Justin terbangun, dia berbalik dan melihatmu yang sedang tertidur.. Dia kaget
"Kenapa miwa tidur disini?" Katanya dalam hati.."Biarlah..aku tidur di kursi itu saja"
Justin mencoba bangun, dia bergerak agak lambat agar tak membangunkanmu.. Dia mendekati kursi yang dia lihat tadi, dan mencoba berbaring disana,
"Eh, bantalnya ketinggalan"
Dia mengambil satu bantal dengan perlahan, lalu menyelimutimu, dan tidur di kursi..
Pagi hari kamu terbangun,
Kamu : emm... Ko aku disini?? Justinnya mana?
Kamu melihat Justin yang tertidur di kursi, kamu mendekatinya..
Kamu : dia kenapa tidur disini?? Udah tau lagi sakit.. Ga pake selimut lagi
Kamu mengambil selimut lalu menyelimuti Justin, dia mengigau
Justin : miwa... Awas.. Nanti kamu jatuh
Kamu : --" apaan si ni orang?? Bikin perasaan ga enak aja.. Justin, kamu mimpi buruk?? *mengoyang-goyang pundak Justin
Justin terbangun, dia terlihat cemas dan langsung memelukmu..keringat dingin membasahi wajahnya
Kamu : a..ada apa?? Jangan memelukku seperti ini.. Kamu mimpi apa?
Justin tak menjawab dia memelukmu semakin erat, kamu mengelus punggungnya dan berusaha menenangkannya
Kamu : ada apa?? Bisa ceritakan padaku?? Aku janji akan mendengarkan
Justin : kamu jangan ke lantai dua.. Aku mohon, jangan pernah ke lantai dua
Kamu : hah? Di lantai dua hanya ada loteng, untuk apa aku kesana.. Kunci lotengnya juga mama yang pegang
Justin : aku tidak peduli.. Jangan ke lantai dua, atau ke tempat-tempat tinggi
Kamu : kelasku di lantai dua --" masa tak boleh masuk kelas
Justin : bukan begitu.. *melepaskan pelukannya* aku bermimpi kita ada di sebuah tempat, kamu mendekati sesuatu aku sudah memperingatkanmu agar jangan kesana, kamu tak mendengarku dan terjatuh.. Aku tak mau jika itu sampai terjadi sungguhan
Kamu : seperti apa tempatnya?
Justin : seperti sebuah bukit.. Tapi ada pagarnya
Kamu : aku tak pernah ketempat itu.. Kamu juga kan?
Justin : *mengangguk
Kamu : kalau begitu jangan ke tempat itu saja.. Mudah kan?
Justin tersenyum terpaksa.. Kamu mengelus pipinya yang lembut, lalu mencubitnya
Justin : aww!
Kamu : haha :DD itu bukan senyumannya Justin, aku buatkan sarapan dulu ya?
Justin : emm..
Kamu : kamu berbaring saja di kasur, kenapa si pake acara pindah segala?
Justin : masa kita tidur satu kasur berdua? Entar kenapa-napa gimana
Kamu : iya, juga si..
Kamu menawarkan bantuan untuk Justin, tapi dia menolaknya.. Dia berusaha bangkit tapi.. Tiba-tiba dia terjatuh kamu menahannya
Justin : kepalaku sakit lagi.. Kenapa ya?
Kamu : mau ke rumah sakit? Aku antar ko
Justin : tidak..tidak usah
Kamu : demammu kelihatannya makin parah, pake acara pindah si.. Jadi makin parah
Justin : hehe..
Kamu memapahnya kembali ke tempat tidur dan membaringkannya
Kamu : kamu kaya boneka kalo lemes kaya gini hihi :D
Justin : ga lucu..
Kamu : lucu ko..imut banget malah
Justin : --"
Kamu : haha :DD
Kamu melangkah pergi meninggalkan Justin di kamar.. Kamu mandi, mengganti pakaianmu dan membuatkan sarapan, saat sedang memasak ada yang memelukmu dari belakang, itu Justin
Kamu : he...hei..
Justin : aku kangen dengan wangi parfummu :3
Kamu : --" kirain kenapa..
Kamu memegang kepala Justin dan merasakan ada sesuatu yang timbul
Kamu : Justin kamu benjol??
Justin : hehe.. Ketauan :p
Kamu : ko?? Kapan?? Ko aku ga tau
Justin : kamu ga liat.. Kemarin aku jatoh kepalaku membentur pintu jadi begini
Kamu : dasar ceroboh
Justin : ceroboh juga kamu naksir ini *memeluk semakin erat
Kamu : lepaskan aku.... Nanti tanganmu kena kompor atau minyak panas lagi
Justin : dasar ga bisa diajak romantis
Kamu : kamunya yang ga bisa liat suasana yang tepat buat romantis
Justin duduk di meja kecil di dapur, dia memperhatikanmu yang sedang memasak. Kamu menoleh, dia tersenyum kamu membalas senyumannya
Justin : aku ke ruang tengah ya
Kamu : mm
Kamu kembali memasak, tak lama kamu mendengar suara ketukan.. Kamu menghampiri pintu depan mamamu sedang pergi keluar, Justin entah kemana.. Kamu membukanya, ada seorang anak laki-laki seumuran denganmu dia tersenyum manis sambil membawa sebuah bingkisan
Kamu : ya?
Dia : kenalkan aku tetangga barumu, namaku Devan
Kamu : Devan?? Aku Miwa.. Salam kenal ya :D
Devan : ini ada bingkisan dari ibuku
Kamu : wah, makasih ya..
Kamu mengintip apa isinya ternyata beberapa bungkus kue kering favoritmu
Kamu : katakan pada ibumu, aku sangat menyukainya.. Mamaku juga pasti menyukainya
Devan : apa kamu sendirian di rumah
Kamu : mm... Tidak, ada sepupuku
Devan : oh, baiklah.. Kapan-kapan aku kesini lagi.. Dah miwa!
Kamu : daah
Kamu menutup pintunya, dan masuk.. Kamu melihat Justin yang kebingungan
Kamu : ada apa Justin?
Justin : ko iPhoneku ga ada ya??
Kamu : eh?? Benarkah?? Kamu kemarin di simpan dimana?
Justin : di saku mantelku
Kamu : coba kulihat
Kamu menuju ruang cuci dan melihat mantel Justin yang tergantung, kamu merogoh setiap sakunya dan menemukan iPhone Justin, kamu memberikannya pada Justin dia tersenyum lega
Justin : kalau sampai hilang bisa mati aku
Kamu : kenapa memangnya?
Justin : habisnya ada nomormu disini kalau sampai aku kehilangan nomormu aku bisa habis
Kamu : lebay ah, ayo sarapan dulu.. Kamu juga kelihatannya sudah baikan
Justin : kan yang merawatku seorang dewi.. Jadi cepat sembuhnya
Kamu : --" masih bisa menggoda rupanya
Justin tertawa, kalian menuju ruang makan,pagi itu kamu membuat sandwich dan telur goreng, Justin duduk disebelahmu, kalian menyantap sarapan masing-masing.. Selesai makan kamu menatap keluar, mulai turun salju
Kamu : pagi-pagi sudah turun salju...
Kamu membawa piring kotor ke dapur dan mencucinya, Justin membantumu.. Bukannya cuci piring kalian malah main air --" (bener-bener ga pernah bisa serius kalian) kamu tertawa lepas, Justin memelukmu dan menggendongmu ke kamar tamu..
Justin : kamu berat
Kamu : salah sendiri pake gendong-gendong segala ga ada yang nyuruh juga kan?
Justin : iya juga ya... Mmm, kamu ada baju ganti?? Aku mau mandi
Kamu : ada.. Tunggu sebentar mama menyimpannya di loteng
Justin yang tadinya terlihat manja dan senang, berubah menjadi sangat cemas
Justin : apa tak ada tempat lain?
Kamu : habisnya itu kan baju sepupuku bukan bajuku
Justin : maksudnya,apa tak ada baju bekas ayahmu di lemari baju ibumu
Kamu : tidak ada lah --" jangan khawatir, takkan terjadi apa-apa
Justin : aku ikut ke loteng
Kamu : ok,ok
Justin membuntutimu menuju loteng, kamu membuka pintu loteng dan masuk kesana, kamu membuka jendela yang ada disana agar ada udara yang masuk, Justin menggenggam tanganmu erat sekali, kamu mencari dimana letak koper tua itu disimpan
Kamu : itu dia!
koper itu di letakan di sebuah lemari yang sudah sangat usang, dan hampir roboh karena kakinya tinggal tiga,kamu menghampirinya
Justin : jangan! Biar aku saja yang ambil
Kamu : baiklah, hati-hati
Justin mengambil koper tua itu dengan hati-hati.. Kamu menunggu di belakangnya, lemari itu tiba-tiba saja akan jatuh kamu spontan menahannya
Justin : miwa,
Kamu : cepat.. Lemarinya mau roboh nih
Justin berhasil mengambil kopernya, lalu membantumu mengembalikan keseimbangan lemari tadi, dia menarikmu untuk segera meninggalkan loteng
Justin : kalau tadi kamu yang ambil kamu pasti celaka
Kamu : kamu juga tadi hampir celaka
Justin : aku tidak akan apa-apa tapi kalau kamu aku tidak yakin
Kamu mencoba untuk memahami perasaan Justin, dan berusaha untuk lebih hati-hati jika ada di tempat tinggi..satu hari, kamu diajak bertemu dengan Taylor di tempat biasa kebetulan Justin juga mengajakmu kesana jadi kamu meminta Justin untuk menemanimu. kalian sampai di tempat janji tempat itu berada di lantai dua..
