Saturday, April 30, 2011

Packed for Love (13)

13th Part!!!


Let's Begin!!!


Dari kejauhan kamu melihat begitu panjangnya antrian di Dunkin Donuts tersebut -- Author juga suka malas kalo liat antrian panjang :p -- kamupun mengurungkan niatmu untuk berkunjung kesana. Akhirnya, kamu memutar balik badanmu dan berkeliling mencari tempat duduk yang nyaman dan suasananya menyenangkan -- walaupun kondisi bandara yang ramainya luar biasa.

Justin mendekati Dunkin Donuts dengan pandangan terus menuju ke iPhonenya kelihatannya dia sedang berkirim pesan, tapi mungkin saja dia sedang memainkan games. Sesaat dia mengalihkan pandangannya ke depan, dan melihat antrian tersebut

"Waah.... Kelihatannya akan sangat lama.. Nanti saja lah, bisa kapan-kapan" dia membenarkan posisi topi warna abu yang ia kenakan lalu melihat sekeliling hanya ada satu bangku yang kosong saat itu, diapun mendekati bangku kosong itu.

From : Cody

Where are you?? You said we will met at Dunkin Donuts..

Kamu ingat, kalau kamu bilang akan bertemu dengan Cody disana, baru saja beberapa detik duduk kamu kembali bangkit dan melihat ke arah Dunkin, Cody memang disana. Dia terlihat seperti mencarimu. Kamu segera mengetik balasan untuk Cody

To : Cody

Hey! I'm here.. At your back!!

Cody berbalik dan melihatmu yang melambaikan tangan, dia berlari kecil mendekatimu. Ponselmu kembali bergetar, e-mail dari Chase dia bilang dia ada di kantor tempat pengurusan passport kamu diminta menunggu sebentar.

To : Chase Mark Landon

It's Okay

Balasan yang singkat,

------------

"Jadi kau akan ke Belanda?? Wah,wah, pasti menyenangkan" ujar Cody setelah mendengar rencanamu berkunjung ke Belanda hari ini
"Ya begitulah, doakan agar semuanya lancar ya"
"Tenang saja, namamu selalu terselip dalam doaku" goda Cody, kamu menanggapinya hanya dengan menggelengkan kepalamu.

"Oh ya? Kau kesana dengan Chase?" Tanya Cody, kamu mengangguk "kenapa?" Tanyamu balik
"Tidak ada.. Kukira sendirian"
"Aa~ Jealous ya??" Kamu menggoda Cody dan sesekali mengedipkan sebelah matamu
"Enak saja!" Ujarnya sambil mengacak-acak ponimu
"Oh ya, kamu ada apa kesini?? Ada urusan kah?" Tanyamu mengalihkan pembicaraan
"Begitulah.... Aku kesini mengantarkan Yasmin temanku hari ini dia kembali ke Australia" jelas Cody dia merasakan ponselnya bergetar lalu mengeluarkannya dari saku jaket
"Begitu.." Komentarmu


Saat menuju kantor tempat pengurusan passport dia bersinggungan dengan seseorang yang tak dia kenal

"Maaf" katanya
"Tidak apa-apa lagipula aku yang salah" jawab Justin. Tinggi orang itu hanya berbeda beberapa centi dengan tinggi Justin, rambutnya pendek berwarna coklat kopi dan matanya yang berwarna abu menatap Justin sejak tadi "a..ada apa?" Tanya Justin heran
"Tidak ada... Baiklah saya permisi dulu" orang itu melangkah pergi, Justin memperhatikannya menjauh sampai ia hilang di dalam hiruk pikuk bandara

"Rasanya aku pernah melihatnya disatu tempat" ucap Justin dalam hati

Saat asyik mengobrol dengan Cody pria yang kamu tunggu-tunggu datang juga, dia tampil sangat tampan dengan kaus warna biru,jaket warna hitam, jeans panjang, dan sepatu nike warna putih, dia tampak menggendong tas sandangnya., dia Chase.

