Saturday, April 30, 2011

Packed for Love (7-8)

7th and 8th Part!!!!


Let's Begin!!!


"Eh, jelek.. Cepetan makannya!" Perintah Justin sambil melap mulutnya
"Sabar napa.." Omelmu sambil memutar-mutar garpu di atas piring.

Sementara itu,

"Alliiii!! Jadi ga si?!" Omel seorang pemuda di depan pintu kamar adiknya. "Cepetaaaan" lanjutnya lagi dia bersandar di samping pintu itu dan melirik jam dinding sesekali.


"Eh, bawel.. Udah nih.. Yo!" Ajak sang adik yang baru saja keluar dari kamarnya menggunakan pakaian bagus.
"Ya udah, ayo.." Pemuda itu berjalan di depan adiknya dan turun ke bawah.

***

"Yair, tumben.. Kamu mengajakku makan malam seperti ini.. Seperti bukan kamu saja" ucap Nadya sambil memegang cangkir kopinya yang hangat.
"Yaaa... Aku cuma ingin menghabiskan malam sabtu ini saja, kalau sendirian kan tidak enak.. Jadi aku mengajakmu" jelas Yair, dia meletakan tangan kirinya di belakang kepala
"Begitu.... Makanya milikilah kekasih! Jangan mengajakku!" Ucap Nadya dengan nada mengancam
"Jadi tidak mau?? Ya sudah lain kali tidak akan..."
"Waaah.. Gitu aja ngambek, becanda kali onta" canda Nadya
"Awas kamu yaa" ucap Yair sambil menunjuk wajah Nadya yang sedang meminum kopinya

***

"Enak?" Tanya Greyson. Cika mengangguk "enak sekali" katanya sambil menyendok sesendok sup lagi "mau?" Tawar Cika
"Aku baru saja makan semangkuk" ujar Greyson sambil mendorong mangkuk kosong miliknya ke tengah meja
"Hahaha.. Siapa tau masih mau" gurau Cika
"Memang masih" ucap Greyson sambil tersenyum dan memperlihatkan barisan gigi putihnya,
"Pinjam sendoknya" ucap Greyson tiba-tiba Cika memberikan sendoknya begitu saja. Greyson menyendok sup tadi lalu memasukannya ke dalam mulut
"GREY!! Aaah!! Kau mencuri" protes Cika, Greyson iseng memasukan sendok tadi ke mulut Cika yang sedang mengomel dia tersenyum manja.
"Grey... Ga lucu" gerutu Cika
"Kita baru aja ciuman lo" ucap Greyson
"Haa?"
"Iya, sendok itu bekas mulutku.. Terus masuk ke mulutmu.. Artinya ciuman kan? Yaa.. Walau tidak langsung" jelasnya, wajah Cika memerah, dia tersenyum malu lalu mengganti sendoknya.
"Mau yang langsung?" Tanya Greyson nakal
"Ga" jawab Cika tegas

***

Selesai makan, kamu dan Justin langsung berangkat ke suatu tempat yang sepertinya hanya Justin yang tau, itu karena dia tidak memberitaumu kemana tujuan selanjutnya. Dia menggandengmu menuju mobilnya yang diparkirkan di pinggir jalan. Saat tiba disana, kalian menunggu Kenny, karna dia yang pegang kuncinya

"Jadi kamu mengajak Kenny?" Tanyamu
"Iya.. Tapi cuma sebagai supir.." Jawab Justin sambil memasukan kedua tangannya ke dalam saku mantel tebalnya. Kamu bersandar di samping mobil dan meniupi tanganmu yang dingin sedingin es. Tasmu di bawakan oleh Justin. Tak lama orang yang ditunggu-tunggu datang juga (Akhirnya datang juga :D). Dia segera membuka kunci mobil, kamu dan Justin duduk di kursi penumpang. Saat mobil sudah mulai melaju di jalanan Kenny bertanya

"Siapa dia, Justin? Lucky Fans?"
"Bukan" Justin menggeleng "dia temanku.. Calon penulis best seller" ucapnya sambil menatapmu. Kamu tersenyum malu.
"Bukaaan... Belum tentu akan best seller, belum tentu" katamu sambil mengibas-ngibaskan tanganmu
"Never Say Never" ucap Justin mantap
"All right" kamu mengangguk

***

Suasana mendingin antara Yair dan Nadya, mereka saling diam dan sibuk dengan kegiatan masing-masing. Mereka berdua memainkan ponsel mereka masing-masing. Parahnya mereka berkirim pesan dengan satu sama lain. Itu disebabkan karena Nadya mendapat pesan dari orang tak di kenal akhirnya dia mengaku bernama "Gisela" sedangkan yang mengirim itu sebenarnya Yair hanya saja dia mengaku sebagai "Will".