Justin : rasanya aku pernah kemari
Kamu : haha.. Jelas pernah kemari, ini tempat pertama aku dan Taylor berkenalan kan?
Justin : benar.. Aku lupa :p
Kamu mengobrol dengan Taylor, kalian sudah seperti adik kaka.. Mulai minggu depan kamu akan rekaman sebuah lagu yang Taylor buatkan spesial untukmu
Justin : curang! Aku juga mau dibuatkan lagu oleh Taylor :T
Kamu : haha :DD anggap saja lagu ini dibuatkan Taylor untukmu tapi yang menyanyikannya aku
Justin : ngawur..
Taylor : haha Justin kita lain kesempatan saja ya??
Justin : iya deh.. Aku akan menunggu saat itu
Taylor : baiklah.. Tunggu saja
Kamu : apa judul lagunya?
Taylor : rahasia.. ;) Justin tak boleh sampai tau
Justin : hah? Ko begitu?? Tidak adil
Kamu : ok.. ;) pasti spesial sekali
Taylor : sangat spesial
Taylor berpamitan pulang, kamu dan Justin menikmati pemandangan dari atas situ
Kamu : indah sekali ya?
Justin : kamu benar.. Kita ke pantai ya? Aku bosan disini
Kamu : boleh..
Justin mengajakmu ke sebuah pantai, singkat cerita kamu sudah sampai di pantai yang ada di dekat rumahmu kebetulan disana ada Ryan,Chaz,Chris,Caitlin,Tyler dan yang lainnya.. Kalian bergabung
Ryan : ehem.. Yang akhirnya baikan
Kamu dan Justin hanya tersenyum, Chaz menatapmu serius kamu tersenyum kearahnya dia membalas senyumanmu.. Justin main dengan Ryan dan Chris di bibir pantai kamu duduk di pinggir pantai dan menonton Justin bermain.. Chaz tiba-tiba duduk di sebelahmu
Chaz : rifa, kamu sudah baikan dengan Justin?
Kamu : ya.. Ada apa?
Chaz : hanya bertanya.. Oya, apa warna favoritmu?
Kamu : aku?? Mmm.. Putih, kenapa?
Chaz : seperti orang yang menyukainya.. Hatinya putih :)
Kamu : haha :D bisa saja kamu ini
Chaz : kamu suka main basket?
Kamu : tidak juga, aku cuma suka menonton basket bukan memainkannya :p
Chaz : ahaha ada juga orang sepertimu
Kamu : pasti banyak Chaz hanya saja kamu tak mengenalnya
Chaz : bisa jadi.. Oh ya, apa yang kamu suka dari Justin?
Kamu : mmmm... Banyak tak bisa di sebutkan satu persatu yang jelas aku suka senyumannya :3 manis seperti permen
Chaz : menurutku senyumanmu manisnya melebihi permen *memegang tanganmu
Kamu menatap Chaz dia menatapmu dalam sekali, Justin berhenti bermain dan menatapmu kesal dia mau menghamipirmu tapi Ryan menahannya
Justin : aku mau menghampiri miwa dulu
Ryan : aku mau tanya padamu...
Kamu : Chaz, ada apa denganmu?? Tolong jangan berbuat yang aneh-aneh
Chaz : aku tak berbuat yang aneh-aneh..
Kamu : tapi perasaanku tidak enak.. Aku tidak mau menyakiti hati Justin
Chaz : aku tau...
Chaz beranjak lalu meninggalkanmu.. Kamu menunduk, Caitlin mendekatimu
Caitlin : sendirian?
Kamu : :) *mengangguk
Caitlin : kamu manis.. Justin tidak salah pilih
Kamu : makasih :) mana Tyler?
Caitlin : dia pulang.. Padahal aku masih mau bicara dengannya
Kamu : haha :DD
Caitlin : Chaz bicara apa padamu?
Kamu : tidak bicara apa-apa... Cuma percakapan biasa
Caitlin : oh... Tapi Chaz kelihatan seperti sedang kecewa
Kamu : aku tidak tau..
Caitlin : kita gabung main yu! Aku lagi mood main air nih
Kamu : ayo
Caitlin langsung menarik tanganmu ke bibir pantai, kalian bergabung main air bersama Chris, Ryan dan Justin kelihatannya Chaz sudah pulang, kamu agak kuatir dengannya kamu tidak enak hati dengan kata-katamu tadi.. Justin menatapmu curiga, kamu menatapnya lalu tersenyum, dia tidak membalas senyumanmu
Kamu heran dengan sikap Justin yang berubah 360 derajat, kamu hanya bisa menebak kalau Justin cemburu melihatmu dengan Chaz tadi, kamu mencoba mendekatinya yang terduduk di pinggir pantai
Kamu : Justin, kamu marah??
Justin : tidak, untuk apa aku marah?
Kamu : jangan bohong.. Kamu marah kan melihatku dan Chaz tadi??
Justin : tidak..
Kamu : tatap mataku ketika aku sedang bicara denganmu! Ini serius
Justin menghiraukanmu dia menatap lurus ke depan, dia kelihatannya benar-benar marah.. Suasana sedang buruk seperti ini di tambah lagi dengan Devan yang menghampirimu dan menepuk pundakmu
Devan : miwa, ibumu mencarimu
Kamu : mmm.. Tunggu sebentar lagi
Justin menatap Devan tajam, lalu memandangmu sini dan beranjak.. Kamu berdiri dan memegang tangannya
Kamu : Justin, kamu marah kan? Aku minta maaf
Justin tak menjawab dia melangkah pergi, kamu tak bisa menahannya lagi.. Kamu pulang bersama Devan, di perjalanan Devan memegang tanganmu dia tersenyum manis
Devan : apa pacarmu itu marah aku menjemputmu?
Kamu : bukan, bukan karenamu.. Karena orang lain
Devan : aku tidak yakin, tadi dia menatapku tajam..
Kamu : dia memang begitu..
Kamu dan Devan sampai di rumah, dia pamitan pulang, kamu melambaikan tanganmu, dia membalasnya.. Kamu masuk ke rumah dan minta maaf karena pulang kemalaman pada mamamu. Dia memelukmu dan memebelai rambutmu
Mama : pergilah ke kamarmu... Justin bilang dia akan menemuimu nanti malam
Kamu : ok.. Ma :)
Mama : oya, kamu ingat dengan Dygta??
Kamu : ka Dygta maksud mama?
Mama : ya, ka Dygta
Kamu : ada apa dengannya?
Mama : dia akan kesini sebentar lagi.. Dan menginap disini selama liburan musim dingin
Kamu : benarkah!! Horeee!!!!
Kamu bena-benar senang ka Dygta sepupumu akan menginap di rumahmu selama liburan musim dingin, Dygta ini sering mendengarkan curhatanmu walaupun dia seorang laki-laki.. Dan selalu berhasil menemukan pemecahannya
Setelah ka Dygta sampai kamu banyak bercerita dengannya termasuk menceritakan hubunganmu dengan Justin. Awalnya dia tak percaya tapi kamu memperlihatkan semua foto-fotomu bersama Justin, akhirnya dia percaya
Singkat cerita kamu sedang menunggu Justin datang menjemputmu sesuai janjinya. Kamu bermain dengan ka Dygta di halaman belakang. Karena asik bermain kamu tidak sadar Justin sudah datang dan memarkirkan mobilnya di sebrang halaman belakang rumahmu.. Dia benar-benar marah melihatmu dengan ka Dygta main.. Dia tak sengaja menginjak kaleng bekas
Trak!
Kamu : Justin!
Dygta : jadi dia Justin Bieber itu
Kamu dan ka Dygta menghampiri Justin di sebrang jalan, kamu memeluknya, Justin tak melakukan apapun, tangannya terkepal..
Kamu : kamu masih marah karena tadi?
Justin : tidak, untuk apa? Ayo, pergi
Kamu : ka.. Bilang pada mama aku sudah berangkat
Dygta : oke.. Hati-hati nyetirnya Justin
Justin menatap Ka Dygta tajam, lalu masuk ke mobil, kamu juga masuk ke mobil Justin,
Justin mengajakmu ke sebuah taman, kalian duduk di sebuah bangku
Kamu : kamu masih marah?
Justin : tidak, aku sedang kesal saja
Kamu : kesal?? Maaf jika aku membuatmu kesal
Justin : kamu bisa mendapatkan perhatian dari 3 cowo itu hebat sekali.. Kelihatannya jika aku pergi jauh aku tak perlua kuatir lagi
Kamu : apa maksudmu?
