Saturday, April 30, 2011

Packed fro Love (25)

Rachel Pov

Masih sering terpikir olehku apa maksud dari ucapan HeeYeSi (Heechul,Yesung,Siwon disingkat biar cepet :p), apa maksudnya?? Mereka bilang jika aku kembali lagi ke Korea mereka akan memastikan bahwa aku sudah menikah dan mereka sudah menentukan jodohnya... Aku terus berfikir, namun semakin keras ku berfikir semakin tak mengerti ku dibuatnya, kutanyakan pada Kyu atau Donghae di hari terakhir kuliah sebelum akhirnya liburan panjang menyambutku. Namun, mereka berdua hanya memamerkan sebuah senyuman yang membuatku semakin penasaran sekaligus bingung, ah! Itu Justin!! Kuharap dia tau sesuatu..

"Just!" Panggilku dari kejauhan, pria itu menoleh ke arahku dan memberikan sebuah senyuman yang sangat manis membuat bibirku juga ikut mengembangkan sebuah senyuman
"Ya?" Sahutnya
"Eeem... Liburan nanti kau berencana kemana?" Tanyaku membuka percakapan, awalnya aku berniat langsung menanyakan apa maksudku memanggilnya, tapi.... Setelah ku pikir-pikir Justin tak tau apa-apa masalah 'menikah-menikah' yang dimaksud Heechul.
"Aku... Mungkin ke Atlanta, pulang kampung haha" jawabnya diakhiri sebuah tawa kecil, kutatap mata coklat indahnya yang kini berada di balik sebuah kacamata minus. Kuakui dia tak banyak berubah semenjak kami terjebak di perbatasan Belanda dan Belgia itu. Minggu pertama kematian Richard, cinta pertama yang kuharapkan menjadi cinta terakhirku.
"Begitu... Sama denganku, aku akan ke tempat kakakku di Australia lalu ke Indonesia beberapa hari sebelum kembali ke Atlanta menghabiskan liburan bersama keluarga" jelasku, Justin tersenyum 3 tumpukan buku yang diangkutnya kini mulai kuperhatikan, hmmm... Buku seputar musik modern, tumben Justin mau membaca buku yang rata-rata tebalnya mencapai 500 lembar itu. Apa tugas makalah mengejarnya menjelang liburannya? Karena setauku Justin tak pernah hadir dalam kelas tambahan, dan tugas makalah atau presentasilah yang selalu ia pilih untuk mengejar ketertinggalannya.
"Begitu... Hmmm, jika kita bertemu di Atlanta nanti janji ya kita Hang out bersama" tawarnya, tangan kirinya menepuk pundakku perlahan. Aku mengangguk sambil tersenyum.

Author's Pov

Rachel dan Justin menuju satu ruangan, ruangan yang sudah dianggap gudang oleh satu kampus. Letaknya di lantai tiga, di sana terdapat berbagai alat musik yang masih sangat bagus, begitu sampai Justin segera meraih sebuah kemoceng, membuka semua jendela dan membersihkan sebuah meja yang agak berdebu itu. Sementara Rachel melihat berbagai alat musik yang masih terbilang masih sangat layak untuk digunakan itu bergantian.