"Yair" ucap Nadya tiba-tiba
"Ya?"
"Aku dapat nomor tak dikenal, kau tau ini nomor siapa?" Ucap Nadya sambil memperlihatkan layar ponselnya pada Yair. Dia terkejut karena itu nomornya berarti Gisela yang selama ini dia anggap gadis Indonesia yang kuliah di Belanda ada di depannya dan bernama "Nadya". Yair menggeleng "tidak" katanya. Nadya menganggukan kepalanya,

***

Justin mengantarkanmu sampai depan apartement. Kamu mengajaknya mampir sebentar tapi diaa menolak, ada urusan katanya.

"Ya sudaah" katamu sambil mengangguk
"Bye" Justin berpamitan "Take care of yourself" lanjutnya, perlahan mobil mulai berjalan, di jalanan licin itu.
"You too" ucapmu setengah berteriak, entah Justin mendengarnya atau tidak. Kamu mengangkat bahumu. Tanpa sadar ada sesuatu yang tertinggal di mobil Justin. Suasana mobil yang gelap dan tas notebook birumu yang berwarna hitam membuat Justin dan kamu tak sadar bahwa dia masih disana. Saat Justin akan mengeluarkan mac dari tempaat persembuyiannya (kaya apa aja deh (''.)a ) dia merasa ada sesuatu yang kasar. Diapun mengangkatnya.

"Lo? Tas laptop?? Punya siapa?? Ada isinya pula" ucap Justin dalam hati, dia membukanya perlahan dan melihat notebook merek Vaio warna biru muda.
"Kenny, notebook siapa ini?" Tanya Justin
"Mana kutahu.. Dapat darimana kamu?" Tanya Kenny balik
"Dari jok dekat persembunyian Welma (itu bukan nama Mac nya Justin?? Lupa ana -,-").. Punya siapa ya?? Apa punya Selena?" Justin bertanya-tanya pada diri sendiri.

***

Kamu sibuk membongkar isi tasmu tapi tetap saja notebookmu tak ditemukan dimana-mana. Ayahmu kembali ke taman tadi untuk mencari disana baraangkali tertinggal. Kamu kebingungan tidak ingat dimana terakhir menyimpan Notebook kesayanganmu itu.

Kamu mencari ke seisi kamar, berharap kamu lupa bahwa kamu tak membawa notebook tadi. Tapi kamu ingat jelas di taman tadi kamu mengetik. Air matamu menetes..

"Kemanaa yaaa?" Lirihmu sambil terus membongkar isi tas.

***

Di kamarnya, Justin menelepon siapa-siapa saja yang tadi naik ke mobil. Mulai dari Selena sampai Caitlin.

"Sel, merasa tertinggal sesuatu tadi?" Tanya Justin
"Apa? Tidak ada yang tertinggal ko"
"Masa?" Ucap Justin tidak yakin
"Benar.. Tak ada yang tertinggal, kenapa?"
"Tidak ada.. Thanks, maaf menganggumu" Justin memutuskan telepon. Dan menelepon Carin kekasih Scott

"Carin" ucap Justin
"Ya? Ada apa tampan"
"Haha bisa saja, em.. Merasa ada meninggalkan notebook atau laptop?" Tanya Justin
"Tidak, sekarang aku sedang memainkan laptopku.. Kenapa?"
"Tidak.. Maaf menganggu, selamat malam" Justin kembali memutuskan telepon. Dia menelepon Usher entah kenapa rasanya dia pernah lihat Usher membawa notebook yang sama.

"Usher? Merasa meninggalkan sesuatu di mobilku? Tidak? Ya sudah.. Eh tidak.. Bukan, bukan apa-apa.. Ok, selamat malam" Justin berfikir kira-kira siapa yang kehilangan notebook.

"Caity buka, Carin bukan, Selly bukan, Usher bukan.. Siapa lagi ya yang menumpangi mobilku.. Hhmmm" Justin mencoba mengingat.