Justin : Chaz menyukai kamu tau!! *agak membentak
Kamu : a...apa?? Jangan bercanda
Justin : iya.. Aku tidak bercanda lalu anak tadi.. Dia bahkan mau menjemputmu dan mencarimu ke pantai karena ibumu mengkhawatirkanmu.. Itu lucu
Kamu : dia itu sahabatku jadi wajar saja Justin
Justin : dan terakhir, ada seorang cowo yang lebih tampil keren dariku bermain dan memelukmu di depan mataku!!
Kamu : itu sepupuku... Dia ka Dygta yang pernah kuceritakan
Justin : bisakah aku memegang kata-katamu?
Kamu : kamu tak percaya padaku??
Justin : setelah apa yang kulihat?? Kamu masih memintaku percaya padamu??
Kamu : kamu salah paham!!! *bangkit dari tempat duduk
Justin : Chaz sendiri yang bilang padaku kalau dia menyukaimu kamu bilang itu salah paham!!! *membentak
Kamu : aku tak menyukainya, lagipula dia tak melakukan apapun dia juga belum menyatakannya padaku
Justin : apa aku harus menunggunya melakukan itu?
Kamu : tidak tapi
Justin : dan apakah aku tak boleh marah kamu di peluk cowo lain?
Kamu : aku tanya padamu, apa aku tak marah ketika kamu mencium JV hah!!
Justin : jangan bicarakan masa lalu,!! Dan jangan alihkan pembicaraan
Kamu : kamu tak bisa menjawabnya kan?? Heh,
Justin : masalah itu sudah selesai itu hanya salah paham!! Camkan itu
Kamu : dan apakah ini juga bukan salah paham??? Jawab aku!!!
Kamu menutupi wajahmu, karena kamu mulai menangis, Justin terdiam.. Dia menghela nafas dan memelukmu..
Kamu melepaskan pelukan Justin dan berjalan pergi.. Kamu menangis malam itu,
Kamu keluar dari taman, Justin ternyata mengejarmu.. Dia menggenggam tanganmu
Justin : maaf Shawty
Kamu : tolong biarkan aku sendiri
Justin menghapus airmatamu, lalu menggenggam tanganmu dan meletakannya di dadanya... Kamu menatapnya, dia tersenyum tipis
Justin : aku emosi tadi.. Tolong maafkan aku
Kamu : sebaiknya kamu pergi sekarang, ini bukan permainan.. Maaf, tapi jangan hubungi aku lagi.. Aku cape dengan semua ini
Justin : tolong jangan akhiri hubungan kita miwa.. Aku benar-benar memohon padamu
Kamu : maaf..
Kamu berlari meninggalkan Justin, samar-samar kamu mendengar Justin mengatakan sesuatu kamu tak mendengarkannya.. Dan terus berlari.. Kamu sampai di sebrang jalan tapi
BRUAKK!!!
"Kenapa miwa tidur disini?" Katanya dalam hati.."Biarlah..aku tidur di kursi itu saja"
Justin mencoba bangun, dia bergerak agak lambat agar tak membangunkanmu.. Dia mendekati kursi yang dia lihat tadi, dan mencoba berbaring disana,
"Eh, bantalnya ketinggalan"
Dia mengambil satu bantal dengan perlahan, lalu menyelimutimu, dan tidur di kursi..
Pagi hari kamu terbangun,
Kamu : emm... Ko aku disini?? Justinnya mana?
Kamu melihat Justin yang tertidur di kursi, kamu mendekatinya..
Kamu : dia kenapa tidur disini?? Udah tau lagi sakit.. Ga pake selimut lagi
Kamu mengambil selimut lalu menyelimuti Justin, dia mengigau
Justin : miwa... Awas.. Nanti kamu jatuh
Kamu : --" apaan si ni orang?? Bikin perasaan ga enak aja.. Justin, kamu mimpi buruk?? *mengoyang-goyang pundak Justin
Justin terbangun, dia terlihat cemas dan langsung memelukmu..keringat dingin membasahi wajahnya
Kamu : a..ada apa?? Jangan memelukku seperti ini.. Kamu mimpi apa?
Justin tak menjawab dia memelukmu semakin erat, kamu mengelus punggungnya dan berusaha menenangkannya
Kamu : ada apa?? Bisa ceritakan padaku?? Aku janji akan mendengarkan
Justin : kamu jangan ke lantai dua.. Aku mohon, jangan pernah ke lantai dua
Kamu : hah? Di lantai dua hanya ada loteng, untuk apa aku kesana.. Kunci lotengnya juga mama yang pegang
Justin : aku tidak peduli.. Jangan ke lantai dua, atau ke tempat-tempat tinggi
Kamu : kelasku di lantai dua --" masa tak boleh masuk kelas
Justin : bukan begitu.. *melepaskan pelukannya* aku bermimpi kita ada di sebuah tempat, kamu mendekati sesuatu aku sudah memperingatkanmu agar jangan kesana, kamu tak mendengarku dan terjatuh.. Aku tak mau jika itu sampai terjadi sungguhan
Kamu : seperti apa tempatnya?
Justin : seperti sebuah bukit.. Tapi ada pagarnya
Kamu : aku tak pernah ketempat itu.. Kamu juga kan?
Justin : *mengangguk
Kamu : kalau begitu jangan ke tempat itu saja.. Mudah kan?
Justin tersenyum terpaksa.. Kamu mengelus pipinya yang lembut, lalu mencubitnya
Justin : aww!
Kamu : haha :DD itu bukan senyumannya Justin, aku buatkan sarapan dulu ya?
Justin : emm..
Kamu : kamu berbaring saja di kasur, kenapa si pake acara pindah segala?
Justin : masa kita tidur satu kasur berdua? Entar kenapa-napa gimana
Kamu : iya, juga si..
Kamu menawarkan bantuan untuk Justin, tapi dia menolaknya.. Dia berusaha bangkit tapi.. Tiba-tiba dia terjatuh kamu menahannya
Justin : kepalaku sakit lagi.. Kenapa ya?
Kamu : mau ke rumah sakit? Aku antar ko
Justin : tidak..tidak usah
Kamu : demammu kelihatannya makin parah, pake acara pindah si.. Jadi makin parah
Justin : hehe..
Kamu memapahnya kembali ke tempat tidur dan membaringkannya
Kamu : kamu kaya boneka kalo lemes kaya gini hihi :D
Justin : ga lucu..
Kamu : lucu ko..imut banget malah
Justin : --"
Kamu : haha :DD
Kamu melangkah pergi meninggalkan Justin di kamar.. Kamu mandi, mengganti pakaianmu dan membuatkan sarapan, saat sedang memasak ada yang memelukmu dari belakang, itu Justin
Kamu : he...hei..
Justin : aku kangen dengan wangi parfummu :3
Kamu : --" kirain kenapa..
Kamu memegang kepala Justin dan merasakan ada sesuatu yang timbul
Kamu : Justin kamu benjol??
Justin : hehe.. Ketauan :p
Kamu : ko?? Kapan?? Ko aku ga tau
Justin : kamu ga liat.. Kemarin aku jatoh kepalaku membentur pintu jadi begini
Kamu : dasar ceroboh
Justin : ceroboh juga kamu naksir ini *memeluk semakin erat
Kamu : lepaskan aku.... Nanti tanganmu kena kompor atau minyak panas lagi
Justin : dasar ga bisa diajak romantis
Kamu : kamunya yang ga bisa liat suasana yang tepat buat romantis
Justin duduk di meja kecil di dapur, dia memperhatikanmu yang sedang memasak. Kamu menoleh, dia tersenyum kamu membalas senyumannya
Justin : aku ke ruang tengah ya
Kamu : mm
Kamu kembali memasak, tak lama kamu mendengar suara ketukan.. Kamu menghampiri pintu depan mamamu sedang pergi keluar, Justin entah kemana.. Kamu membukanya, ada seorang anak laki-laki seumuran denganmu dia tersenyum manis sambil membawa sebuah bingkisan
Kamu : ya?
Dia : kenalkan aku tetangga barumu, namaku Devan
Kamu : Devan?? Aku Miwa.. Salam kenal ya :D
Devan : ini ada bingkisan dari ibuku
Kamu : wah, makasih ya..
Kamu mengintip apa isinya ternyata beberapa bungkus kue kering favoritmu
Kamu : katakan pada ibumu, aku sangat menyukainya.. Mamaku juga pasti menyukainya
Devan : apa kamu sendirian di rumah
Kamu : mm... Tidak, ada sepupuku
Devan : oh, baiklah.. Kapan-kapan aku kesini lagi.. Dah miwa!
Kamu : daah
Kamu menutup pintunya, dan masuk.. Kamu melihat Justin yang kebingungan
Kamu : ada apa Justin?
Justin : ko iPhoneku ga ada ya??
Kamu : eh?? Benarkah?? Kamu kemarin di simpan dimana?
