5th Part !!!
Let's Begin!!!
"Rachel! Kamu ga apa-apa" ucap Tsuji
"Aah.. Iya ga apa-apa"
Cody masih terbatuk, kamu mengelus-elus punggungnya
"Maklum usianya sudah lanjut, sabar ya kek sebentar lagi sendalnya ketemu" ujarmu asal sambil terus mengelus punggung Cody
"Hah!"
Tsuji, kamu dan Michael tertawa cukup keras melihat respon Cody yang diledek olehmu. Dia mendekapmu lagi, menyimpan es kelapanya lalu mengacak-acak rambutmu. Michael dengan pandangan ke arah pantai dia memegang tangan Tsuji, Tsuji yang sedang tertawa berhenti sejenak dan menatap Michael yang tampal malu-malu
"Cieeeee" godamu dan Cody bersamaan.
"Kencan yang bener ya" ucap Cody
"Jangan kecewakan Tsuji" ucapan Cody dilanjutkan olehmu
Pipi mereka berdua memerah, Tsuji tersenyum malu..
Cody memberikan es kelapamu pada mereka berdua
"Satu berdua.. Sangat romantis, kita balik ke pantai yaaa" ucap Cody sambil memberikan es pada Michael, dia langsung mengambil es miliknya lalu menarikmu kembali ke pantai, kamu melambaikan tangan pada Tsuji lalu berjalan di belakang Cody. Sesekali Cody menawarkan es miliknya. Kamu menggeleng -- baguslah karna Author kena Envy berat --.
Sebentar lagi matahari terbenam, semua anak muda membentuk lingkaran yang lumayan besar, lalu membakar Marshmallow disana. Kamu duduk di sebelah Justin. Sedangkan Cody duduk di sebrangmu dengan 2 temannya dan disamping Alicia. Alli duduk di samping Chris kelihatannya Chris sedang melakukan pada gadis berbehel itu -- sama-sama pake behel! Perfect Match! --. Caitlin masuk ke dalam Caravan untuk mengambil persediaan marshmallow disana.
"Justin" panggilmu, Justin menoleh
"Tidak ada" kamu mendekatkan posisi dudukmu, Justin melirikmu dengan tatapan manja sambil tersenyum. Kamu iseng mengambil stik Justin yang marshmallownya sudah matang dengan punyamu yang belum terbakar sedikitpun
"Hei!" Protes Justin
"Hehe.. Kena deh!" Ucapmu sambil menggigit maarshmallow itu
"Curang.." Protesnya lagi
"Mau?? Nih?? Yang belum digigit" kamu memutar stik, Justin menggelengkan kepalanya
"Aah... Malu-malu kucing dia.."
"Apa si"
Kamu baru pulang malam harinya, sebelum pulang kamu dan Justin menonton sebuah trailer film melalui notebook milikmu. Tanpa kamu sadari Justin selalu memperhatikan wajahmu selama menonton itu. Saat trailer selesai
"Selesai! Eh? Justin?" Kamu menoelh dan melihat Justin yang tersenyum sambil menatapmu lembut "kenapa melihatku seperti itu?"
"Ti...tidak.. Tidak ada... Selesai ya, kelihatannya filmnya akan seru nanti" ucap Justin terbata-bata
"Kamu tidak menontonnya kan Justin? Jangan bohong.."
"Iya,iya aku ngaku ga lihat.. Tapi nanti kita nonton film itu sama-sama ya?" Pinta Justin, kamu mengangguk. Lalu mematikan notebookmu dan melipatnya.
"Aku pulang ya" kamu berpamitan pada Justin, Justin mengangguk
"Kebetulan aku juga akan pulang" katanya singkat, kamu tersenyum, lalu masuk ke dalam caravan. Dari jendela kamu melambaikan tanganmu. Justin membalas lambaianmu, lalu masuk ke dalam mobil Scott. Dia disambut oleh Carin yang ada didalam mobil
"Aaah.. Hari yang melelahkan" ucap Justin sambil meregangkan badannya
"Dia kah gadis yang kau sebut 'mencuri perhatianku'?" Tanya Scott dari balik kursi supir. Justin tidak menjawab dia membaringkan kepalanya dipangkuan Carin, lalu memejamkan matanya
"Kurasa itu jawaban iya" ucap Carin setengah berbisik, Scott tersenyum lalu menggas mobilnya.