***

"Cody!! Kau...kau bisa temui aku?? Ya, sekarang... Cepatlah" ucapmu sambil terus menangis.
Di sebrang telepon terdengar suara Cody yang sepertinya agak panik mendengarmu menangis.

***

Justin menyalakan notebook biru yang di temukannya. Terlihat background atau wallpappernya bergambar sebuah pemandangan kota entah kota apa namanya.

"Pasti ada foto pemiliknya"

Justin membuka folder demi folder saat menemukan folder yang diberi nama 'All My Life' Justin penasaran dan membukanya, di dalamnya ada sekitar 12 folder lainnya.

"Aduh! Yang mana yang isinya foto" ucap Justin sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Di depan pintu kamarnya terdengar suara anak kecil. Justin membelalakan matanya.

"Jutssssyyyyyyyy" seru anak itu dari balik pintu

"Kan bener Jazzy" Justin buru-buru mematikan notebook biru itu dan menyembunyikannya didalam laci kecil di bawah kasurnya ( [?] Biarinlah bayangin aja :p). Justin segera membuka pintunya sebelum ketukan anak itu semakin kencang.

Saat dibuka, gadis berambut coklat yang tingginya selutut Justin memeluk kaki kakanya itu. Justin jongkok di hadapannya dengan wajah teresenyum.

"What's up cupcake?" Tanyanya lembut, gadis cilik itu tersenyum malu, dan berlari menuju tangga
"Okee..." Justin bangkit dan mengejar adik kecilnya yang menuruni tangga itu.

***

Kamu menceritakan semuanya pada Cody dia mendengarkan dengan perhatian, lalu membelai rambutmu lembut.

"Pasti ketemu ko.. Ohya, setelah di taman dan makan malam dengan Justin kamu kemana?" Tanya Cody
"Aku.. Ke... Oh iya ya! Akukan diantarkan Justin kesini!! Pasti notebook-ku ada padanya!" Serumu
"Kan? Kubilang juga apa? Pasti ada di satu tempat yang kau lupakan.." Ujar Cody sambil tersenyum. Kamu memerah.
"Thanks Cody, kau memang sahabatku" katamu sambil tersenyum. "Lo? Siapa bilang aku sahabatmu?" Tanya Cody dia menatapmu jail.
"Eh? Lalu?"
"Aku bukan sahabatmu... Aku sahabat baikmu" katanya lagi.. Kamu melemparnya dengan guguran daun. Dia hanya tertawa.

***

Rumah mewah itu menjadi ramai dengan suara jeritan anak kecil dan tawa dari beberapa orang.

"Stop Jazzy.. I'm tired, let's dinner" ajak Justin pada gadis kecil,
"I wooonntt!!!" Jeritnya, Justin berkacak pinggang, lalu menggelitiki adik kecilnya itu.

"Ya ampun Justin, kasihan dia.. " Ucap seorang wanita bernama Erin. Saat Justin berhenti Jazzy berlari ke arah kakanya lalu membalasnya dengan menggelitiki kakanya itu.
"Wahahahaha... Stop Jazzy... Hahaha.." Ucap Justin di sela-sela tawanya. Gadis mungil itu malah menganggap itu sebagai permintaan lagi, dia terus menggelitiki Justin sampai kakanya itu menangis!

***

Cody mengantarmu kembali ke apartement , sampai ke depan pintu apartementmu.

"Besok kuantarkan ke tempat Justin ok?" Usul Cody kamu mengangguk. "Thanks before" katamu sambil tersenyum.

***

Justin masih penasaran dengan siapa pemilik Notebook biru itu. Di dalam mobil menuju lokasi pemotretan untuk "Twist Magazine" dia menyalakan notebook itu, dan membuka semua folder yang ada di dalamnya. Sampai akhirnya dia menemukan sebuah folder yang diberi nama 'It's My Life'. Justin membukanya, dia menemukan banyak sekali file berupa ketikan di dalamnya, saat dia membuka satu dan membacanya, dia terkejut karena ada namanya di sana. Dia membaca ketikan itu sampai selesai, setelah selesai dia membuka sebuah folder yang diberi nama 'Other Pic'. Disana Ada banyak sekali foto seorang gadis cantik berambut lurus sebahu dan bermata coklat tua. Benar gadis cantik itu adalah kamu. Kebanyakan fotonya berlokasi di jalanan yang agak sepi. Justin tersenyum melihat foto-foto itu.