Justin : di saku mantelku
Kamu : coba kulihat
Kamu menuju ruang cuci dan melihat mantel Justin yang tergantung, kamu merogoh setiap sakunya dan menemukan iPhone Justin, kamu memberikannya pada Justin dia tersenyum lega
Justin : kalau sampai hilang bisa mati aku
Kamu : kenapa memangnya?
Justin : habisnya ada nomormu disini kalau sampai aku kehilangan nomormu aku bisa habis
Kamu : lebay ah, ayo sarapan dulu.. Kamu juga kelihatannya sudah baikan
Justin : kan yang merawatku seorang dewi.. Jadi cepat sembuhnya
Kamu : --" masih bisa menggoda rupanya
Justin tertawa, kalian menuju ruang makan,pagi itu kamu membuat sandwich dan telur goreng, Justin duduk disebelahmu, kalian menyantap sarapan masing-masing.. Selesai makan kamu menatap keluar, mulai turun salju
Kamu : pagi-pagi sudah turun salju...
Kamu membawa piring kotor ke dapur dan mencucinya, Justin membantumu.. Bukannya cuci piring kalian malah main air --" (bener-bener ga pernah bisa serius kalian) kamu tertawa lepas, Justin memelukmu dan menggendongmu ke kamar tamu..
Justin : kamu berat
Kamu : salah sendiri pake gendong-gendong segala ga ada yang nyuruh juga kan?
Justin : iya juga ya... Mmm, kamu ada baju ganti?? Aku mau mandi
Kamu : ada.. Tunggu sebentar mama menyimpannya di loteng
Justin yang tadinya terlihat manja dan senang, berubah menjadi sangat cemas
Justin : apa tak ada tempat lain?
Kamu : habisnya itu kan baju sepupuku bukan bajuku
Justin : maksudnya,apa tak ada baju bekas ayahmu di lemari baju ibumu
Kamu : tidak ada lah --" jangan khawatir, takkan terjadi apa-apa
Justin : aku ikut ke loteng
Kamu : ok,ok
Justin membuntutimu menuju loteng, kamu membuka pintu loteng dan masuk kesana, kamu membuka jendela yang ada disana agar ada udara yang masuk, Justin menggenggam tanganmu erat sekali, kamu mencari dimana letak koper tua itu disimpan
Kamu : itu dia!
koper itu di letakan di sebuah lemari yang sudah sangat usang, dan hampir roboh karena kakinya tinggal tiga,kamu menghampirinya
Justin : jangan! Biar aku saja yang ambil
Kamu : baiklah, hati-hati
Justin mengambil koper tua itu dengan hati-hati.. Kamu menunggu di belakangnya, lemari itu tiba-tiba saja akan jatuh kamu spontan menahannya
Justin : miwa,
Kamu : cepat.. Lemarinya mau roboh nih
Justin berhasil mengambil kopernya, lalu membantumu mengembalikan keseimbangan lemari tadi, dia menarikmu untuk segera meninggalkan loteng
Justin : kalau tadi kamu yang ambil kamu pasti celaka
Kamu : kamu juga tadi hampir celaka
Justin : aku tidak akan apa-apa tapi kalau kamu aku tidak yakin
Kamu mencoba untuk memahami perasaan Justin, dan berusaha untuk lebih hati-hati jika ada di tempat tinggi..satu hari, kamu diajak bertemu dengan Taylor di tempat biasa kebetulan Justin juga mengajakmu kesana jadi kamu meminta Justin untuk menemanimu. kalian sampai di tempat janji tempat itu berada di lantai dua..
Justin : rasanya aku pernah kemari
Kamu : haha.. Jelas pernah kemari, ini tempat pertama aku dan Taylor berkenalan kan?
Justin : benar.. Aku lupa :p
Kamu mengobrol dengan Taylor, kalian sudah seperti adik kaka.. Mulai minggu depan kamu akan rekaman sebuah lagu yang Taylor buatkan spesial untukmu
Justin : curang! Aku juga mau dibuatkan lagu oleh Taylor :T
Kamu : haha :DD anggap saja lagu ini dibuatkan Taylor untukmu tapi yang menyanyikannya aku
Justin : ngawur..
Taylor : haha Justin kita lain kesempatan saja ya??
Justin : iya deh.. Aku akan menunggu saat itu
Taylor : baiklah.. Tunggu saja
Kamu : apa judul lagunya?
Taylor : rahasia.. ;) Justin tak boleh sampai tau
Justin : hah? Ko begitu?? Tidak adil
Kamu : ok.. ;) pasti spesial sekali
Taylor : sangat spesial
Taylor berpamitan pulang, kamu dan Justin menikmati pemandangan dari atas situ
Kamu : indah sekali ya?
Justin : kamu benar.. Kita ke pantai ya? Aku bosan disini
Kamu : boleh..
Justin mengajakmu ke sebuah pantai, singkat cerita kamu sudah sampai di pantai yang ada di dekat rumahmu kebetulan disana ada Ryan,Chaz,Chris,Caitlin,Tyler dan yang lainnya.. Kalian bergabung
Ryan : ehem.. Yang akhirnya baikan
Kamu dan Justin hanya tersenyum, Chaz menatapmu serius kamu tersenyum kearahnya dia membalas senyumanmu.. Justin main dengan Ryan dan Chris di bibir pantai kamu duduk di pinggir pantai dan menonton Justin bermain.. Chaz tiba-tiba duduk di sebelahmu
Chaz : rifa, kamu sudah baikan dengan Justin?
Kamu : ya.. Ada apa?
Chaz : hanya bertanya.. Oya, apa warna favoritmu?
Kamu : aku?? Mmm.. Putih, kenapa?
Chaz : seperti orang yang menyukainya.. Hatinya putih :)
Kamu : haha :D bisa saja kamu ini
Chaz : kamu suka main basket?
Kamu : tidak juga, aku cuma suka menonton basket bukan memainkannya :p
Chaz : ahaha ada juga orang sepertimu
Kamu : pasti banyak Chaz hanya saja kamu tak mengenalnya
Chaz : bisa jadi.. Oh ya, apa yang kamu suka dari Justin?
Kamu : mmmm... Banyak tak bisa di sebutkan satu persatu yang jelas aku suka senyumannya :3 manis seperti permen
Chaz : menurutku senyumanmu manisnya melebihi permen *memegang tanganmu
Kamu menatap Chaz dia menatapmu dalam sekali, Justin berhenti bermain dan menatapmu kesal dia mau menghamipirmu tapi Ryan menahannya
Justin : aku mau menghampiri miwa dulu
Ryan : aku mau tanya padamu...
Kamu : Chaz, ada apa denganmu?? Tolong jangan berbuat yang aneh-aneh
Chaz : aku tak berbuat yang aneh-aneh..
Kamu : tapi perasaanku tidak enak.. Aku tidak mau menyakiti hati Justin
Chaz : aku tau...
Chaz beranjak lalu meninggalkanmu.. Kamu menunduk, Caitlin mendekatimu
Caitlin : sendirian?
Kamu : :) *mengangguk
Caitlin : kamu manis.. Justin tidak salah pilih
Kamu : makasih :) mana Tyler?
Caitlin : dia pulang.. Padahal aku masih mau bicara dengannya
Kamu : haha :DD
Caitlin : Chaz bicara apa padamu?
Kamu : tidak bicara apa-apa... Cuma percakapan biasa
Caitlin : oh... Tapi Chaz kelihatan seperti sedang kecewa
Kamu : aku tidak tau..
Caitlin : kita gabung main yu! Aku lagi mood main air nih
Kamu : ayo
Caitlin langsung menarik tanganmu ke bibir pantai, kalian bergabung main air bersama Chris, Ryan dan Justin kelihatannya Chaz sudah pulang, kamu agak kuatir dengannya kamu tidak enak hati dengan kata-katamu tadi.. Justin menatapmu curiga, kamu menatapnya lalu tersenyum, dia tidak membalas senyumanmu
Kamu heran dengan sikap Justin yang berubah 360 derajat, kamu hanya bisa menebak kalau Justin cemburu melihatmu dengan Chaz tadi, kamu mencoba mendekatinya yang terduduk di pinggir pantai
Kamu : Justin, kamu marah??
Justin : tidak, untuk apa aku marah?
Kamu : jangan bohong.. Kamu marah kan melihatku dan Chaz tadi??
Justin : tidak..
Kamu : tatap mataku ketika aku sedang bicara denganmu! Ini serius
Justin menghiraukanmu dia menatap lurus ke depan, dia kelihatannya benar-benar marah.. Suasana sedang buruk seperti ini di tambah lagi dengan Devan yang menghampirimu dan menepuk pundakmu
Devan : miwa, ibumu mencarimu
Kamu : mmm.. Tunggu sebentar lagi
Justin menatap Devan tajam, lalu memandangmu sini dan beranjak.. Kamu berdiri dan memegang tangannya
Kamu : Justin, kamu marah kan? Aku minta maaf
Justin tak menjawab dia melangkah pergi, kamu tak bisa menahannya lagi.. Kamu pulang bersama Devan, di perjalanan Devan memegang tanganmu dia tersenyum manis
Devan : apa pacarmu itu marah aku menjemputmu?