"Chase! Bagaimana sudah selesai semua?" Tanyamu, dia mengangguk "Cody.. Aku berangkat dulu ya" kamu membereskan buku-buku yang kamu keluarkan dari dalam tas. Saat akan melangkah pergi, Cody menahan tanganmu.

"Aku punya sesuatu.." Katanya, Cody mengeluarkan selembar Scarf warna putih dan sebuah jepitan pemberian Justin waktu itu

"Cody.. Ini kan" katamu sambil menggenggam kedua benda itu. Cody menanggapimu hanya dengan tersenyum
"Hadiah perpisahan, entah kapan kita bisa bertemu lagi.. Aku pasti akan sangat merindukanmu.. Sosok pendekmu ini" ucap Cody, dia membelai rambutmu lembut.
"Haha ada-ada saja kau.. Lihat saja nanti, jika kita bertemu lagi. Akan kupastikan aku akan lebih tinggi bahkan sepantaran denganmu!" Serumu sambil menunjuk Cody
"Ya,ya,ya kutunggu saat itu" jawabnya
"Sampai jumpa" lanjutmu
"Ya.. Aku harap kita bisa bertemu lagi nanti"

Kamu memeluk Cody untuk terakhir kalinya, lalu berjalan mundur meninggalkan Cody. Setelah agak jauh kamu melambaikan tanganmu lalu berjalan beiringan bersama Chase. Cody yang sedang memegang ponselnya segera mengetik sebuah pesan untukmu

Ponselmu berdering sms dari Cody

"Lo? Ada apa?" Katamu dalam hati

From : Cody

Hati-hati di jalan! Semoga harimu menyenangkan di Belanda! :)

-CRRS

"CRRS?? Apa maksudnya?? Cody Robert Robert Simpson" tanyamu
"Apa?" Tanya Chase
"Eh, tidak bukan apa-apa"

--------------


From : Christian

Oi! Kamu dimana? Aku ada dirumahmu dengan ka Caitlin dan Chaz, dimana kauu?

Justin membalas e-mail dari sahabatnya itu sambil tersenyum dan terburu-buru

To : Christian

Kau tak bilang sudah sampai! Tadinya aku mau menjemputmu tau! Ya sudah, tunggu aku.. I'm on my way

Justin masuk ke mobilnya dengan bersemangat lalu mengemudikannya ke rumah keluarga ayahnya.


Justin membuka pintu rumah bercat coklat muda itu dengan perlahan, suasana di ruang tamu memang sepi hanya ada beberapa koper disana. Dia yakin itu koper sahabatnya, dia memandangi koper tersebut satu per satu lalu mendengar suara Jazzy yang tertawa cekikikan dari arah dalam

"Aaaaa!!!! Stop Chaz!!!" Suara Jazzy terdengar semakin keras, suara itu berasal dari ruang makan, dia mendapati adik kecilnya di kelikiti oleh pemuda berambut coklat yang memakai kaus biru tua saat itu. Chaz namanya

"Justin?" Chaz mengalihkan pandangannya ke arah Justin yang sedang tersenyum itu
"Jutsy!!!" Jazzy segera berlari ke arah Justin dan bersembunyi dibelakangnya
"What's wrong cupcake?" Tanya Justin, dia berlutut di depan gadis kecil yang imut itu
"Chaz tak mau memaafkanku" keluhnya
"Memangnya kau berbuat apa sayang?" Tanya Justin lagi
"Aku mengambil kue kering yang seharusnya itu miliknya" katanya diselingi senyuman manis berharap kakanya tidak memarahinya. Justin tertawaa melihat tingkah adiknya yang satu ini. Jazzy melihat Chaz ada di samping Justin menjerit dan berlari ke arah ruang tengah

"Kau kenapa kemari?? Bukankah hanya Chris yang kemari?l tanya Justin
"Memangnya tidak boleh.. Lagipula mama Erin yang memintaku ikut" Chaz menjulurkan lidahnya lalu menyusul Jazzy yang sudah lebih dulu sampai di ruang tengah

"Justin" panggil seseorang dari arah belakang, Justin menoleh. Disana ada seorang gadis yang cantik berambut panjang dia menatap Justin lembut. Sampai sekarang Justin masih mengingatnya -- itu wajib -- dia kaka Chris, Caitlin.