"Justin, kamu kenapa? Senyum-senyum sendiri gitu?" Ucap Scott dari balik kursi supir. "Tidak adaa..." Jawab Justin, senyuman yang terus mengembang di wajah Justin tiba-tiba terhapus saat dia melihat fotomu saat berduaan dengan Cody di pantai Angel, dan fotomu di sebuah gedung dengan seorang Pria yang kelihatannya seumuran dengan Justin. Dia tidak tau siapa nama pria itu.

***

Pagi itu kamu memakai, kaus biru tua polos, dan celana di atas lutut warna abu-abu, rambutmu kamu kuncir. Hari itu, matahari bersinar cerah, kamu membuka salah satu jendela di ruang makan, yang masih sepi. Ponselmu yang kamu kantungi di dalam saku celana bergetar. Kamu melihatnya ada e-mail baru saja masuk, itu e-mail dari Cody dia mengajakmu sarapan di luar bersamanya.

To : Cody

Eem.. Entahlah, aku tanyakan dulu pada ayah siapa tau dia tidak mengizinkanku.


Kamu kembali memasukan ponselmu itu ke dalam saku celana lalu memanggang beberapaa roti tawar. Saat mengoleskan mentega, kamu merasa roti tadi ada 4 buah lalu sekarang menjadi 3.

"Lo? Kemana satu lagi?" Katamu dalam hati. Kamu menghiraukannya dan kembali mengoleskan mentega. Saat akan mengambil lembaran berikutnya, tak sangaja kamu seperti memegang sesuatu. Kamu menoleh dan melihat ada tangan putih disana. Kamu menjerit, ternyata itu Rio. Dia mengerjaimu.

"Aaakkkkhhhh... Ka Rio jail!!!!" Omelmu sambil memukuli Rio
"Ampun,ampun.. Ampun achel"
"Ampun,ampun?? Ga ada ampun, kamu keterlaluan"
"Achel gitu deh.. Pelit" goda Rio sambil mencolek dagumu.
"Achel,achel?? Namaku Rachel, bukan Achel"
"Kan biar imut jadi Achel.. Tapi sayang... Wajahmu ga imut kaya waktu kecil dulu" ledek Rio. Kamu memasang ancang-ancang untuk memukul pria tinggi itu. Dia kabur entah kemana.

Kamu memutar matamu, lalu kembali mengoleskan mentega di atas roti panggang tadi.

Jam menunjukan pukul 9, kamu duduk di bingkai jendela kamarmu memandang ke jalanan Atlanta yang sedang sibuk saat itu. Acara melamunmu terhentikan karena Cody meneleponmu.

"Jadi?" Katanya langsung tanpa menyapa dulu
"Oke.. Aku siap-siap dulu"
"Siip.. Nanti kujemput" ucap Cody beberapa detik kemudian telepon diputus. Kamu segera bersiap karena sebentar lagi Cody akan menjemputmu.


***

Sementara itu, Cody berniat mengambil kunci mobilnya di ruangan Mr. Will dimana Justin sedang melakukan photo shooting, saat akan mengambil kuncinya yang tergeletak begitu saja diatas meja. Dia melihat tas laptop yang persis seperti tas laptop yang pernah kamu beritaukan pada Cody. Dia menatap Justin, dan tas itu bergantian.

"Ada apa Cody?" Tanya Shawn manager Cody
"Tidak ada.. Sebentar.. Justin!" Cody memanggil Justin yang sedang berbincang dengan Mr. Will. Justin berlari kecil mendekati Cody
"Apa?" Katanya
"Itu.. Tas laptop siapa?" Tanya Cody dia melirik tas itu
"Aku menemukan itu di dalam mobilku.." Kata Justin
"Ooh.. Itu sebenarnya milik Rachel, kau tau kan siapa Rachel.. Boleh kubawa, mau kukembalikan padanya" ucap Cody
"Boleh.. Bawa saja, tadinya setelah ini juga mau kukembalikan padanya" ucap Justin sambil memberikan tas laptop itu.
"Thanks" Cody menerima tas itu, lalu melangkah pergi.