Kamu : bukan, bukan karenamu.. Karena orang lain
Devan : aku tidak yakin, tadi dia menatapku tajam..
Kamu : dia memang begitu..
Kamu dan Devan sampai di rumah, dia pamitan pulang, kamu melambaikan tanganmu, dia membalasnya.. Kamu masuk ke rumah dan minta maaf karena pulang kemalaman pada mamamu. Dia memelukmu dan memebelai rambutmu
Mama : pergilah ke kamarmu... Justin bilang dia akan menemuimu nanti malam
Kamu : ok.. Ma :)
Mama : oya, kamu ingat dengan Dygta??
Kamu : ka Dygta maksud mama?
Mama : ya, ka Dygta
Kamu : ada apa dengannya?
Mama : dia akan kesini sebentar lagi.. Dan menginap disini selama liburan musim dingin
Kamu : benarkah!! Horeee!!!!
Kamu bena-benar senang ka Dygta sepupumu akan menginap di rumahmu selama liburan musim dingin, Dygta ini sering mendengarkan curhatanmu walaupun dia seorang laki-laki.. Dan selalu berhasil menemukan pemecahannya
Setelah ka Dygta sampai kamu banyak bercerita dengannya termasuk menceritakan hubunganmu dengan Justin. Awalnya dia tak percaya tapi kamu memperlihatkan semua foto-fotomu bersama Justin, akhirnya dia percaya
Singkat cerita kamu sedang menunggu Justin datang menjemputmu sesuai janjinya. Kamu bermain dengan ka Dygta di halaman belakang. Karena asik bermain kamu tidak sadar Justin sudah datang dan memarkirkan mobilnya di sebrang halaman belakang rumahmu.. Dia benar-benar marah melihatmu dengan ka Dygta main.. Dia tak sengaja menginjak kaleng bekas
Trak!
Kamu : Justin!
Dygta : jadi dia Justin Bieber itu
Kamu dan ka Dygta menghampiri Justin di sebrang jalan, kamu memeluknya, Justin tak melakukan apapun, tangannya terkepal..
Kamu : kamu masih marah karena tadi?
Justin : tidak, untuk apa? Ayo, pergi
Kamu : ka.. Bilang pada mama aku sudah berangkat
Dygta : oke.. Hati-hati nyetirnya Justin
Justin menatap Ka Dygta tajam, lalu masuk ke mobil, kamu juga masuk ke mobil Justin,
Justin mengajakmu ke sebuah taman, kalian duduk di sebuah bangku
Kamu : kamu masih marah?
Justin : tidak, aku sedang kesal saja
Kamu : kesal?? Maaf jika aku membuatmu kesal
Justin : kamu bisa mendapatkan perhatian dari 3 cowo itu hebat sekali.. Kelihatannya jika aku pergi jauh aku tak perlua kuatir lagi
Kamu : apa maksudmu?
Justin : Chaz menyukai kamu tau!! *agak membentak
Kamu : a...apa?? Jangan bercanda
Justin : iya.. Aku tidak bercanda lalu anak tadi.. Dia bahkan mau menjemputmu dan mencarimu ke pantai karena ibumu mengkhawatirkanmu.. Itu lucu
Kamu : dia itu sahabatku jadi wajar saja Justin
Justin : dan terakhir, ada seorang cowo yang lebih tampil keren dariku bermain dan memelukmu di depan mataku!!
Kamu : itu sepupuku... Dia ka Dygta yang pernah kuceritakan
Justin : bisakah aku memegang kata-katamu?
Kamu : kamu tak percaya padaku??
Justin : setelah apa yang kulihat?? Kamu masih memintaku percaya padamu??
Kamu : kamu salah paham!!! *bangkit dari tempat duduk
Justin : Chaz sendiri yang bilang padaku kalau dia menyukaimu kamu bilang itu salah paham!!! *membentak
Kamu : aku tak menyukainya, lagipula dia tak melakukan apapun dia juga belum menyatakannya padaku
Justin : apa aku harus menunggunya melakukan itu?
Kamu : tidak tapi
Justin : dan apakah aku tak boleh marah kamu di peluk cowo lain?
Kamu : aku tanya padamu, apa aku tak marah ketika kamu mencium JV hah!!
Justin : jangan bicarakan masa lalu,!! Dan jangan alihkan pembicaraan
Kamu : kamu tak bisa menjawabnya kan?? Heh,
Justin : masalah itu sudah selesai itu hanya salah paham!! Camkan itu
Kamu : dan apakah ini juga bukan salah paham??? Jawab aku!!!
Kamu menutupi wajahmu, karena kamu mulai menangis, Justin terdiam.. Dia menghela nafas dan memelukmu..
Kamu melepaskan pelukan Justin dan berjalan pergi.. Kamu menangis malam itu,
Kamu keluar dari taman, Justin ternyata mengejarmu.. Dia menggenggam tanganmu
Justin : maaf Shawty
Kamu : tolong biarkan aku sendiri
Justin menghapus airmatamu, lalu menggenggam tanganmu dan meletakannya di dadanya... Kamu menatapnya, dia tersenyum tipis
Justin : aku emosi tadi.. Tolong maafkan aku
Kamu : sebaiknya kamu pergi sekarang, ini bukan permainan.. Maaf, tapi jangan hubungi aku lagi.. Aku cape dengan semua ini
Justin : tolong jangan akhiri hubungan kita miwa.. Aku benar-benar memohon padamu
Kamu : maaf..
Kamu berlari meninggalkan Justin, samar-samar kamu mendengar Justin mengatakan sesuatu kamu tak mendengarkannya.. Dan terus berlari.. Kamu sampai di sebrang jalan tapi
BRUAKK!!!
Kamu menghentikan langkahmu... Jantungmu berdetak kencang tak keruan, nafasmu terengah-engah, firasatmu benar-benar tidak enak.. Kamu mendengar suara mobil yang pergi meninggalkan jalanan itu.. Kamu membalikan badanmu dan melihat Justin tergeletak di jalanan dan bersimbah darah.. Kamu berlari menghampirinya
Kamu : JUSTIIIN!!!!!!!
Kamu : Justin, bangun!! Jangan bercanda!! Bangun... Hei!!
Airmatamu terus menetes, kamu buru-buru mengeluarkan ponselmu dan menelepon siapa saja yang bisa secepatnya datang kemari,
Kamu : Justin!!! Bangun bodoh!! Aku yakin kamu hanya pura-pura pingsan kan. iya kan??
Justin membuka matanya dia tersenyum
Justin : syukurlah mimpiku saat itu tak jadi kenyataan *dengan suara yang sangat pelan
Kamu : mimpi apa???
Tak lama kamu mendengar suara deru mesin mobil, dan Dygta keluar dari mobil itu
Dygta : ada apa ini?? Kenapa Justin??
Kamu : nanti saja ceritanya... Yang penting bawa Justin ke rumah sakit dulu
Dygta : biar aku yang menggendongnya kamu bukakan pintunya
Kamu membukakan pintu tengah, dan Justin berbaring lemah di pangkuanmu..wajahnya pucat, kamu mengeluarkan beberapa lembar tisu dan melap darah yang menutupi wajah Justin,
Dygta : kenapa Justin bisa jadi kaya gitu?
Kamu : tadi..aku sama Justin...berantem, aku berlari keluar taman dan menyebrang jalan.. Aku ga liat ada mobil yang melaju kencang, untung aku sudah sampai di sebrang tapi...Justin...
Kamu kembali menangis,
Singkat cerita kalian sudah sampai di rumah sakit Justin langsung dibawa ke ruangan UGD, kamu dan ka Dgyta hanya bisa menunggu dengan rasa cemas di depan ruang UGD.. Kamu tak henti-hentinya berdoa..
Dygta : pinjam ponselmu
Kamu : untuk apa?
Dygta : buat ngabarin yang lain lah.. Cepetan!
Kamu memberikan ponselmu ke Dygta, dia menelepon Mom Pattie,Ryan,Chris,mamamu dan yang lainnya, selesai menelepon Dygta mengembalikan ponselmu
Kamu : kamu aja yang pegang
Dygta : oke..
Dokter keluar dari ruang UGD, kamu langsung menghampirinya
Dokter : anda kerabatnya?
Kamu : iya, saya kerabatnya.. Bagaimana keadannya sekarang dok? Dia baik-baik saja kan?
Dokter : keadaannya saat ini sedang kritis, dia sempat kekurangan banyak darah.
Kamu : saya bisa mendonorkan darah saya
Dokter : tidak usah, itu tidak perlu.. Semua sudah bisa diatasi,sekarang kamu bisa menjenguknya
Kamu : makasih dok
Kamu menghambur ke ruang UGD, kamu melihat Justin terbaring lemah, dengan berbagai alat bantu di tubuhnya. Kamu duduk disampingnya, badanmu terasa sangat lemas melihat Justin seperti ini.. Airmatamu menetes lagi, kamu menggenggam tangan Justin erat sekali...
