apalagi pawangnya. Hyejin menawarkan handuk untuk membersihkan baju Kangin sambil menahan tawanya setelah melihat korban dari dekat, Donghae memang selalu tau bagaimana caranya melawak walaupun itu tak lucu, tapi Hyejin tau sebenarnya itu disengaja, Donghae memasukan cuka ke dalam gelasnya sendiri, meminumnya dan menyemburkannya pada siapa saja yang ia anggap sangat pantas untuk menjadi korbannya hari itu.

“ngomong-ngomong kau cium bau aneh?” Tanya Kangin bau cuka mulai mengelilinginya, dan semakin membuat Hyejin tak sanggup menahan tawanya, itu sangat lucu baginya.
“tidak oppa, kenapa memangnya?” Tanya Hyejin berlagak bodoh padahal dia salah satu dalang dalam tingkah Donghae tadi, “kau sekongkol dengannya?” Tanya Kangin begitu menyadari ada yang aneh dengan tingkah Hyejin yang sering menundukkan kepalanya
“mianhae oppa” Hyejin membungkukkan badannya satu detik kemudian ia berbalik dan pergi menuju halaman depan dimana semua orang berkumpul dan membakar ikan hasil tangkapan tadi, kurang satu orang. Itu kata yang pertama kali Hyejin ucapkan begitu menghitung segerombolan namja yang mengerubungi meja kayu dan pemanggang, hanya ada 10 orang, jika Kangin sedang mengganti bajunya dan merencanakan rencana pembalasan dendam pada Donghae maka yang tidak ada selain dia adalah Kyu, kemana dia? Saat Hyejin bertanya pada Heechul, bukannya mendapatkan jawaban yang ada hanyalah Hyejin mendapati 2 orang gila yang tengah menjadi presenter berita dengan ketimun yang dijadikan mik, siapa lagi jika mereka bukan Heechul dan teman sesame berotak sinting namun sayangnya dia berstatus sebagai kakak Hyejin selain Eunhyuk?
“kalian itu gila?” Tanya Hyejin
“kurasa kau yang gila bukan kami” jawab Eunhyuk enteng, Hyejin melemparkan potongan ketimun kearashnya sebagai sebuah balasan.
Mata Hyejin melirik seorang namja yang sibuk membalik-balikkan ikan yang tengah di bakar, Kibum. Satu permintaanya yang Kibum pastikan akan ia kabulkan malah membuat Hyejin takut mengungkapkannya, berkali-kali ia bertanya pada hatinya untuk menungkapkannya atau tidak. Namun jawabannya kosong, mereka bertemu pandang, Hyejin segera mengalihkan pandangannya berharap takkan bertemu pandang dengan Kibum.

***
“kenapa kita menyepi begini? Kau cuma mengungkapkan permintaanmu padaku kan? Bukan memberikan jawaban atas pernyataan cintaku yang gila itu?” Tanya Kibum, Hyejin tersenyum kecanggungan kembali menghampiri dirinya, seluruh keberanian yang sudah dikumpulkannya sejak tadi kembali tertutupi oleh kecanggungan dan perasaan malu takut salah bicara nantinya.

“tak usah kau jawab, anggukan itu sudah kujadikan gambaran untuk jawabanmu ya kan? Aku sudah tau jawabanmu dan aku cuma mengungkapkannya tapi tak mengharapkan jawaban sama sekali” ucap Kibum diakhiri seulas senyuman manis, Hyejin menolehkan wajahnya cepat. Kenapa mengungkapkan pernyataan itu jika tak menginginkan jawabannya? Tanyanya dalam hati
“Kyu kelihatannya marah karena aku” lanjut Kibum
“itulah permintaanku oppa, kau minta maaflah padanya” sambung Hyejin cepat, Kibum menoleh sebuah senyuman masih melekat di wajahnya Hyejin mencari arti dari senyuman itu dengan menatap manik mata Kibum, menyelam kedalamnya hanya untuk mencari sebuah arti yang ia harapkan.
“aku sudah melakukannya, tepat sebelum kau memintanya.. aku tau ini kesalahanku, tapi aku tak tau magnae itu sudah memaafkan aku atau belum, kau tau kan bagaimana sikapnya?” Hyejin mengangguk setuju
“dia itu orang yang sangat rumit, tapi itulah yang membuatku menyukainya”

***

Semua orang sudah berkumpul di halaman depan, besok adalah pengambilan gambar kedua setelah kemarin, sekaligus pengambilan gambar terakhir. Mereka saling bersulang tertawa, dan bercanda, ditambah saling menyindir sampai ada salah satu diantara mereka merasa tersinggung dan diam tak bergabung dalam keributan, namun itu tak berlangsung lama melihat yang lainnya tertawa orang yang tersinggung tadipun ikut tertawa dan menjadikan kerecokkan itu sebagai ajang balas dendam. Hanya satu orang yang kelihatannya tak tertarik sama sekali dia hanya sesekali tertawa dan ikut mengemukakan ejekannya sisanya ia sibuk memainkan ponselnya. Dia Kyuhyun. Dia juga mengacuhkan yeoja yang duduk di sampingnya, menunggu untuk membuka percakapan namun selalu gagal karna disaat ia akan membuka mulut Kyu sibuk tertawa atau ikut menyindir hyungnya yang lain.