***

Kamu berpamitan pada ayahmu dan yang lainnya, karena kamu berniat pergi ke toko buku membeli beberapa novel -- lumayan bukan, karena kamu mendapatkan sejumlah uang dari tante Fajar kenapa tak dimaanfaatkan? --. Kamu memakai mantelmu, lalu melangkah keluar apartement. Di luar angin sangat sejuk, ini musim dingin pertama dimana matahari bersinar sangat terang dan cerah sekali. Kamu berjalan sambil tertunduk, karena sedang berkirim pesan dengan Cody untuk membuat janji bertemu di toko buku yang akan kamu datangi. Cody bilang, dia sudah mendapatkan notebookmu, ternyata memang benar notebookmu ada pada Justin.


"Justin" panggil seorang gadis yang menghancurkan lamunan Justin yang sedang menatap wajah cantikmu di layar iPhonenya. Justin menoleh, dia Selena.
"Ada apa Sel?" Ucap Justin sambil memasukan iPhonenya ke dalam saku celana.
"Aku cuma rindu padamu sayang" ucap Selena dengan suara memanja, Justin tersenyum.
"Kau memakai scarf itu?" Justin memegang scarf yang dipakai Selena, gadis berambut hitam itu mengangguk.

***

Kamu sedang melihat-lihat buku tentang musik di sebuah rak tinggi -- biasanya ada di ujung gang yang isinya rak-rak setengah meter --, kamu mencarikan buku chord piano untuk Lisa. Kamu dengar orang tuamu atau lebih tepatnya mamamu akan ikut dengan Om dan tante Fajar untuk menetap di Atlanta. Jadi sejak kemarin mamamu dan Om Fajar mencari-cari rumah atau paling tidak rumah yang disewakan untuk beberapa bulan. Karena sebenarnya Tante Fajar lebih ingin menetap di New York. Tapi paling tidak, harus adalah rumah untuk menetap di Atlanta sementara daripada kalian ditendang dari apartement karena masa sewa habis dan tidur di caravan yang sempit.

Oke, kembali ke cerita. Cody sudah janji akan menemuimu di toko buku yang bernama Oksigenus itu (Author ga yakin ada nama toko buku kaya tadi biar lah unik :p). Kamu melirik jam tangan yang sedang kamu gunakan, jam 12 siang, Cody belum datang juga padahal dia janji akan datang jam 11:30 am. Kamu menemukan apa yang kamu cari lalu berjalan menuju kasir. Selesai membayar buku yang kamu beli, kamu menelepon Cody

"Cody?? Dimana?? Macet?? Oooh.. Baiklah... Iya,iya, di toko kaset sebrang Oksigenus saja, siip.. Oke kutunggu" kamu memutuskan telepon. Lalu menyebrangi jalanan sepi menuju toko kaset bernama "Rockieezz" di sebrang toko buku itu. Di dalamnya ada cafe jadi tempat itu pas sekali untuk jadikan tempat 'menunggu seseorang'. Kamu masuk ke toko itu, dan melihat-lihat kaset,

"Mustahil ada CD YUI disini.. Aahhh.. Never Say Never, pasti ada" katamu dalam hati sambil berkeliling toko. Dugaanmu benar sudah berkeliling tapi tidak ada CD dari penyanyi bernama YUI yang kamu maksud, kamu berjalan menuju sofa warna krim, dan duduk diatasnya. Kamu mengeluarkan CD portable dari dalam saku mantel putih yang kamu gunakan lalu memutar CD YUI yang masih ada didalamnya.

***

"Justin.. Aku ada perlu ke toko Roockiezz.. Mau temeni aku?" Ajak Selena
"Aku lelah Sel, aku ingin istirahat saja.." Justin mencoba untuk menolak
"Oke aku mengerti.. Jaga kesehatan ya" Selenapun membelai kepala Justin lembut, Justin mengangguk pelan sambil tersenyum.
"Sebagai permintaan maaf, kuantarkan saja kesana.." Ucap Justin, sambil mengambil kunci mobil Selena
"Lo? Katanya mau istirahat?? Aku sendiri saja Justin"
"Kubilang kan permitaan maaf"
"Sudahlah.. Nanti kamu pulang bagaimana??" Tanya Selena
"Jangan pikirkan hal itu.. Aku kan bisa minta jemput Kenny"
"Sudah! Kamu pulang saja.. Aku bisa kesana sendirian.. " Selena segera merampas kunci mobilnya lalu melangkah pergi.