Kamu : Justin.. Kamu itu terlalu baik, aku tak pantas jadi pendampingmu, kau tau?
Suasana hening, kamu mendengar suara Mom Pattie dan yang lainnya di luar.. Kamu menghapus airmatamu
Kamu : aku mau memberikan penjelasan pada Mom dulu ya.. Kamu harus tetap disini
Kamu keluar, Mom Pattie memelukmu,kamu heran..
Kamu : Mom??
Mom Pattie : syukurlah kamu baik-baik saja... Bagaimana dengan Justin
Kamu : aku memang baik mom :).. Justin masih belum sadar
Mom Pattie : dari kemarin perasaan Mom sudah tidak enak, ternyata memang seperti ini..
Ryan : kalian bertengkar kenapa lagi??? Baru saja baikan sudah bertengkar lagi
Kamu : itu masalah pribadi Ryan, biar nanti Justin saja yang ceritakan padamu
Ryan : itu masih lama sekali Miwa...
Kamu tersenyum lirih, Mamamu memelukmu dan membelai rambutmu..
Mama : sabar ya, sayang..
Kamu : iya, ma...
Kalian bergantian menjenguk Justin, sampai Justin dipindahkan ke ruang ICU..
Mom Pattie : miwa, Mom pulang dulu ya.. Ada urusan, kamu bisa menjaga Justin kan?
Kamu : bisa Mom, pasti
Ryan : kalau ada apa-apa telepon aku
Chris : jangan aku saja!!
Ryan : apaan kau... Cari muka ya
Catlin : ssstttt... Ini rumah sakit, kalian jangan bertengkar disini, membuat keributan saja
Kamu tertawa kecil,
Caitlin : kalau ada apa-apa hubungi aku saja
Ryan dan Chris : yaaaah...
Kamu : hahaha :DD tenang, aku akan hubungi kalian semua kalau ada kabar dari Justin, ngomong-ngomong mana Chaz?
Ryan : dia tak bisa datang, ada urusan mendadak.. Tapi besok dia akan kemari
Kamu : ooh, baiklah..
Mereka semua berpamitan begitu juga dengan Mom Pattie,mamamu dan ka Dygta
Kamu masuk ke kamar Justin, dan kembali duduk di sampingnya, kamu membelai rambutnya
Kamu : Justin.. Kapan kamu akan bangun, aku rindu dengan suaramu..candaanmu,dan senyumanmu.. Jangan seperti ini,
Tak ada perubahan, kamu memegang tangannya.. Dan bernyanyi kecil, karena lelah kamupun tertidur
Tengah malam, Justin terbangun, dia melihat sekeliling
Justin : aku dimana?
Justin melihatmu yang tertidur, dia tersenyum dan membelai rambutmu.. Kamu kaget dan terbangun
Kamu : emm? Justin??
Justin : ya, ini aku Shawty
Kamu : kamu sudah sadar?? Syukurlah~
Kamu memeluk Justin yang berbaring, dia terus tersenyum
Kamu : kamu sukses membuatku menangis terus-terusan kau tau??
Justin : :).. Benarkah? Aku tak tau itu
Kamu : semua kuatir padamu..lagipula, kenapa kamu mengejarku??
Justin : habis, aku ingat mimpi itu.. Aku tak mau jika itu sampai jadi kenyataan.. Jadi aku mengejarmu tapi uhuk!
Kamu : sssst... Kamu belum pulih benar, sudahlah, aku tau kelanjutan kisahnya..
Justin tersenyum, kamu meminta Justin untuk kembali tidur sebelum tidur Justin mengucapkan "I Love You" untukmu kamu tersenyum dan mencium keningnya, Justin kembali tertidur, tapi kamu tak bisa tidur entah kenapa kamu merasa ada yang tidak beres,
Kamu : *berbisik semuanya akan baik-baik saja
Lalu tertidur, esok paginya.. Kamu bangun lebih dulu dibanding Justin, kamu mengintip ke jendela kamar Justin
Kamu : cuacanya jelek
Tak lama ada dokter yang memasuki kamar Justin, dia memintamu keluar sebentar karena ingin memeriksa keadaan Justin, kamu menunggu di luar, ternyata ada Chaz disana kamu mengobrol dengannya.. Dokter keluar dengan wajah penuh kekecewaan kamu merasa ada yang tidak beres benar saja.. Keadaan Justin justru memburuk (bisa dibilang Down) sekarang dia koma.. Kamu tentu kaget
Kamu : tapi... Tapi semalam dia sadar..dia..
Kamu menangis, Chaz memelukmu..dokter meninggalkan kalian berdua, kamu masuk ke kamar Justin begitu juga dengan Chaz
Kamu : ada apa denganmu Justin??kemarin kamu sudah sadar kan? Kenapa sekarang kamu jadi begini?? Kamu mengerjaiku??
Chaz tak bisa berkata apa-apa dia hanya menatapmu dan Justin.. Sesekali dia mengalihkan pandangannya ke luar..
Chaz : miwa, memangnya benar kemarin Justin sadar??
Kamu : iya, aku berani bersumpah! Dia sadar, dia membelaiku dan menghiburku walau hanya beberapa menit..
Chaz : mungkin, dia tak ingin membuatmu kuatir jadi
Kamu : *memotong* kalau memang itu keinginannya, tapi kenapa dia melah membuatku semakin kuatir padanya seperti sekarang??
Chaz : ini cobaan.. Tuhan sedang mengujimu, aku yakin itu
Kamu : ya.. Aku percaya soal itu
Chaz membelaimu lembut, tiba-tiba detakan Jantung Justin berubah menjadi sangat tidak stabil.. Kamu dan Chaz panik, Chaz memanggil dokter kamu menggenggam tangan Justin
Kamu : kamu kenapa lagi Justin?? Aku mohon bertahanlah..
Dokter datang dia memontamu dan Chaz menunggu diluar.. Kamu semakin cemas kamu mondar-mandir di depan kamar Justin, Chaz hanya bersandar di tembok dan menunduk.. Ryan dan Caitlin baru saja datang mereka berniat menjenguk Justin
Caitlin : bagaimana keadaan Justin?
Kamu : buruk... Dia koma, lalu tadi jantungnya tiba-tiba tidak stabil
Ryan : hah? Cemburu kali.. Kamu berduaan dengan Chaz
Chaz : orang koma mana bisa melihat bodoh
Ryan : bisa saja dia merasakannya..
Kamu : merasakan apa?? Jangan ngaco ah
Dokter baru saja keluar, dia membatasi orang yang menjenguk Justin menjadi hanya 1 orang saja, Caitlin dan Ryan bergantian menjenguk Justin, kamu hanya bisa melihat mereka dari kaca..
Chaz : kamu tidak mau pulang miwa?
Kamu : tidak, sampai Justin sembuh
Chaz : baiklah, aku pulang dulu ya
Kamu : ya, hati-hati di jalan
Ryan : mana Chaz?
Kamu : pulang
Caitlin : mmm... Baru mau diajak pulang bareng, ya sudah.. Kamu mau ikut pulang miwa?
Kamu : *menggeleng* tidak.. Aku masih mau menunggui Justin disini
Ryan : ya sudah.. Sampai jumpa
Kamu : mmm..
Ryan dan Caitlin berlalu, kamu kembali masuk ke kamar Justin, dan duduk di sebuah sofa panjang.. Dan membaca buku yang ditinggalkan Caitlin
"Bacalah buku ini agar kau tak bosan ;)
-caitlin"
Kamu membaca buku itu, yang rata-rata sebuah novel.. Kamu pindah menjadi duduk di sebelah Justin
Kamu : Caitlin meninggalkan novel..mau kubacakan
Hening,
Kamu : aku anggap itu sebagai jawaban iya
Kamu membacakan novel itu dengan suara yang agak keras, sesekali kamu memandang Justin dan tersenyum kearahnya, tapi mata Justin tetap tertutup, tak ada perubahan
Kamu : sudah dulu ya? Aku cape..
Kamu mengambil minum, dan kembali duduk di samping Justin
Kamu : Justin, apa benar kata Ryan tadi kamu cemburu karena ada Chaz disini? Percayalah aku dan Chaz tak ada hubungan apa-apa kami hanya berteman.. Kamu cepatlah sadar.. Jangan membuatku kuatir seperti ini
Tetap tak ada perubahan, Justin tetap menutup matanya, airmatamu lagi-lagi menetes..
Kamu : I'm Overboard,and I need your love pull me up I can't swim on my own, its to much.. It feels like I'm drowning without your love.. So trhow yourself up to me my life saver..
Kamu tak mampu membendung airmatamu lagi.. Kamu menangis saat itu juga,
Kamu : maafkan aku Justin, aku tak bisa menahan tangisanku...
Kamu keluar dari kamar Justin, dan menangis di kursi tunggu depan kamar Justin, kamu berusaha untuk menenangkan dirimu.. Tapi tetap tidak bisa, kamu melihat ada yang menyodorkan saputangan.. Kamu melihat dari mana asal tangan itu, ternyata itu berasal dari Stevan
Kamu : Stevan?? Kenapa kamu bisa ada disini?
