Rachel tiba-tiba ingat akan janjinya dengan Tsuji saat bertemu kemarin di supermarket. Dia menatap Justin yang sepertinya tertidur di jok sebelah supir. Ponsel Rachel berdering dalam saku jaket, ia segera mengangkatnya
Rachel : Ya? Heechul?
Heechul : hei Chel, kau dimana?
Rachel : di jalan.. Kenapa?
Heechul : rektor memanggil kita semua sebagai panitia, tapi kau Chaz dan Justin di villa saja, mungkin Kyu juga akan menemani
Rachel : baiklah.. Kalian semua hati-hati dijalan
Di sebrang telepon terdengar suara Yesung yang sepertinya berteriak-teriak sejak tadi, dan Heechul juga membalas teriakannya kedengarannya mereka sedang cek-cok
"Siapa?" Kata Justin
"Heechul.. Bukan hal penting lah" jawab Rachel dia memutuskan sambungan telepon
"Ooh.. Oh ya, Chel, kau masih ingat dengan 3 pertanyaan pribadi di halaman terakhir bukumu?" Tanya Justin, Rachel mengangguk "mana mungkin aku lupa" jawabnya, Justin tersenyum tipis.
"Aku akan menjawabnya nanti, tapi kau harus mendengarnya secara langsung" katanya, Rachel menoleh ke arah Justin
*flash back*
"Aku sebenarnya ingin menanyakan beberapa hal padamu Richard" ucap Rachel
"Apa itu?"
"Tidak, mungkin nanti malam aku akan menanyakannya, My Prince"
"Ok I'll wait Princess.. Oh yeah, can I call you vlinder?" Tanyanya lagi
"Vlinder? Apa itu??"
"Ada di halaman terakhir bukuku yang akan kuterbitkan, kau akan tau apa artinya vlinder"
"Baiklaaaah"
"Thanks vlinder"
*flash back end*
-- Rachel POV --
Kenapa tiba-tiba aku teringat pada Richard? Tatapan mata Justin juga tak seperti biasanya, seperti ada sesuatu yang akan dia katakan.. Hmmm, kuharap itu bukan sesuatu yang tak kuharapkan, kuharap itu bukan berarti dia masih menyimpan rasa untukku.
Tidak! Tidak! Tidak boleh!! Tapi.. Aaaah!! Sudahlah, ini bukan aku.. Bukan aku.. Bukan,
-- Rachel POV End --
---------------------
"Did you know that I have a BIG MISTAKE!! And that's all because of you!" Hardik Selena, kesabarannya sudah benar-benar habis menghadapi Lily, orang yang menyebabkan hubungannya dengaan Justin retak berkali-kali
"Nice, Selena Marie Gomez, very nice"
"What?! Are you crazy??? Hey, wake up Ly, you never get a chance to have Justin!" Ucap Selena, dia menjetikkan jarinya di depan wajah Lily "kakamu, Justin Chris pasti akan marah besar jika dia tau pelaku yang selama ini menghancurkan hubungan sahabatnya itu kau!" Kali ini Selena menunjuk wajah Lily dengan tatapan marah
"Really? Jika yang dia benci bukan aku bagaimana?"
"Apa maksudmu?"
"Dia tak percaya lagi dengan semua yang kau katakan Sel, dia takkan percaya lagi padamu!" Ujar Lily mengakhiri pertemuannya dengan Selena. Dia melenggok pergi dengan penuh kepercayaan diri melewati beberapa orang di restoran hotel. Selena terduduk lagi di kursinya dan memegangi kepalanya.
"Apa maunya gadis menyebalkan itu" lirihnya
-----------------
"de vlinder is mooi en mooie dingen in mijn leven en vlinders die met succes zijn smelt mijn hart met een flick van sayap schoonheid genaamd Rachel Amanda"
Itu adalah kalimat yang tertulis di halaman paling belakang buku karangan Richard, Rachel sudah membaca kalimat itu berulang-ulang namun tetap tak bisa menerka maksud dari isinya. Richard berpesan agar Rachel sendiri yang mencari tau apa artinya, tanpa bantuan siapapun
"Richard bodoh! Aku kan tak bisa bahasa Belanda" keluh Rachel, ia menggigit bibir bagian bawahnya.
Rachel menyimpan buku itu dan kembali membaca e-mail dari Tsuji yang berisi pembatalan janji pertemuan karena dia harus kembali ke Jepang dan mengatur pesta pertunangannya dengan Alex, wow! Menakjubkan, sesama Backpacker itu akhirnya bersatu juga. Rachel menghembuskan nafas panjang.