***

Tiba-tiba seseorang melepaskan headphone yang sedang kamu gunakan, kamu yang tak suka dengan sikapnya yang tidak sopan itu langsung menoleh ke belakang. Ada seorang pria berambut pirang sedang tersenyum.

"Cody.. Tidak lucu tau" katamu sambil menekan tombol pause di CD portablemu itu.
"Hehe.. Kalau tidak dibegitukan mungkin kau takkan pernah menyadari keberadaanku" ujar Cody, dia duduk di sebelahmu sekarang "oh ya, ini Notebookmu.. Jangan nangis lagi nanti oke?" Canda Cody dia mencolek dagumu
"Ikh! Tapi thanks ya.. Kamu memang sahabat baikku.. Tapi memang benar di Justin kan?" Katamu
"Iya.. Notebook ini ada padanya.." Jawab Cody
"Oke.. Kau punya alamat e-mailnya?"
"Untuk apa?"


***


"Dor!"
"Eh.. Nadya.. Apa-apaan si kamu.." Ucap Yair
"Bengong aja si.. Besok mulai liburan musim dingin... Haaah, I will miss you Yair" ucap Nadya
"I will miss you too Nadya... Mau bernyanyi bersamaku?" Tawar Yair yang memang sedang duduk di depan piano
"Boleh.. Tapi aku ga bisa main piano" ucap Nadya sambil cengengesan
"Aku ajarin.. Sini" Yair menepuk tempat kosong di sebelahnya. Nadya duduk di sebelahnya, dia segeraa memainkan tuts asal. Yair tersenyum.. Lalu memegang tangannya dan meletakan jari-jari Nadya di tempat yang benar.
"Lemaskan tanganmu" perintah Yair dengan suara yang lembut

Nadya melemaskan jari-jarinya, Yair memainkan piano itu menggunakan tangan Nadya, sesekali mereka berpandangan. Nadya merasakan ada sesuatu yang berbeda. Biasanya saat bersama Yair dia tak merasakan hal ini.

***

"Skandar!! Kebiasaan deh.. Bangun sayaang..."
"Aaah mama... Aku masih mengantuk" ucap anak bernama Skandar itu, dia menutupi seluruh badannya menggunakan selimut warna abu-abu yang dia gunakan semalam.
"Tapi sekarang kamu harus ke kantor penerbitan kemarin sayang.. Ayoo"
"Nanti saja ma.. Kata bapa itu juga paling lambat malam ini kan? Aku masih mengantuk maaa"
"Bangun ga? Bangun Skandar Keynes!! Bangun!!!" Perintah ibunya dengan suara jengkel "Skandar!! Bangun atau mama marah!!!" Katanya lagi.. " Oke,oke, aku bangun..."

Ibu itu melangkah pergi, saat pintu tertutup Skandar segera masuk ke kamar mandi

"Mama? Dia bilang mama? Mama apanya? Kau nenek sihir bagiku.. Ayah juga tak pernah ingin menikah denganmu!!" Gerutunya di dalam kamar mandi.

***

Kamu berbincang dengan Cody di sana. Tak lama ada seorang gadis masuk ke dalam toko itu, dia melihat ke arah Cody dan melambaikannya, Cody membalasnya lalu memintanya untuk bergabung dengan kalian berdua. Kamu melihat kebelakang ternyata itu gadis yang kamu lihat wajahnya di majalah High End Teen 3 tahun yang lalu, yang sempat kamu minta untuk jadi kekasih ka Rio. Dia Selena Gomez, kamu tidak percaya orang yang pernah kamu idolakan itu ada dihadapanmu sekarang.

"Cody"
"Selly"

Mereka berpelukan, Selena menanyakan pada Cody siapa kamu sebenarnya, dia berkenalan denganmu. Kamu sangka dia orang yang sombong tapi ternyata dia orang yang sangat baik dan ramah. Kamu sempat berpelukan dengannya, dan meminta tanda tangan untuk oleh-oleh Licca nanti.

"Licca? Siapa dia?" Tanya Selena sambil menandatangani kertas yang kamu berikan padanya
"Dia adik sepupuku.. Sekaligus fans beratmu" katamu
"Benarkah? Waah.. Kapan-kapan aku ingin bertemu dengannya" ucapnya sambil tersenyum.
"Haha boleh..."