Stevan : aku menjenguk kerabatku yang dirawat karena sakit :) kamu sendiri?
Kamu : emm, sama denganmu *bohong
Stevan : bohong... Dia pacarmu itu ya?
Kamu : aku memang tak bisa membohongi mu iya.. Dia kekasihku
Stevan : kenapa dia?? Sakit??
Kamu : *menggeleng* dia kecelakaan, tabrak lari
Stevan : aku doakan semoga dia cepat sembuh *menepuk pundakmu
Kamu : makasih Stev :) aku hargai itu
Stevan : sama-sama.. Eh, sudah ya, aku harus pulang..
Kamu : saputangannya
Stevan : kembalikan saja kapan-kapan
Stevan berlari meninggalkanmu, kamu melihatnya mendekati seseorang di ujung koridor..dia melambaikan tangannya, kamu membalasnya.. Lalu kembali masuk ke kamar Justin
Kamu : masih belum sadar juga...
Kamu menatap wajah Justin yang pucat, kamu mengambil novel tadi dan membacanya lagi, dan sesekali memandang Justin..
Isi novel
Aku benar-benar tak bisa memaafkannya, dia sudah menipuku habis-habisan, dia bilang dia mencintaiku tapi dia menduakanku di balik mataku, aku benar-benar kecewa
Tapi, meski dia sudah bersujud di depanku memohon ampunanku tetap saja aku tak bisa memaafkannya, hatiku sudah membatu, tak bisa lagi mencintainya, aku meninggalkannya di kegelapan malam.. Hingga beberapa hari kemudian aku melihatnya terbaring di rumah sakit dimana aku bekerja, kondisinya benar-benar memprihatinkan.. Aku tak tega padanya
"Kamu kenapa bisa sampai seperti ini" ucapku lirih
Samar-samar aku melihat senyumannya.
"Aku mencintaimu.. Aku rela jadi seperti ini untukmu.. Akan kulakukan apapun untukumu" ucapnya dengan nada yang sangat lemah, tersirat kebahagiaan di wajahnya
Kamu berhenti membaca, kamu menutup novel itu
Kamu : maaf Justin, ceritanya terlalu tragis, aku tak sanggup membacanya.. Maaf
Kamu mulai berkaca-kaca,
Kamu : seandainya kamu laki-laki apakah kamu juga akan mengatakan hal yang sama Justin? Jika itu benar, aku akan sangat bahagia dan merasa tersanjung.. Tapi bukan itu yang kuinginkan , hanya satu yang kuinginkan saat ini,detik ini.. Yaitu melihatmu bangun dan sembuh agar kita bisa bersama lagi aku janji akan memaafkanmu, jika kamu sadar nanti.. Aku janji
Kamu menyandarkan tubuhmu kekursi yang kamu duduki, dan menghela nafas panjang,
kamu kembali menatap Justin, yang masih terbaring lemah, airmatamu meleleh dengan sendirinya..
"Aku tak menyangka kamu bisa sampai seperti ini hanya demi aku" katamu dalam hati
Kamu : JUSTIIIN!!!!!!!
Kamu : Justin, bangun!! Jangan bercanda!! Bangun... Hei!!
Airmatamu terus menetes, kamu buru-buru mengeluarkan ponselmu dan menelepon siapa saja yang bisa secepatnya datang kemari,
Kamu : Justin!!! Bangun bodoh!! Aku yakin kamu hanya pura-pura pingsan kan. iya kan??
Justin membuka matanya dia tersenyum
Justin : syukurlah mimpiku saat itu tak jadi kenyataan *dengan suara yang sangat pelan
Kamu : mimpi apa???
Tak lama kamu mendengar suara deru mesin mobil, dan Dygta keluar dari mobil itu
Dygta : ada apa ini?? Kenapa Justin??
Kamu : nanti saja ceritanya... Yang penting bawa Justin ke rumah sakit dulu
Dygta : biar aku yang menggendongnya kamu bukakan pintunya
Kamu membukakan pintu tengah, dan Justin berbaring lemah di pangkuanmu..wajahnya pucat, kamu mengeluarkan beberapa lembar tisu dan melap darah yang menutupi wajah Justin,
Dygta : kenapa Justin bisa jadi kaya gitu?
Kamu : tadi..aku sama Justin...berantem, aku berlari keluar taman dan menyebrang jalan.. Aku ga liat ada mobil yang melaju kencang, untung aku sudah sampai di sebrang tapi...Justin...
Kamu kembali menangis,
Singkat cerita kalian sudah sampai di rumah sakit Justin langsung dibawa ke ruangan UGD, kamu dan ka Dgyta hanya bisa menunggu dengan rasa cemas di depan ruang UGD.. Kamu tak henti-hentinya berdoa..
Dygta : pinjam ponselmu
Kamu : untuk apa?
Dygta : buat ngabarin yang lain lah.. Cepetan!
Kamu memberikan ponselmu ke Dygta, dia menelepon Mom Pattie,Ryan,Chris,mamamu dan yang lainnya, selesai menelepon Dygta mengembalikan ponselmu
Kamu : kamu aja yang pegang
Dygta : oke..
Dokter keluar dari ruang UGD, kamu langsung menghampirinya
Dokter : anda kerabatnya?
Kamu : iya, saya kerabatnya.. Bagaimana keadannya sekarang dok? Dia baik-baik saja kan?
Dokter : keadaannya saat ini sedang kritis, dia sempat kekurangan banyak darah.
Kamu : saya bisa mendonorkan darah saya
Dokter : tidak usah, itu tidak perlu.. Semua sudah bisa diatasi,sekarang kamu bisa menjenguknya
Kamu : makasih dok
Kamu menghambur ke ruang UGD, kamu melihat Justin terbaring lemah, dengan berbagai alat bantu di tubuhnya. Kamu duduk disampingnya, badanmu terasa sangat lemas melihat Justin seperti ini.. Airmatamu menetes lagi, kamu menggenggam tangan Justin erat sekali...
Kamu : Justin.. Kamu itu terlalu baik, aku tak pantas jadi pendampingmu, kau tau?
Suasana hening, kamu mendengar suara Mom Pattie dan yang lainnya di luar.. Kamu menghapus airmatamu
Kamu : aku mau memberikan penjelasan pada Mom dulu ya.. Kamu harus tetap disini
Kamu keluar, Mom Pattie memelukmu,kamu heran..
Kamu : Mom??
Mom Pattie : syukurlah kamu baik-baik saja... Bagaimana dengan Justin
Kamu : aku memang baik mom :).. Justin masih belum sadar
Mom Pattie : dari kemarin perasaan Mom sudah tidak enak, ternyata memang seperti ini..
Ryan : kalian bertengkar kenapa lagi??? Baru saja baikan sudah bertengkar lagi
Kamu : itu masalah pribadi Ryan, biar nanti Justin saja yang ceritakan padamu
Ryan : itu masih lama sekali Miwa...
Kamu tersenyum lirih, Mamamu memelukmu dan membelai rambutmu..
Mama : sabar ya, sayang..
Kamu : iya, ma...
Kalian bergantian menjenguk Justin, sampai Justin dipindahkan ke ruang ICU..
Mom Pattie : miwa, Mom pulang dulu ya.. Ada urusan, kamu bisa menjaga Justin kan?
Kamu : bisa Mom, pasti
Ryan : kalau ada apa-apa telepon aku
Chris : jangan aku saja!!
Ryan : apaan kau... Cari muka ya
Catlin : ssstttt... Ini rumah sakit, kalian jangan bertengkar disini, membuat keributan saja
Kamu tertawa kecil,
Caitlin : kalau ada apa-apa hubungi aku saja
Ryan dan Chris : yaaaah...
Kamu : hahaha :DD tenang, aku akan hubungi kalian semua kalau ada kabar dari Justin, ngomong-ngomong mana Chaz?
Ryan : dia tak bisa datang, ada urusan mendadak.. Tapi besok dia akan kemari
Kamu : ooh, baiklah..
Mereka semua berpamitan begitu juga dengan Mom Pattie,mamamu dan ka Dygta
Kamu masuk ke kamar Justin, dan kembali duduk di sampingnya, kamu membelai rambutnya
Kamu : Justin.. Kapan kamu akan bangun, aku rindu dengan suaramu..candaanmu,dan senyumanmu.. Jangan seperti ini,
Tak ada perubahan, kamu memegang tangannya.. Dan bernyanyi kecil, karena lelah kamupun tertidur
Tengah malam, Justin terbangun, dia melihat sekeliling
Justin : aku dimana?
Justin melihatmu yang tertidur, dia tersenyum dan membelai rambutmu.. Kamu kaget dan terbangun
Kamu : emm? Justin??
Justin : ya, ini aku Shawty
Kamu : kamu sudah sadar?? Syukurlah~
Kamu memeluk Justin yang berbaring, dia terus tersenyum
Kamu : kamu sukses membuatku menangis terus-terusan kau tau??
Justin : :).. Benarkah? Aku tak tau itu
Kamu : semua kuatir padamu..lagipula, kenapa kamu mengejarku??