"Kyaaaaaa!!!!" Terdengar suara Jeritan dari arah luar kamar, Rachel bergegas keluar kamar. Di lihatnya Kyuhyun dan Justin yang berlari kabur sementara Maggie yang mengejar mereka dengan wajah menahan marah
"Orokana! Kureijī! Orokana! Ki ni! (Bodoh! Orang gila! Tolol! Terkutuklah kalian!)" Omel Maggie menggunakaan bahasa Jepang. Kyu berhenti berlari dan menatap Maggie bingung
"Apa artinya yang barusan?" Tanyanya dengan wajah polos
"Diam kau Magnae!!!!" Maggie melempar kepala Kyu dengan bantal tapi meleset. Justin ada di belakang Maggie sekarang dia memegang ular-ularan dari plastik
"Boo!" Katanya seraya menunjukan ular mainan itu. Sontak Maggie menjerit dan terduduk di lantai. Justin tertawa lepas sambil berlari kabur
"Kihon-tekina warumono! Watashi wa anata o riyou shite imasu! (Dasar pemuda Jahat! Aku membencimu!)" Omel Maggie lagi kelihatannya dia menangis, benar saja ular adalah hal yang paling ia takuti di dunia ini. Rachel mendekatinya dan berusaha menenangkannya
"Justin, nangis tuh?!" Seru Kyu dan Chaz bersamaan. Justin yang tadinya berada di dapur melangkah pelan mendekati Maggie
"Ano.. Maggie, Nakanaide, Justin wa tonikaku omocha ga hebi no joudandatta.. Nakanaide (anu.. Maggie, jangan menangis, Justin hanya bercanda ularnya juga hanya mainan.. Jangan menangis)" ujar Rachel menggunakan bahasa Jepang dia mengelus pundak Maggie "Justin! Minta maaf pada Maggie!" Perintah Rachel dia menatap Justin tajam
Justin mengangguk pelan, dia berlutut di depan Maggie dengan tatapan bersalah dari balik kacamata minusnya. Dia menelan ludah dan menyingkirkan tangan Maggie yang menutupi wajahnya
"Jangan sentuh aku!" Hardik Maggie
"Gomenne" ucap Justin menggunakan bahasa Jepang
"Nai! Anata ga yurusenai! (Tidak! Kau takkan kumaafkan!)"
Justin menggaruk bagian belakang kepalanya, dia tak begitu bisa bahasa Jepang, boro-boro bahasa Jepang, Bahasa Korea saja dia masih belepotan.
"please forgive me, I promise never to do it again .. I also vowed not going to bother you again, don't cry like this, I can't see a pretty girl like you cry" Justin meminta maaf pada Maggie dia mengangkat wajah Maggie dan menatapnya lembut
"Aish... Si playboy ini" gerutu Rachel dalam hati
Akhirnya Justin berdamai dengan Rachel dan mereka kembali akrab, jam menunjukkan pukul 5 sore dan rombongan yang lainnya tak kunjung kembali. Kyu bilang perjalanan dari pusat Seoul kemari menghabiskan waktu hampir 3 jam jadi wajar jika lama.
Kini, Rachel duduk menyendiri di ayunan yang mengayun mengikuti irama angin yang bertiup perlahan.
♪ there's an angel standing next to me, reaching for my heart.. ♪
Nyanyian Rachel setelah ia mendengar suara langkahan sepatu kets yang mendekat. Dia mendongkakan kepalanya. Ada Kyu disana dia memegang buku karangan Richard
"Darimana kau dapat buku itu?" Tanya Rachel
"Aku membelinya, kenapa? Tak boleh?" Jawabnya ia bersandar di pagar Gazebo
"Ooh.."
"Kau takkaan pernah tau kapan dan dimana cinta akan menjemputmu, dan jika cinta menjemputmu kau takkan bisa memberikan perlawanan apapun, Cinta itu seperti layaknya sebuah magnet yang kuat siapapun bisa tertarik" ucap Kyu tiba-tib, Rachel hafal betul kalimat dari surat yang dititipkan Richard bersama bukunya yang masih berbau melaati itu. Kyu menunjukkan senyuman mautnya
"Kau?"
"Haha, kau suka?" Katanya
"Darimana kau bisa tau kalimat itu?"