"Hey, Cait" sapa Justin
"Kudengar sekarang kau tak single lagi.. Siapa gadis beruntung itu?" Tanya Caitlin dengan suara menggoda
"Hahaha kau bisa saja.. Eem, dia idola adikmu, Selena" jawab Justin, dia memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana
"Begitu?? Sebenarnya aku sudah dengar dari Beliebers di twitter.. Tapi mendengar dari mulutmu langsung itu jauh lebih meyakinkan" jelas Caitlin dia mulai melangkahkan kakinya meninggalkan Justin
"Tunggu.. Bisa ceritakan padaku seperti apa percakapanmu dengan mereka" Justin menepuk pundak Caitlin, gadis berambut coklat itu tersenyum lalu mengangguk

------------

"Tumben Alex lama, kemana si tu anak" sudah habis kesabaran Sari dalam menghadapi sahabatnya Alex yang memang agak lelet itu.
"Maaf, aku telat" terdengar suara dari belakang gadis itu, itu Alex dengan sebuah amplop di tangan kirinya
"Apa itu? Bukan gaji kita kan?" Tanyanya
"Tentu bukan! Tapi hal yang 100 kali lebih baik dari gaji kita" seru Alex bersemangat
"Apa?apa?"
"Kita akan ke Atlanta!!!" Gadis Rusia itu menjerit dan membuat Sari kaget dan menutup kedua telinganya
"Apa?? Maksudnya apa?" Tanya Sari
"Kita ke Atlanta bodoh!!! Jadi model, model!!!" Ujar Alex bersemangat
"Haaaaaaaah?" Sari menunjukan wajah bodoh
"Kita jadi model video klip oon" ucap Alex kesal
"Model video klip?? Video klip apaan?? Jangan langsung percaya dong Lex, kalo ini jebakan gimana?" Sari melipat tangannya di atas meja
"Ga mungkin!! Aku dapet ini tadi.. Nih ya, aku kasih liat alamat pengirimnya" Alex menyodorkan amplop berwarna krim itu diatasnya tertulis alamat sebuah studio rekaman Island def Jam (kebalik deh, bodo ah!). Sari membelalakan matanya tak percaya

"Ga! Boong nih! Salah alamat" sahutnya
"Heh! Ini beneran... Aku temukan di kotak pos rumahku" jawab Alex

--------------

Singkat cerita, ini hari pertamamu dan Chase di Zwolle, Belanda. Kalian menginap di sebuah hotel yang tak terlalu mahal di pinggiran kota, dalam perjalanan menuju hotel ini kamu melihat pemandangan yang sama persis seperti yang kamu lihat di poster besar waktu itu. Jauh lebih indah dari gambar,

Kamarmu menghadap ke sebuah padang rumput yang masih hijau, yang disisinya terdapat danau kecil, kamu membuka jendelamu dan membiarkan udara segar khas Belanda masuk.

"Aaaaaaaaaaaaah~ sunggu segarnya udara di Zwolle ini" ucapmu kamu menundukan kepalamu dengan kedua tangan sebagai tumpuan

Pintu kamarmu diketuk, kamupun segera membukanya, begitu dibuka, bukanlah manusia yang ada dihadapanmu melainkan sebucket bunga yang berwarna-warni yang menyambutmu dibalik pintu

"Chase??" Katamu

Benar, yang membawakanmu bunga yang masih agak lembab itu adalah Chase

"Bunga tulip yang masih kuncup cocok untuk kamu yang baru bangun tidur" ujarnya, kamu menunjukan senyum manismu lalu mempersilahkan Chase masuk