“kau dengar aku Cho Kyuhyun???” Tanya Hyejin, kesabaannya sudah hampir habis menghadapi tingkah Kyu yang seharusnya sudah ia kenali, sikap menyebalkan dan selalu menantang kesabarannya.
“aku sama sekali tak mendengarmu, dan kuharap aku takkan pernah bisa mendengarmu” jawabnya enteng
“kau menyebalkan ya”
“kau baru menyadarinya? Jinnie?”
“berhenti memanggilku begitu!!! Aku bukan anak kecil lagi!!”
“kau memang bukan anak kecil tapi kelakuanmu seperti anak kecil, tak pernah beranjak dewasa masih saja seperti ketika SMP dulu, kau menanyakan golongan darahku untuk membaca ramalan jelek tentang golongan darahku”
“kau masih ingat itu?”
“tentu saja”
“dan kau juga masih tetap sama seperti ramalan itu, masih menyebalkan dan selalu bertengkar denganku, aku heran kenapa aku harus bertemu dan menyukaimu”

Kyu tak membalas lagi kini, dia sibuk berbincang dengan lawan bicaranya di telepon, Hyejin yang sudah habis kesabarannya, meninggalkannya dan melangkah menuju kamarnya. Tak tahan dengan keramaian yang terkesan sama sekali tak ada artinya.

“Hyung,” Kyu memanggil semua kakaknya setelah menyelesaikan teleponnya, dari semuanya hanya Leeteuk yang menoleh dan menanyakan ada apa. “ aku harus kembali ke Seoul, Noona ingin bertemu denganku, mungkin besok aku tak bisa ikut pengambilan foto bisa kau bicarakan itu?” Tanya Kyu, Leeteuk tak mengangguk sama sekali, namun senyuman yang mulai mengembang mewakili jawabannya “kau sudah telepon managermu?” Tanya Leeteuk, “aku bisa lakukan selama di perjalanan nanti” jawab Kyu
“kau naik apa? bawa mobil?” tanya Donghae yang ternyata mendengarkan percakapan mereka, Kyu menggeleng pelan
“aku bisa naik kereta setelah menyamar nanti” jawab Kyu
“hati-hati di jalan, pakaian sudah kau bereskan? Jika belum aku akan membantumu” tawar Donghae dia menepuk pundak Kyu dengan seulas senyuman menandakan bahwa Kyu bisa mempercayainya
“tidak usah, aku sudah menyiapkannya, sebenarnya Noonaku sudah memintaku pulang tadi siang namun aku lupa membertaukannya”
“ya sudah, hati-hati, berpamitanlah pada Hyejin.. jangan lupa itu” pesan Leeteuk, Kyu hanya tersenyum, dia melangkah memasuki bangunan kecil bercat putih itu, dia mendapati Hyejin tengah menonton TV. Kyu menghela nafasnya lalu masuk ke dalam kamarnya, setelah mengambil tas ranselnya Kyu keluar dari kamar, tak ia dapati sosok yeoja yang tadi duduk menonton TV namun tak lama Kyu mendengar suara pintu tertutup, dia tersenyum menatap pintu bercat coklat tua yang baru saja tertutup tadi, dia melangkah keluar setelah berpamitan dengan semua kakaknya, Kyu melangkah perlahan meninggalkan villa dimana seharusnya ia masih menginap disana 1 malam lagi. Selama perjalanannya menuju stasiun Kyu menekan sederet nomor dan menekan tombol ikon menelepon lalu mendekatkan speaker ke telinga kanannya.