"Aku? Aku mengarangnya sendiri" jawab Kyu dia membuka lembaran novel dan berpura-pura membacanya
"Itu punyaku kan?! Kau tidak membelinya! Iya kan?" Rachel bangkit dari tempatnya duduk dan mendekati Kyu lalu merampas novel itu dari tangannya. Kyu menarik tangan Rachel dan mendorongnya hingga gadis itu bersandar di pagar tembok gazebo. Kyu menatap Rachel yang jaraknya hanya 15 centi dari wajahnya. Tangan kirinya ia letakan di sebelah Rachel,
"Rachel, asi .. dangsin-eun naega mannan gajang salangseuleon yeoja-eyo (Rachel, kau tau.. Kau adalah gadisa termanis yang pernah kutemui)" ucap Kyu tangan kanannya membelai rambut Rachel lembut. Sementara Rachel sendiri membeku, dia hanya menataap sorot mata tajam milik Kyu dengan taatapan yang sama tajamnya
"nan dangsin-i museun tteus-inji ihaega an (aku tak mengerti apa maksudmu)" kata Rachel ketus
"nan simgaghae .. ani botong naneun nae ma-eum-i ppallileul gutahaessgo yeojaleul mannal ttae ... ojig dangsin-i geugeos-eul eotteohge gwanli nuga (aku serius.. tak biasanya jika aku bertemu seorang gadis jantungku berdetak cepat.. dan hanya kau yang berhasil melakukannya)" kata Kyu lagi, kini kalimat itu malah membuat jantung Rachel serasa akan copot detik itu juga. Kyu tersenyum sinis. Dia menjauh dari Rachel dan memasukan tangannya ke dalam saku celana
"Aku bercanda" katanya singkat
"Hah?!" Hanya itu respon singkat yang bisa Rachel ungkapkan
"Hehe... Kau tau kan aku ini Evil? Kenapa malah percaya dan berdebar-debar mendengar kalimatku?" Katanya lagi, tatapan dan senyuman evil khas milik Kyu kembali ia pamerkan (Author melting)
"Kau..." Ucap Rachel geram dengan tingkah Kyu
"Aku cuma bercanda, Jongmal mianhe nee?" Katanya seraya melangkah memasuki villa
------------------------
Malam harinya villa kembali ramai karena rombongan sudah kembali dari Seoul, mereka membawa banyak oleh-oleh, dan bahan makanan. Semua setuju untuk berpesta di luar rumah seperti kemarin. Rachel menceritakan pengalaman anehnyaa dengan Kyu tdi bersama Yesung dan Maggie. Mereka mendengarkan,
Selesai makan daging panggangan semua membuat Api unggun daan duduk megelilingi api itu. Sementara Justin berbaring di tengah rerumputan dan memandang ke atas, menikmati hujan bintang di angkasa. Rachel menghampirinya dan duduk di sebelahnya, Justin langsung terbangun dia terbatuk.
"Kau masih sakit?" Tanya Rachel
"Ya.. Tadi siang itu kelihatannya tanda bahwa kondisiku memburuk lagi" jawab Justin
"Begitu.. Oh ya, mau tepati janji?"
"Ooh ya.. Tanyakan pertanyaan pertama"
1. Siapa orang yang terpenting dalam hidupmu?
"Semua orang yang membuatku bisa seperti sekarang" jawab Justin pipinya memerah malu, Rachel tertawa kecil
2. Siapa orang yang paling berharga bagimu?
"Terlalu banyak, sampai-sampai aku tak sanggup mengatakannya" jawab Justin lagi, dia tersenyum menatap Rachel
3. Siapa orang yang paling kau cintai di dunia ini satelah Tuhan, dan keluargamu?
Justin menatap Rachel penuh arti, dia tersenyum lalu tertunduk lalu menaikkan resleting jaketnya.
"Sepertinya itu melanggar privasi" ujar Rachel
"Tidak, orang yang paling kucintaaai setelah Tuhan dan Mama adalah.."
Justin teringat asebuah nama yang ia tulis di kolom jawaban buku Rachel, tulisan yang membuatnya ditertawakan oleh Ryan, dan Caitlin, tulisaan yang membuatnya semakin merasakan rindu yang menyiksa.
"Selena" jawab Justin
Rachel tersenyum manis dia tau itu pasti jawaban Justin sekarang gadis itu yakin Justin tak memiliki perasaan lagi padanya
No comments:
Post a Comment