"Bagaimana kau bisa tau aku suka bungan tulip?" Tanyamu sambil merapikan tataan bunga di dalam vas bening yang terbuat dari kaca
"Dari mana saja..." Jawabnya asal
"Yang benar dong jawabnya" protesmu
"Dari bukumu lah.. Darimana lagi" ucap Chase dia memandang keluar jendela
"Ooh begitu.. Wah,wah kurasa nanti aku akan mendapatkan lebih banyak lagai bucket bunga tulip setelah buku rilis nanti" ucapmu sambil menghampiri Chase,

Kamu duduk di bingkai jendela dan membiarkan rambutmu diterbangkan Angin, Chase memandangmu lembut kamu memberikannya senyuman tipis. Chase segera mengalihkan pandangannya, wajahnya merah padam

"Ada apa Chase?" Tanyamu
"Tidak ada.. Eh, kita jalan-jalan ya keluar.. Sekalian mencari udara segar" kata Chase beberapa menit kemudian dia memutuskan untuk keluar dari kamarmu

Kamu masih belum mau meninggalkan kamar, masih betah menatap pemandangan dari kamarmu. Pemandangan yang selalu muncul dalam bukau dongeng.

Kamu meraih kameramu, dan mengarahkannya keluar jendela, lalu memfoto suasana sepi disana. Setelah itu, kamu mengganti bajumu yang masih menggunakan piyama -- walau sudah mandi -- dengan kaus putih tangan panjang, cardigan warna biru muda, jeans diatas lutut dan sneakers. Rambut panjang yang halus itu kamu ikat.

"Oke, Chase pasti sudah menunggu" kamu membawa tas kecilmu lalu berjalan menuju lobby utama, dan menemui Chase yang sudah menunggu disana.

"Backpacker sekali kamu" ucap Chase dengan nada meledek. Kamu menjulurkan lidahmu

----------------

Siang hari di Belanda maka malam hari di Amerika -- menurut teori Author :p --, Justin menikmati malamnya di atap rumahnya dan menghitung bintang-bintang, teringat kenangannya saat bersamamu di Inggris saat itu

"Menurutmu hari ini ada berapa banyak bintang?" Tanyamu
"Eeeeeeemmmm........ Berapa ya?" Justin menengadahkan kepalanya ke atas dan melihat jutaan bintang yang menghiasi angkasa yang berwarna hitam itu "entahlah" lanjutnya
"Kan kubilang menurutmu... Terserah mau menyebutkan berapa" katamu ketus , kamu juga ikut menengadahkan kepalamu ke atas
"Eh! Nagareboshi!! Make a wish!" Perintahmu
"Naga.. Apa tadi??" Tanya Justin
"Nagareboshi.. Bintang jatuh" sahutmu dengaan mata tertutup, Justin mendekatkan wajahnya ke wajahmu dia bermaksud menciummu. Tapi terlambat, kamu sudah membuka matamu, Justin langsung menjaga jarak

"Kenapa?" Tanyamu
"Tidak ada.. Apa harapanmu?" Tanya Justin balik
"Aku harap.. Aku bisa menemukan jodohku di perjalanan ini" jawabmu sambil tersenyum "kamu sendiri?" Tanyamu
"Aku harap..."


"Aku bisa terus dekat dan dekat denganmu" Justin menggumamkan kata yang waktu itu dia katakan dengan pandangan tertuju ke langit
"I really miss you, Rachel" Justin menutup matanya dan merasakan angin malam yang membelai pipi lembutnya dan menyisir rambut nya itu

"Sedang apa kau disini?? Tak makan malam" tanya Caitlin yang tiba-tiba saja muncul, Justin menoleh ke belakang itu memang Caitlin, dia tersenyum lalu meminta Caitlin duduk di sebelahnya, dia menurut

"Menyendiri?" Ucap Caitlin membuka percakapan
"Begitulah" jawab Justin, itu jawaban yang singkat
"Mau cerita?" Tawar Caitlin
"Kau yakin mau mendengarnya?? Ini cerita yang panjang" ucap Justin kali ini sorot matanyaa menuju ke halaman belakang yang sepi
"Tak apa kudengarkan" sahut Caitlin