Justin : habis, aku ingat mimpi itu.. Aku tak mau jika itu sampai jadi kenyataan.. Jadi aku mengejarmu tapi uhuk!
Kamu : sssst... Kamu belum pulih benar, sudahlah, aku tau kelanjutan kisahnya..
Justin tersenyum, kamu meminta Justin untuk kembali tidur sebelum tidur Justin mengucapkan "I Love You" untukmu kamu tersenyum dan mencium keningnya, Justin kembali tertidur, tapi kamu tak bisa tidur entah kenapa kamu merasa ada yang tidak beres,
Kamu : *berbisik semuanya akan baik-baik saja
Lalu tertidur, esok paginya.. Kamu bangun lebih dulu dibanding Justin, kamu mengintip ke jendela kamar Justin
Kamu : cuacanya jelek
Tak lama ada dokter yang memasuki kamar Justin, dia memintamu keluar sebentar karena ingin memeriksa keadaan Justin, kamu menunggu di luar, ternyata ada Chaz disana kamu mengobrol dengannya.. Dokter keluar dengan wajah penuh kekecewaan kamu merasa ada yang tidak beres benar saja.. Keadaan Justin justru memburuk (bisa dibilang Down) sekarang dia koma.. Kamu tentu kaget
Kamu : tapi... Tapi semalam dia sadar..dia..
Kamu menangis, Chaz memelukmu..dokter meninggalkan kalian berdua, kamu masuk ke kamar Justin begitu juga dengan Chaz
Kamu : ada apa denganmu Justin??kemarin kamu sudah sadar kan? Kenapa sekarang kamu jadi begini?? Kamu mengerjaiku??
Chaz tak bisa berkata apa-apa dia hanya menatapmu dan Justin.. Sesekali dia mengalihkan pandangannya ke luar..
Chaz : miwa, memangnya benar kemarin Justin sadar??
Kamu : iya, aku berani bersumpah! Dia sadar, dia membelaiku dan menghiburku walau hanya beberapa menit..
Chaz : mungkin, dia tak ingin membuatmu kuatir jadi
Kamu : *memotong* kalau memang itu keinginannya, tapi kenapa dia melah membuatku semakin kuatir padanya seperti sekarang??
Chaz : ini cobaan.. Tuhan sedang mengujimu, aku yakin itu
Kamu : ya.. Aku percaya soal itu
Chaz membelaimu lembut, tiba-tiba detakan Jantung Justin berubah menjadi sangat tidak stabil.. Kamu dan Chaz panik, Chaz memanggil dokter kamu menggenggam tangan Justin
Kamu : kamu kenapa lagi Justin?? Aku mohon bertahanlah..
Dokter datang dia memontamu dan Chaz menunggu diluar.. Kamu semakin cemas kamu mondar-mandir di depan kamar Justin, Chaz hanya bersandar di tembok dan menunduk.. Ryan dan Caitlin baru saja datang mereka berniat menjenguk Justin
Caitlin : bagaimana keadaan Justin?
Kamu : buruk... Dia koma, lalu tadi jantungnya tiba-tiba tidak stabil
Ryan : hah? Cemburu kali.. Kamu berduaan dengan Chaz
Chaz : orang koma mana bisa melihat bodoh
Ryan : bisa saja dia merasakannya..
Kamu : merasakan apa?? Jangan ngaco ah
Dokter baru saja keluar, dia membatasi orang yang menjenguk Justin menjadi hanya 1 orang saja, Caitlin dan Ryan bergantian menjenguk Justin, kamu hanya bisa melihat mereka dari kaca..
Chaz : kamu tidak mau pulang miwa?
Kamu : tidak, sampai Justin sembuh
Chaz : baiklah, aku pulang dulu ya
Kamu : ya, hati-hati di jalan
Ryan : mana Chaz?
Kamu : pulang
Caitlin : mmm... Baru mau diajak pulang bareng, ya sudah.. Kamu mau ikut pulang miwa?
Kamu : *menggeleng* tidak.. Aku masih mau menunggui Justin disini
Ryan : ya sudah.. Sampai jumpa
Kamu : mmm..
Ryan dan Caitlin berlalu, kamu kembali masuk ke kamar Justin, dan duduk di sebuah sofa panjang.. Dan membaca buku yang ditinggalkan Caitlin
"Bacalah buku ini agar kau tak bosan ;)
-caitlin"
Kamu membaca buku itu, yang rata-rata sebuah novel.. Kamu pindah menjadi duduk di sebelah Justin
Kamu : Caitlin meninggalkan novel..mau kubacakan
Hening,
Kamu : aku anggap itu sebagai jawaban iya
Kamu membacakan novel itu dengan suara yang agak keras, sesekali kamu memandang Justin dan tersenyum kearahnya, tapi mata Justin tetap tertutup, tak ada perubahan
Kamu : sudah dulu ya? Aku cape..
Kamu mengambil minum, dan kembali duduk di samping Justin
Kamu : Justin, apa benar kata Ryan tadi kamu cemburu karena ada Chaz disini? Percayalah aku dan Chaz tak ada hubungan apa-apa kami hanya berteman.. Kamu cepatlah sadar.. Jangan membuatku kuatir seperti ini
Tetap tak ada perubahan, Justin tetap menutup matanya, airmatamu lagi-lagi menetes..
Kamu : I'm Overboard,and I need your love pull me up I can't swim on my own, its to much.. It feels like I'm drowning without your love.. So trhow yourself up to me my life saver..
Kamu tak mampu membendung airmatamu lagi.. Kamu menangis saat itu juga,
Kamu : maafkan aku Justin, aku tak bisa menahan tangisanku...
Kamu keluar dari kamar Justin, dan menangis di kursi tunggu depan kamar Justin, kamu berusaha untuk menenangkan dirimu.. Tapi tetap tidak bisa, kamu melihat ada yang menyodorkan saputangan.. Kamu melihat dari mana asal tangan itu, ternyata itu berasal dari Stevan
Kamu : Stevan?? Kenapa kamu bisa ada disini?
Stevan : aku menjenguk kerabatku yang dirawat karena sakit :) kamu sendiri?
Kamu : emm, sama denganmu *bohong
Stevan : bohong... Dia pacarmu itu ya?
Kamu : aku memang tak bisa membohongi mu iya.. Dia kekasihku
Stevan : kenapa dia?? Sakit??
Kamu : *menggeleng* dia kecelakaan, tabrak lari
Stevan : aku doakan semoga dia cepat sembuh *menepuk pundakmu
Kamu : makasih Stev :) aku hargai itu
Stevan : sama-sama.. Eh, sudah ya, aku harus pulang..
Kamu : saputangannya
Stevan : kembalikan saja kapan-kapan
Stevan berlari meninggalkanmu, kamu melihatnya mendekati seseorang di ujung koridor..dia melambaikan tangannya, kamu membalasnya.. Lalu kembali masuk ke kamar Justin
Kamu : masih belum sadar juga...
Kamu menatap wajah Justin yang pucat, kamu mengambil novel tadi dan membacanya lagi, dan sesekali memandang Justin..
Isi novel
Aku benar-benar tak bisa memaafkannya, dia sudah menipuku habis-habisan, dia bilang dia mencintaiku tapi dia menduakanku di balik mataku, aku benar-benar kecewa
Tapi, meski dia sudah bersujud di depanku memohon ampunanku tetap saja aku tak bisa memaafkannya, hatiku sudah membatu, tak bisa lagi mencintainya, aku meninggalkannya di kegelapan malam.. Hingga beberapa hari kemudian aku melihatnya terbaring di rumah sakit dimana aku bekerja, kondisinya benar-benar memprihatinkan.. Aku tak tega padanya
"Kamu kenapa bisa sampai seperti ini" ucapku lirih
Samar-samar aku melihat senyumannya.
"Aku mencintaimu.. Aku rela jadi seperti ini untukmu.. Akan kulakukan apapun untukumu" ucapnya dengan nada yang sangat lemah, tersirat kebahagiaan di wajahnya
Kamu berhenti membaca, kamu menutup novel itu
Kamu : maaf Justin, ceritanya terlalu tragis, aku tak sanggup membacanya.. Maaf
Kamu mulai berkaca-kaca,
Kamu : seandainya kamu laki-laki apakah kamu juga akan mengatakan hal yang sama Justin? Jika itu benar, aku akan sangat bahagia dan merasa tersanjung.. Tapi bukan itu yang kuinginkan , hanya satu yang kuinginkan saat ini,detik ini.. Yaitu melihatmu bangun dan sembuh agar kita bisa bersama lagi aku janji akan memaafkanmu, jika kamu sadar nanti.. Aku janji
Kamu menyandarkan tubuhmu kekursi yang kamu duduki, dan menghela nafas panjang,
kamu kembali menatap Justin, yang masih terbaring lemah, airmatamu meleleh dengan sendirinya..
"Aku tak menyangka kamu bisa sampai seperti ini hanya demi aku" katamu dalam hati
No comments:
Post a Comment