“Yeoboseyo~” ucap seorang yeoja di sebrang sana, sebuah senyuman Kyu kembangkan begitu suara itu menggetarkan gendang telinganya
“kau berhasil, Chukkae” ucapnya singkat “kau berhasil membuatku mengakui bahwa selama ini aku menggilaimu, aku tau selama ini aku menutupinya dengan kata-kata kasar. Mianhae”
“apa maksudmu?” nada suara dari yeoja itu merendah Kyu terkekeh pelan, dia mengambil nafas panjang dan menggumamkan sebuah lagu


Na wiroweodo dwae neol saengkhakhal ddaen
Misoga na ye eolgure beoncheo
Na himdeureodo dwae niga haengbokhal ddaen
Sarangi nae mam katooki jaewo

( Tidak masalah jika kukesepian. Setiap kali aku mengingatmu
Senyum menyebar di wajahku
Tidak masalah jika kulelah. Setiap kali kau senang
Hatiku penuh dengan cinta)

Oneuldo nan ggeochin sesangsoge saljiman
Himdeurodo noon kamoonmyeon ni moseubpoon
Ajikdo gwikka ye deulryeo oneun goomdeuri
Na ye gyeottaeseo neol hyanghae kago ittjana

(Hari ini aku bisa hidup di dunia yang keras lagi
Bahkan jika kulelah, ketikaku menutup mata, yang kulihat hanya bayanganmu
Mimpi yang masih terngiang di telingaku
Apakah yang membuatku meninggalkanmu?)

Nae salmi haruharu goommeul gooneun geotcheoreom
Neowa hamkke majubomyeon saranghal soo ittamyeon
Dashi ilreosol geoya

(Setiap hari hidupku seperti mimpi
Jika kita dapat melihat satu sama lain dan saling mencintai
Aku akan berdiri lagi)

Na ye ge sojoonghaetteon ki yok sogge haengbokdul
Himdeul shigan sogeseodo deowook ddasoohae doen
Himangeun naegen chamdeulji ahneun goom

(Bagiku, kebahagiaan kenangan berharga
Akan lebih hangat selama masa-masa sulit
Bagiku, harapan adalah mimpi yang tidak pernah tidur)

Neul na ye gyeottaeseo geurimjacheoreom
Joyongi neoneun naegero wasseo
Na apahaneunji maeil wiro woonji
Geurioomeuro neoneun naege da nyeoga
Sesangi nal oolge haedo naneun gwaenchana
Hangsang niga naye gyeottae isseunika
Meojicheoreom chooeogi byeonhaeseo deonalga
Geucheo utseumyeon maeumeul dalrae yeo bwado

(kau selalu seperti bayangan bagiku
Diam-diam datang mendekatiku
Untuk melihat apakah aku sakit, untuk melihat apakah aku kesepian setiap hari
Dengan perasaan kerinduan, kau datang padaku

Bahkan jika dunia ini membuatku menangis, aku baik-baik saja
Karena kau selalu di sisiku
Seperti debu, mereka akan berubah dan meninggalkan kenangan?
Aku akan tetap tersenyum untuk memudahkan hatiku)

Nae salmi haru haru goomeul gooneun geotcheoreom
Neowa hamkke majubo myeo saranghal soo itdamyeon
Dashi irreoseol geoya

(Setiap hari hidupku seperti mimpi
Jika kita dapat melihat satu sama lain dan saling mencintai
Aku akan berdiri lagi)

Na ye ge sojoonghaeddeon kiyeoksoge haengbokdeul
Himdeul shigan sogeseodeo deowook ddasoohaedeon
Himangeun naegen chamdeulji ahneun goom

(Bagiku, kebahagiaan kenangan berharga
Akan lebih hangat selama masa-masa sulit
Bagiku, harapan adalah mimpi yang tidak pernah tidur)

Soo eobsi neomocheo bikeuldaedo
Naneun ireokke seo itjana
Nae mam hanapunninde
Himdeul ttaemyeon niga ireokke himi dwae jullae
Neoreul hyanghae yeongwoni
Ireokke sangcheo soge seulpoom deureun samkin chae
Miso jitneun nae moseubeul neoyege boyeo joolke
Ijeneun apeuji ahna

(Tidak peduli berapa kali aku tersandung dan jatuh
Aku masih berdiri seperti ini
aku hanya memiliki satu hati
Saat aku lelah kau menjadi kekuatanku
Hatiku milikmu selamanya

Jadi aku menelan sakit dan kesedihan
Saya hanya akan menunjukanmu sebuah senyuman
Hatiku bahkan tak merasakan sakitnya)

Eojena neowa hamkke irugopeun goom ango
Gal soo eobdeon jeopyeon eh seo neoreul boollo beolge
Nae maeum dahae saranghaeneun neoreul

(Aku akan selalu berpegang pada mimpiku yang ingin bersamamu
Aku akan mencoba untuk memanggilmu di tempat yang bisa kau dengar
Aku mencintaimu dengan sepenuh hatiku)
“Kyu… lagunya bagus” puji yeoja itu, Kyu kembali mengembangkan sebuah senyuman
“Annyeong-hi Jyumuseo… semoga kau bermimp indah,Saranghae chagi.. kita bertemu di Seoul nanti”

TBC

No comments:

Post a Comment