Justin menceritakan segala hal tentangmu, dan Caitlin mendengarkan dengan serius

"Kau merindukannya?" Tanya Caitlin seolah dia tidak tau, Justin mengangguk lesu
"Tapi itu hal yang salah, kau kan sudah jadi milik Selena tak pantas rasanya jika kamu merindukan Rachel itu, Justin kamu harus tau itu" jelas Caitlin
"Tapi itu sulit" Justin menoleh kearah Caitlin dia menatap Caitlin dengan pandangan yang bahkan Caitlin sendiripun tak pernah melihatnya

"Maaf Justin" ucap Caitlin pelan "aku tidak tau ternyata kamu memiliki perasaan seperti itu pada Rachel" lanjut gadis itu

----------------


Sementara itu, kamu bersenang-senang dengan Chase di jalanan kota Zwolle hari yang sangat cerah saat itupun sangat mendukung hari pertama kalian di Zwolle. Chase bilang ini pertama kalinya dia ke kota Zwolle, di perjalanan pulang kalian mampir ke tempat yang kamu lihat di poster waktu itu. Kamu duduk diantara bunga-bunga tulip yang masih kuncup dan berwarna-warni itu

"Indah ya" ucapmu saat melihat Chase duduk di sebelahmu
"Sangat indah.." Sahut Chase sambil tersenyum

Saat melihat sekeliling tiba-tiba kamu teringat dengan seseorang, seseorang yang kamu rasa dia sangat penting dan berharga tapi kamu sendiri tidak yakin siapa dia sebenarnya, karena ada 3 pria yang kamu rasa mereka sangat berarti.

Malam harinya, Chase mengajakmu menghadiri sebuah konser jazz di sebuah cafe di sekitar Hotel. Sesampainya disana kamu terpesona dengan suasana Cafe yang sangat elegan. Lilin dan lampion sebagai penerang, aroma Lavender yang tidak begitu menyesakkan, kamu dan Chase duduk di kursi dekat panggung, kamu sangat menyukai dekorasi cafe ini yang sederhana tapi terlihat sangat mewah.

Yang membuka acara itu adalah seorang anak yang kelihatannya masih sangat muda. Dia sangat hebat dalam memainkan piano, kamu berbisik pada Chase

"Kamu tau siapa namanya?" Tanyamu
"Ya, tau.. Kalau tidak salah namanya Jordhan Miguille pianis asal Brazil" jawab Chase
"Dia sungguh luar biasa" pujimu

-----------------

Cody masih terdiam di dalam kamarnya, rasanya malas keluar kamar di hari liburnya kali ini. Dia hanya menghabiskan waktu dengan berkirim pesan dengan sahabat dekatnya Greyson Chance. Dia bilang saat ini dia sedang di Belanda untuk konsernya dengan Miranda.

To : Greyson

Good luck buddy!


From : Greyson

Thanks,


To : Greyson

Mungkinkah di Belanda nanti kau akan memiliki selingkuhan? LOL


From : Greyson

Kau ingin aku digantung Cika apa?? -__-"



To : Greyson

Hahahaha peace! Semoga sukses




From : Greyson

Kau sudah katakan itu


To : Greyson

Ya sudah, itu untuk yang kedua kalinya :p


Greyson sudah tak membalas lagi, mungkin dia sudah menyerah dengan tingkah Cody kali ini. Namanya dipanggil oleh pembawa acara, diapun melangkah naik ke atas panggung. Konser berjalan lancar, selesai konser dia mengirimkan Cika e-mail bahwa konser pertamanya di Belanda berjalan lancar.


Kamu baru saja kembali ke hotel bersama Chase, sementara itu

"Miranda, aku tak ingin kita ke hotel tadi.. Aku ingin kita menginap di hotel pinggiran kota saja.. Aku ingin sedikit merasakan apa itu udara segar" ujar Greyson
"Baiklah bos.." Sahut Miranda yang duduk disamping kursi supir

No comments:

Post a Comment