***
"Jangan sekarang ma! Aku belum siap!" Ucap seorang pemuda
"Nanti kita ketinggalan pesawat sayang, cepatlah" ucap seorang wanita paruh baya
Keluar seorang pemuda memakai kemeja warna merah dan kaus warna hitam dengan sebuah koper yang lumayan besar dibelakangnya, dia mengucek-ucek matanya. Kelihatannya dia baru saja bangun dari tidurnya
"Kenapa harus malam-malam si ma" keluhnya sambil memasukan kopernya ke bagasi taksi
"Kamu tau kan besok siang ada pemotretan" ucap wanita itu saat anaknya masuk ke dalam taksi berwarna hijau menyala itu.
"Yayayayaya" sahut anak itu yang kemudian memejamkan matanya lagi dan melanjutkan tidurnya di dalam taksi.
***
"Greyson!! Mama sudah bilang berkali-kali jangan keluar malam-malam.. Jadi begini kan? Tangan kananmu kenapa?" Ucap seorang wanita pada seorang anak berambut coklat tua yang tertunduk wajahnya, tangan kanannya mengalami luka lebam karna terbentur pintu bis saat pulang dari rumah temannya.
"Maaf, ma" lirihnya
"Ya sudah masuk ke kamar! Dan tidur.. Kalau terdengar suara piano kamu mama hukum!" Hardiknya, anak itu mendongkakan kepalanya dia seperti tidak terima dengan apa yang mamanya katakan itu
"Tapi..tapi... Cuma 5 menit ma.. Janji takkan lama-lama" ucapnya
"5 menit bagimu, 1 jam bagi mama.. Kamu harus istirahat, besok kan harus kembali ke studio dengan Miranda" kata wanita berambut coklat tua dan cantik itu. Anak bernama Greyson itu menggigit bibir bawahnya, kelihatannya dia kesal
"Kembali ke kamarmu sayang" katanya lagi, Greyson segera bangkit dari tempatnya duduk lalu berjalan lesu masuk ke kamarnya.
***
"Hooaaaam... Jam berapa sekarang?"
"Jam 11 malam, ada apa sobat?"
"Hah!!! 11 malam??? Mati aku!!! Aku pulang ya!!! Daaah!!!"
Seorang pemuda berbadan tinggi segera bangkit dari tempatnya duduk lalu berlari keluar, dia mengenakan jaketnya asal begitu juga dengan tasnya yang berisi buku-buku sejarah.
"Mama, pasti ngamuk... Haah, nasib-nasib" katanya sambil menaiki sebuah bis yang baru saja tiba, lalu duduk tepat dibelakang supir.
Nafas anak itu terengah-engah tak lama ponselnya berdering dia meraihnya, tertulis di layarnya "My Mom". Dia menepuk keningnya lalu mengangkat telepon itu dengan wajah khawatir
"Yair!! Darimana saja kamu??"
"Dari tempat les ma.. Aku dijalan menuju rumah.."
"Ya sudah! Papamu marah tuh, hati-hati di jalan"
"Iya-iya.."
Anak itu menutup teleponnya, dalam hatinya dia mengucapkan kata yang sama berkali-kali "bodohnya aku"
***
Malam berlalu, kamu dan keluargamu tidak menginap di hotel, kalian menyewa sebuah arpatemen dengan harga murah di kawasan Atlanta. Hari itu, kamu memakai kaus warna putih polos, jaket warna abu-abu, celana jeans panjang.. Rambutmu mulai kembali ke asal, yep! Mulai kembali ikal seperti awal.. Kamu membiarkannya karna tak ada waktu untuk memakai obatnya lagi.
"Ka Rio.. Aku keluar dulu ya" ucapmu sambil meraih tas selendang warna putih yang sudah diisi notebookmu, kamu menjinjing sebuah buku catatan besar, hari itu kamu akan menyerahkan naskah pendek dari perjalananmu melewati 9 negara. Kamu berjalan keluar apartemen di luar cuaca sedang cerah kamu sangat menikmati hari itu.