"Kau sering kesini?" Tanya Rachel
"Begitulah... Semenjak Hae sering mengajakku untuk membuat lagu, ini jadi tempat favoritku" jawab Justin terlihat senyumannya dari pantulan cermin yang mengelilingi ruangan itu.
"Kau ada tugas ya?? Bawa buku sebanyak itu" terka Rachel dia menarik sebuah kursi dari grand piano yang agak rapuh di ujung ruangan dan menggunakannyaa untuk duduk di dekat Justin yang mulai membaca isi buku itu
"Bukan.. Aku hanya ingin menghabiskan waktuku.. Karena mungkin aku akan kembali kemari setelah album keempatku rilis dan menyelesaikan beberapa kontrak ah.. Bukan beberapa tapi hampir ratusan kontrak yang tertunda selama ini." Jelas Justin, Rachel menganggukan kepalanya, dia tau Justin sebagai seorang artis yang begitu tenar di usia 17 tahun dulu tak bisa sepenuhnya vakum dia pasti akan mengambil beberapa pekerjaan selama kuliah.
"Kalau begitu kau akan kembali menyanyi?? Dan konser?? Kalau menyanyi aku merindukan suaramu yang merdu itu. Tapi jika konser dalam mempromosikan album.. Apa paru-parumu kuat??" Tanya Rachel tepat setelah kalimat tanya itu ia lontarkan, Justin menatapnya, sontak Rachel menutupi mulutnya dengaan kedua tangan
"Entahlah... Doakan saja semoga paru-paruku kuat.." Ujar Justin senyuman itu kembali ia pamerkan.
"Aku temani kau membaca ya?" Rachel meraih satu buah buku dari depan Justin dan mulai membacanya.

________________

Justin's pov

Hari yang melelahkan! Akhirnya aku bisa kembali ke rumahku dan bersantai selama beberapa menit sebelum aku kembali berkemas untuk keberangkatanku besok. Aku harus kembali beraktifitas seperti Justin Bieber si bintang Pop selama paling tidak 6 bulan baru aku kembali menjadi Justin Drew Bieber pemuda asal Kanada yang menimba ilmu di Seoul, Korea dengan bahasa Korea yang dibawah rata-rata.

Rasa perih didadaku kembali datang, aku sudah terbiasa dengan semua itu. Seperti yang sudah Caitlin curigai tingkat Pneumothoraxku naik, yaa.. Awalnya hanya Spontaneus atau tingkat paling bawah sekarang naik menjadi Secondary.. Sungguh sial nasibku, jika begini aku harus bagaimana? Aku harus bilang apa pada mama dan Scott? Mustahil mereka takkan menjadi lebih overprotective padaku, apalagi mama Jan.. Dia akan sangaaaaat memperhatikan segala sesuatu tentangku, entah bagaimana nasibnya dengan Usher dan kru lainnya dan juga Dan Kanter sobatku. Aah aku semakin rindu dengan mereka, aku ingin segera sampai di Atlanta, bertemu dan saling merindu dalam malam penyambutan yang sudah bocor ketelingaku. Atlanta I'm Comin'!!


Author's Pov

Justin berjalan menuju ruang makan kemudian duduk di salah satu kursinya dan mulai mengupas sebuah jeruk. Jeruk pemberian Caitlin, seharusnya Justin terbaring di rumah sakit saat ini, tapi tidak, dia lebih memilih untuk tinggal di rumahnya daripada di rumah sakit.

One week later~

Justin sudah kembali beraktifitas seperti biasa, tampil di berbagai acara, menyanyi dan sebagainya. Dan Rachel, gadis itu kini tengah sibuk mempersiapkan pemeran-pemeran dalam film pertamanya. Dan tentu saja di bantu dengan Justin dan Chase, benar dugaan Justin semua orang menjadi 3 kali lipat lebih overprotective padanya, apalagi mama Jan orang yang dia khawatirkan akan selalu mengkhawatirkannya di setiap kesempatan, dan satu hal yang membuat Justin kesal bahkan sempat naik darah.. Selena, gadis itu tak mempublikasikan tentang sesuatu yang amat penting, yakni berakhirnya hubungan mereka, hingga akhirnya Justin selalu dihujani pertanyaan tentang hubungannya dengan Selena kini, dan kenapa Justin jarang muncul bersamanya bla bla bla, Justin hanya menutup kedua kupingnya dan berjalan di balik punggung besar Kenny. Dia tak maau berurusan dengan sesuatu yang berbau Selena, dia tak memiliki perasaan apapun pada gadis itu.