***

Baru saja Justin sampai di rumahnya, dia langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur empuknya, sambil memandang langit-langit kamarnya yang kosong. Tanpa mengganti pakaiannya sama sekali dia meraih gulingnya lalu tidur.

Baru saja matanya terpejam, adiknya Jazzy mengajaknya main. Kalau untuk yang satu itu Justin tidak bisa menolak, dia meladeni adiknya bermain sampai puas di kamarnya. Rasa penat yang dia rasakanpun hilang seketika saat bermain dengan gadis ciliknya itu.

"Jutsy.. Do you have a gelflend?" Tanya Jazzy
"Yes I have.. What's wrong dear?"
"Is she butifull?" Tanyanya lagi
"Yeah.. She's really beautiful"
"Can I see her face?" Pintanya.

Justin mengeluarkan iPhonenya lalu menunjukan foto Selena

"She is my girlfriend Jazzy, she's beautiful, Right?" Tanya Justin
"Yes she is!.. Can I borrow your phone Jutsy?" Pintanya lagi. Justin memberikan iPhonenya pada Jazzy.
"What is her name Jutsy" tanya gadis kecil itu dengan mata tertuju ke layar iPhone Justin
"Her name is Selena.. What's wrong with that cupcake?"
"Silena is butiful, but I think she is more butiful Jutsy" Jazzy menunjukan fotomu yang sempat Justin masukan ke iPhonenya, Justin termenung.
"Jutsy she is butiful like an angel.. She's better than Silena" ucap gadis itu sekali lagi, Justin membelai kepalanya lembut.
"You're right Cupcake.. But she is not my girlfriend" katanya
"Why?" Tanya Jazzy
"I don't know.. I just.. It's complicated"
"do you love her?" Tanya Jazzy dengan mudahnya, Justin menggeleng
"A you suree?" Tanya Jazzy lagi.. Justin terdiam, dia membisikan sesuatu di kuping adik kecilnya itu, dan apa yang dikatakan Justin itu membuatnya tersenyum dan memeluk kakanya, Justin hanya tersenyum melihat tingkahnya.

***

Kamu menghabiskan waktu mengobrol dengan Selena dan Cody, sampai kalian lupa waktu. Tak lama Selena memutuskan untuk berpamitan dengan kalian, sebelumnya dia meminta alamat e-mailmu. Kamu dan Selena bertukar alamat e-mail. Tak lama setelah Selena pergi Cody mengajakmu pulang. Kamu menurut.

Tadinya Cody menawarkan tumpangan, tapi kamu menolaknya, kamu lebih memilih jalan kaki. Di perjalanan, kamu memainkan ponselmu karena Alli adik Cody mengajakmu berkiriman e-mail. Kamu meladeni gadis cantik itu. Sampai tak sengaja kamu bertabrakan dengan seorang pemuda beraambut coklat, dia memakai sweater warna merah, kemeja warna putih,jeans warna hitam, dan sneakers. Kalian berdua jatuh.

"Sorry" katanya
"It's okay.. What's wrong with you? Seperti dikejar hantu saja,"
"Bawa aku ke tempat jauh!! Cepat!!"

Kamu bingung dengan pemuda bermata biru ini

***

"Jadi, kau kabur dari orang tua tirimu?" Tanyamu
"Begitulah" jawab anak itu singkat, kamu menganggukan kepalamu "kenapa?" Tanyamu lagi
"Dia memperkerjakan aku.. Aku ingin bebas.." Katanya sambil tertunduk
"Ya sudah.. Besok aku mau ke stasiun, aku bisa membelikan tiket untukmu kembali ke tempat ayahmu di Washington"
"Dia akan mencariku kesana, ayahku menyuruhku menemui pa Joan.. Kau kenal dia?" Tanya anak itu
"Dia mungkin ayahku.. Ya sudah, kamu ikut saja denganku sekarang" ajakmu, anak itu mengangguk, kebetulan ada bis yang berhenti di halte dimana kalian duduk.

Di dalam bis

"Oh ya, siapa namamu?" Tanyamu
"Namaku? Namaku Skandar, Skandar Keynes" katanya
"Ooh Skandar, aku Rachel, Rachel Amanda" katamu, kalian berjabat tangan.

- 7th and 8th Part End -

No comments:

Post a Comment