Saturday, April 30, 2011

Packed for Love (9)

9th Part!!!!!

Let's Begin!!!!

Mulai hari ini, Skandar akan tinggal dengan kalian sementara sampai ayah Skandar membawanya pulang, entah kapan itu akan terjadi. Sampai satu hari, kamu memutuskan untuk melanjutkan kegiatan back packermu,

"Memangnya kemana tujuanmu selanjutnya?" Tanya ayahmu
"Entahlah.. Paling tidak, hanya di dekat-dekat sini saja.. Inginnya si ke Venice,Paris.. Tapi nanti sajalah.." Ucapmu sambil melahap roti panggangmu
"Untuk apa kesana? Ada pekerjaan?" Tanya Skandar yang baru saja bergabung
"Bukan, aku itu Back Packer" katamu sambil tersenyum
"Ooh.. Pasti menyenangkan"
"Tidak juga... Karena kau harus menghemat uangmu habis-habisan"

***

Pagi ini hari keberangkatan Justin ke Paris. Seperti biasa, dia masih tertidur pulas di balik selimut birunya. Kemarin memang hari yang sangat melelahkan. Ponselnya kembali berdering tanda telepon masuk. Bukannya mengangkatnya Justin malah menyembunyikan kepalanya ke balik bantal. Deringan berhenti, 5 menit kemudian telepon kembali berdering.Justin meraba-raba pinggiran kasurnya, lalu menemukan iPhonenya dan mengangkat telepon dari Scott itu.

"Oke,oke aku bangun.. 30 menit lagi aku sudah siap" ucapnya dengan mata masih tertutup
"30 menit apanya, aku ke kamarmu sekarang, dengan Kenny. Kalau aku melihatmu masih berbaring di atas kasur. Kami akan menyirammu OK?" Ancam Scott
"Ya.. Terserah" Justin memutuskan teleponnya.

***

Kamu pergi ke bandara untuk membeli tiket, kamu menyetir mobil milik om Fajar sendirian. Sebenarnya kamu belum memiliki SIM, tapi tak ada SIM sendiri SIM tantepun jadi. Kamu menyalakan radio, saat itu sedang diputar beberapa lagu baru. Kamu mendengarkan dengan serius, ada beberapa lagu yang kamu hafal. Sampai terdengar satu lagu, yang tak kamu kenal, bahkan kamu baru mendengarnya hari itu. Kamu menikmati lagu itu tanpa mengetahui apa judul dan siapa penyanyinya.

"Lagunya keren, benar-benar memberikan inspirasi" pujimu

Singkat cerita kamu sampai di bandara, kamu membawa tas kecilmu, dan berjalan keluar sambil memainkan ponselmu.Disisi lain, Justin iseng ke Bandara untuk menemui Selena disana. Gadis cantik itu akan berangkat ke Italia untuk turnya. Tanpa disadarinya, dan juga olehmu kalian berjalan beriringan. Hari itu kamu memakai, kaus putih polos dengan sedikit corak bunga di lengan kiri, rompi yang terbuat dari jeans, Jeans panjang warna hitam, dan sneakers. Kamu dan Justin berpisah di sebuah persimpangan. Karena Justin bermaksud menemui Selena, sedangkan kamu membeli tiket.

"Justin!" Panggil seorang gadis dia melambaikan tangannya, Justin mendekati gadis itu, lalu memeluknya hangat.
"I will miss you" lirihnya
"Me too"
"Bagaimana? Semua sudah siap?" Tanya Justin
"Sudah, sebentar lagi juga aku akan berangkat" jawab Selena
"Jaga kesehatanmu selalu OK?" Ucap Justin
"Pasti" gadis berdarah latin itu menganggukkan kepalanya.

Untuk terakhir kalinya, Justin memeluk gadis itu. Mereka tidak peduli dengan paparazzi yang memfoto mereka berkali-kali. Kemudian, Selena berpamitan pada Justin, dia memakai scarf pemberian Justin, lalu mencium pipi kanan pria tinggi itu. Dia tersenyum lalu menarik kopernya ke pintu keberangkatan. Justin tak melambaikan tangannya, dia memasukan kedua tangannya ke dalam saku celananya. Diapun berbalik, disaat yang sama dengan tangan yang memegang beberapa kertas-kertas penting. Kamu berjalan mendekati Justin. Otomatis kalianpun bertabrakan, kertas yang kamu pegang berterbangan.

"Dasar bule kampung!! Kau bodoh!!!" Omelmu menggunakan bahasa Indonesia. Justin membantumu merapikan kertas itu. Dia menatapmu bingung.
"What do you mean?" Tanyanya
"Forget it" katamu ketus, sambil terus mengumpulkan kertas

Setelah semua kertas terkumpul, kamu berdiri dan memasukan semuanya kedalam tas selendang warna putih yang kamu gunakan.