"Jadi?? Kau akan ke Paris?" Ucap Justin dia terkaget begitu mendengar Justin C. Orang yang sudah dia anggap sebagai kaka kembarannya itu akan kuliah di Paris
"Ya.. Kubawa juga Lily, dia memiliki sebuah rencana buruk yanga tak kuketahui apa itu, tapi pasti ini ada hubungannya dengan obsesinya untuk mendapatkanmu" ujar Justin C. Dia menyeruput kopi panasnya, Justin mengangguk pelan
"Rencana apa?" Tanya Justin
"Aku juga tak tau" katanya seraya mengangkat kedua bahunya

______________


Rachel menikmati makan siangnya dengan Chase, Cody dan satu lagi pemuda tampan yang pernah dia temui di Belanda, Greyson Chance, percakapan hangat berlangsung diantara mereka. Sesekali juga terselip tawa seolah memperlihatkan bgitu dekat hubungan mereka berempat.

"Kau ini ada-ada saja" ujar Cody di sela-sela tawa kerasnya
"Serius!! Itu benar-benar terjadi!" Tegas Rachel
"Bagaimana mungkin dia menghabiskan semua ikan bakar itu sendirian... Kau pasti bergurau" timpal Greyson
"Hei pemuda bertampang manis, aku serius" sambut Rachel
"Ya..ya.. Aku percaya padamu" lanjut Chase "memaaang aku sedikit ragu dengan bagian Justin memancing, bocah itu tak pernah berhasil mendapatkan 1 ekor ikanpun ketika memancing denganku"
"Mungkin ikan itu takut padamu" saahut Cody, dan Rachel bersamaan
"Belajar darimana kalian kata-kata itu?" Tanya Chase "kalian belajar meledekku di Korea pasti"

Rachel's Pov

Hahahahahahahaha ada-ada saja kau Chase, untuk apa aku mengambil kuliah jauh-jauh di Korea hanya untuk belajar mengejekmu. Kau keterlaluan, yaaaa.. Mungkin gaya bahasaku mulai berubah semenjak menginjakkan kaki di Korea dan mengenal 10 oh bukan 11 orang pria yang menamakan diri mereka Super Junior itu. Mereka selalu mengajarkan sesuatu yang aneh padaku, dan gaya bicara mereka juga bersifat menular, buktinya aku ini tertular sikap-sikap mereka yang terkesan absurd itu.

"Kalau untuk mengejekmu itu bakat alam yang sudah kumiliki, lagipula aku masih SMA dan tak sekolah di Korea" ucap Cody, dia mengangkaat gelas jusnya dan mulai meminum jus strawberry-nya itu
"Ya! Begitu juga aku kalau untuk mengejekmu aku tak perlu membutuhkan sebuah sekolah maupun kuliah toh, melihat wajahmu saja membuatku ingin mengejekmu" yap, itulaah kalimat yang sering diucapkan Kyu aku sedikit menyuntingnya agar tak terkesan mencontek. Jika Kyu ada disini pasti dia langsung merasa kata-katanya ku jiplak, jujur aku merindukan suasana damai di Korea. Tapi aku jauh merinduka suasana seperti ini suasanaa dimana aku taak bisa hanya bersantaai dan duduk sambil minum kopi di halaman rumah. Kutatap Chase terlihat kesal, aku menghampirinya dan mencubit kedua pipinya sembaari mengucapkn permintaan maaf. Senyum mulai tersungging di bibirnya
"Nah itu baru ganteng" kataku sambil tersenyum

Author's pov

Justin berjalan cepat menuju ruangan dimana Selena berada sudah habis kesabarannya kali ini, muncul gossip baru dimana dikabarkan Justin dan Selenaa akan segera melaksanakan pernikahan. Apa maksudnya ini? Itulah pertanyaan yang memenuhi kepala Jutin sejak tadi. Dia mencengkram majalah yang memuat berita itu hingga agak kusut di bagian atasnya.

BRAK!
Justin membuka pintu ruangan Selena dengan cepat dan keras, dan membuat ibunya dan Selena yang ada di dalam ruangaan itu terpernjaat kaget bukan main.