Di saat yang sama, dan di jalan yang sama seorang pemuda memakai kupluk warna biru muda, kaus merah maroon, jaket hitam, dan celana panjang melalui orang-orang yang lalu lalang di jalan menggunakan skatenya. dia bernama Yair lengkapnya Yair Danor. Awalnya dia tinggal di Israel.. Tapi dia pindah ke Atlanta karena meneruskan sekolahnya dan meniti karir sebagai seorang penyanyi -- padahal Author juga belum pernah dengar lagunya XD --. Dia menghentikan skatenya dan terdiam melihat seorang gadis cantik yang lewat di depannya. Gadis itu tak lain adalah kamu. Dia melirik jam tangannya
"Masih terlalu pagi untuk menemui Mrs. Chyntia.. Kubuntuti saja gadis ini" katanya dalam hati.
Kamu janji bertemu salah satu temanmu yang om nya bekerja di penerbit yang akan kamu datangi di sekitar sana. Kamu menunggu di tempat yang sudah dijanjikan. Kamu bersandar ke tembok, dan memperhatikan orang-orang yang berjalan dengan sangat cepat di depanmu.
Yair berdiri dengan jarak kurang lebih 3 meter dari tempatmu berdiri, dia agak kurang yakin untuk mendekat. Dia terus membenarkan posisi kupluknya karena nervous.
Kamu menoleh ke arah Yair, dan tersenyum mencoba untuk akrab dengan siapapun. Itu malah membuat Yair semakin salah tingkah. Kamu mengangkat sebelah alismu lalu kembali menunggu.
"Oke Yair.. Maju!!maju!!" Kata pemuda itu dalam hati, dia berjalan mendekatimu.. Kamu melihatnya mendekatimu.. Yair menyandarkan skatenya di tembok sebelahmu lalu ikut bersandar disana.
"Hey" sapanya
"Hey" sapamu balik
"Menunggu seseorang?" Tanyanya
"Begitulah" jawabmu singkat, Yair mengangguk-anggukan kepalanya
***
Justin masih tertidur di atas kasurnya.. Saat itu pukul 08:45 am. Dia sepertinya kelelahan karena kemarin. Tak lama ponselnya berdering, telepon dari orang yang sudah dia anggap sebagai kakanya "Usher".
Dengan suara yang masih serak dia mengangkat telepon itu
"Whatsup man?" Katanya sambil mengucek-ngucek matanya.. Terdengar suara Usher walau tak jelas.. Justin mengangguk pelan dengan mata masih terpejam
"Okay.. At 9? Oh ok.. Is selena there? Ok.. Uum.. Ok.. Aku bersiap dulu.. Tidak, tidak perlu dijemput aku bisa kesana sendiri" ucap Justin. Sekarang dia duduk di atas kasurnya rambutnya berantakan tak keruan. Tak lama seorang wanita paruh baya masuk ke kamar Justin. Dia menahan tawanya melihat anaknya, yang terlihat sangat lusuh itu duduk bersila di atas kasurnya
"Ada apa mom?" Tanya Justin
"Kau tidur nyenyak?" Tanya wanita itu
"Begitulah" jawab Justin singkat
"Aku yakin kau akan suka model rambutmu yang baru di kamar mandi nanti"
"Semoga saja"
Justin bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan masuk ke kamar mandinya.. Dia berkaca di kaca yang ada disana.. Lalu mengintip keluar.. Mamanya terlihat sedang membereskan kasur
"Mom!" Panggilnya
"Apa sayang?" Sahut mamanya
"Kau benar, aku tampan sekali.. Aku rasa aku akan mempertahankan model rambut seperti ini" guraunya
"Bersiaplah untuk dimarahi penggemarmu nanti"
"O..oow.. Aku harus segera mandi untuk memperbaiki rambut ini" Justin segera menutup pintu kamar mandi.. Mamanya hanya tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya
"Ada-ada saja anak itu" ucapnya setengah berbisik
***
Justin sudah tiba di lokasi photo shooting, dia membawa sebuah bingkisan yang akan dia berikan pada gadis cantik yang duduk di kursi hitam. Dia menutup mata gadis itu, gadis itu tersenyum manis sambil memegang tangan Justin
"Justin.. Jangan jail deh" katanya
"Yaah... Ko tau?" Ucap Justin
"Iya dong kan wajib" gadis itu menolehkan wajahnya ke belakang
"Aku punya sesuatu untukmu" ucap Justin
"Apa itu?"
Justin mengeluarkan bingkisan tadi.. Dan mengeluarkan isinya yang ternyata berisi sebuah scarf warna merah maroo. Sangat cocok dengan dress yang sedang digunakan gadis itu
"Astaga Justin.. Terima kasih" katanya
"Apa saja untukmu Selena" ujar Justin sambil tersenyum manis, Gadis itu langsung memeluk Justin
***
Kamu jadi keasikan mengobrol dengan Yair. Tak lama berhenti sebuah mobil range rover di depanmu dan Yair. Turun seorang pemuda berambut hitam, dia tampak sedikit lebih tua darimu. Melihat pemuda itu ekspresi Yair berubah total, dia langsung berpamitan.
"Ada apa dengan anak itu?" Katamu
"Biarkan saja dia.. Siap?" Tanya pemuda itu
"Siap.. Oh ya, sekarang lebih tinggi kamu dibandingkan aku" katamu
"Iya dong.. Harus itu" katanya bangga
"Hahaha"
Kamu masuk ke dalam mobil itu,
"Oh ya, Chase.. Apa benar om mu akan tertarik menerbitkan ketikanku ini menjadi sebuah buku?" Katamu kurang yakin
"Aku yakin.. Tenang saja"
Kamu tiba di kantor penerbitan milik keluarga Landon. Kamu agak nervous untuk masuk ke dalam. Tapi Chase meyakinkanmu bahwa tulisanmu bagus -- karena dia sudah pernah baca di blogmu --. Kalian masuk ke kantorom Chase, kamu menyerahkan buku catatan yang kamu peluk sejak tadi, tanpa basa-basi lelaki berkumis itu membaca karyamu.
Kamu dan Chase berpandangan saat tiba-tiba om Landon itu tersenyum. Chase mengangkat kedua bahunya.
Tuan Landon selesai membaca dia meletakan bukumu di atas mejanya. Dia tersenyum ke arahmu. Kamu menatap Chase tanda penasaran dengan tanggapan editor kawakan itu.
"Nanti malam, temui aku ya di tempat biasa" ucap Justin sambil teresenyum, dia memainkan rambut gadis latin itu. Gadis itu mengangguk.
Tak lama Usher mendekati mereka berdua
"Pacaran mulu! Justin, kita ke penerbit xx.. Mereka bilang bukumu mendapatkan predikat best seller!" Seru Usher. Justin tentu terkejut dia sangat senang, dia langsung memeluk Selena saking senangnya. Gadis itu menatap Usher sambil mengangkat kedua bahunya.
"Kita kesana sekarang!!" Ucap Justin
***
Yair memainkan pensilnya, dia terus membayangkaan wajahmu yang sedang tersenyum saat tadi dia memberikan guyonan yang biasa diucapkan di kelasnya ini.
"Cantik sekali gadis itu" ucapnya perlahan
Singkat cerita, Justin tiba di kantor penerbitan itu. Dia tak sengaja melihatmu di depan sebuah kanot dengan seorang lelaki di sebelahmu
"Kembangkan lagi tulisanmu nona Amanda.. Aku menunggu kelanjutannya.. Bulan depan, datanglah lagi.. Dengan cerita baru" ucap pa Landon. Kamu tersenyum dan mengangguk mantap. Saat pa Landon menghilang masuk ke dalam lift.. Kamu berpandangan dengan Chase
"Justin, ayo kesini" ajak Usher
Justin mengikuti dari belakang.. Dia melihatmu meloncat-loncat dengan wajah penuh kegembiraan.. Kamu memeluk Chase saking bahagianya.. Chase membelai rambutmu lembut, sambil.
Justin tidak yakin dengan yang dirasakannya.. Dia merasa hatinya tidak rela kamu memeluk laki-laki lain atau singkat kata CEMBURU
-5th Part End-
No comments:
Post a Comment