"Kau!!! Apa maksudmu?!" Hardik Justin dia menunjuk wajah Selena
"Ju..Justin?? Apa nya yang apa?" Tanya gadis itu
"Jangan pura-pura bodoh!! Apa maksudnyaa ini??" Justin mengacungkan majalah tadi, Selena menatap covernya, dia meraih majalah itu dan menatapnya tak percaya
"Cukup aktingnya Drama Queen!" Hardik Justin
"Just!! Jangan keterlaluan!" Ujar Ibu Justin dia segera bangkit dan mendekati Selena
"A..aku tidak tau apa ini Just.. Sungguh aku tak pernah menginginkan hal ini" lirih Selena
"haa?? Apa aku salah dengar?? Tidak kan?? Jikaa bukana kaau yang berkeras kepala tak ingin mempublikasikan berakhirnya hubungan kita, siapa lagi??" Tanya Justin, nada suaranya tak kunjung menurun
"Bukannya aku tidak mau.. Aku.. Maaf Just" Selena segera memeluk Justin, air mata mulai membasahi pipinya, Justin tak membalas pelukan gadis ini dia hanya terdiam dan menatap ke arah lain.
"Sudahlah.." Justin mendorong Selena agar dia melepaskan pelukannya "aku mau pulang.. Pusing kepalaku, maaf sudah membuatmu menangis.. Mom aku duluan" Justin memasukan kedua tangannya ke saku celana dan berlalu pergi meninggalkan ruangan itu.

Sesaat setelah Justin meninggalkan ruangan itu dan sedang duduk di Lobby menunggu Kenny menjemputnya dia melihat Rachel melintas berdua dengan Cody mereka kelihatannya sangat akrab, Justin menatap mereka tak lama Rachel melambaikan tanagannya pada Cody kemudian Cody menaiki mobilnya dan mobil sport itu melaju pergi.

Justin segera bangkit dan mendekati Rachel yang berdiri di pinggir jalan itu menatap mobil Cody yang belum begitu jauh.

"Chel" sapa Justin seraaya menepuk bahu Rachel
"Just?? Heey" sambut Rachel, senyuman indah yang Justin sukai itu mengembang di bibir Rachel
"Menunggu seseorang?" Tanya Justin
"Bukaan.. Aku baru saja mengantarkan Cody tadi" sanggah Rachel
"Saranghae (aku cinta kamu)" bisik Justin tepat di telinga Rachel, di saat yang sama angin meniup kata-kata itu pergi ke angkasa
"Eh, apa?" Tanya Rachel
"Eh bukan.. Bukan apa-apa" Justin salah tingkah dibuatnya
"Eehh.. Kau bilang apa barusan?" Tanya Rachel lagi, kelihatannya gadis ini begitu penasaran
"Bukan apa-apa kataku.. Bukan hal penting" tegas Justin, raut wajahnya berubah menjadi sangat kesal.
"Ya sudah.. Kau menunggu Kenny ya?" Tanya Rachel dia mengalihkan pembicaraan
"Ya.. Begitulah"

Perih di dada Justin datang lagi, sangat sakit di sertai dengan rasa sesak pula
"Astagaa.. Kenapa harus disaat bersama Rachel" gerutu Justin dalam hatinya, diaa berlaku biasa saja seperti tak ada yang terjadi, padahal sakit di dadanya begitu menyiksa. Rachel menatap Justin seperti mencobaa menelisik sesuatu
"Kau sakit?? Wajahmu pucat" katanya
"Eh.. Benarkah?? Tidak apa-apa ko.. Aku baik" kata Justin dia tersenyum
"Eh.. Itu mobil Kenny bukan?? Aku masuk dulu yaa.. Mau ambil tas jika kau lihat Chase katakn padaanya aku menunggu di da..."

Rachel tak melanjutkan kalimatnya, Justin ambruk begitu saja ke arah tubuhnya, bersamaan dengan mobil Kenny yang berhenti di depan mereka

"Justin!! Justin!!"

No comments:

Post a Comment