"I'm Appologise" ucap Justin dia meletakan tangannya di balik kepalanya.
"It's okay, Justin?" Jawabmu sambil tersenyum
"ngomong-ngomong sedang apa kau disini? Membeli tiket?" Tanyamu.
"Kau hebat bisa mengenaliku dengan penampilan begini.. Bukan, aku mengantarkan...." Ucapan Justin terhenti rasanya sulit sekali mengakui Selena itu kekasihnya di depanmu

"Mengantarkan siapa?" Tanyamu
"Sahabat ku.. Ya sahabatku, Chaz kau tau kan?" Katanya dengan agak terbata
"Ooh... Chaz, si sipit itu.. Kau sahabat yang baik" katamu sambil menepuk pundak cowo Kanada itu
"Kamu sendiri?" Tanya Justin balik
"Aku membeli tiket, tujuan Paris" katamu
"Ooh" komentar Justin

***

Di sisi lain kota Atlanta, seorang gadis dengan rambut dikuncir satu, menggenggam tas hitamnya sambil terus melihat jam tangannya. Keliahatan dari raut wajahnya bahwa dia sedang menunggu seseorang, tak lama muncul anak berambut coklat sedang tersenyum mendekati gadis cantik bermata coklat itu.

"DOR!" Katanya dengan suara keras bersamaan dengan saat dia menepuk pundak gadis itu kencang
"Grey!!iiiiihhhhh!!!! JAIL!!" Omel gadis itu, Greyson sendiri malah cekikikan sendiri
"Coba kau lihat wajahmu tadi... Hahaha itu sangat lucu" katanya diselingi tawa
"T I D A K    L U C U" ucap gadis itu dengan mata melotot
"Yaaah... Cika, jangan marah" kata Greyson lagi dengan wajah memelas
"oke, sebagai permintaan maaf, aku mau kasih kamu...." Lanjut Greyson dia mengacak-acak isi tas yang sedang dia gunakan "ini!" Serunya, sambil mengeluarkan sebuah kotak yang disampul kertas warna merah tua.

"Apa ini?" Tanya Cika
"Buka saja.. Nih!" Greyson memberikan kotak sebesar buku novel itu.Cika membuka bungkusnya, dan kardusnya, ternyata berisi kardus dengan ukuran lebih kecil, Cika membuka kardus itu lagi, ada lagi kardus yang lebih kecil. Dia menatap Greyson tajam

"Belum selesai... Ayo buka lagi" ucap Greyson, Cika membuka lagi, sampai sudah ada sekitar 8 kardus yang dia buka,"Grey! Kalo mau ngasih yang ikhlas dong" omel Cika

"Iih belum selesai.. Buka lagi" pinta Greyson
"Oke aku buka lagi, kalo ada kardus lagi aku pergi!" Ancam Cika. Saat dia membuka kardus ke 9 ternyata berisi kotak dengan ukuran kecil. Cika memberikan semua kardus tadi padaa Greyson lalu pergi.

"Lo?lo? Cika!!! Tunggu" Ucap Greyson dia mengekar Cika, lalu menggenggam tangannya.
"Apa si Grey?" Ujar Cika dengan nada tinggi
"Ini" Greyson membuka kotak itu, ternyata itu berisi sebuah kalung dengan liontin berbentuk bintang. Cika tentu terkejut, dia menatap mata Greyson yang berbinar-binar."Grey ini...." Ucapnya terbata-bata

"Untukmu.. Kupakaikan ya?" Ucap Greyson Cika mengangguk, diapun memakaikan kalung itu di leher Cika.
"Bagus grey" puji Cika
"Iya dong, pilihan Grey" katanya bangga
"tapi jujur kalung ini jauuh lebih bagus jika hanya kamu yang memakainya"Kata-kata Greyson tadi membuat pipi Cika memerah, dia langsung memeluk Grey.
"I Love you" lirihnya di telinga Greyson
"I love you more"

***

Kamu duduk di depan Justin di sebuah cofee shop, saat itu cofee shop sedang sangat ramai. Kalian duduk di pojokan. Justin memakai kacamatanya, tapi dari balik kacamata hitamnya kamu tau Justin sedang memperhatikan wajahmu.

"Jadi... Kamu mau melanjutkan perjalananmu ke Paris begitu?" Ujar Justin membuka perbincangan
"Begitulah.."
"Memangnya apa si enaknya jadi seorang Back Packer? Itu bukan perkerjaan kan?"
"Memang bukan pekerjaan"
"Ternyata memang begitu, kamu berkeliling dunia, sama sepertiku. Sisi positifnya pasti kebebasan tanpa ada jadwal yang mengganggu kebebasanmu, dan sisi negativnya pasti kesepian" ucap Justin
"Kau selalu bisa membaca pikiranku," ucapmu sambil memainkan sendok di cangkir capuchinomu
"Apa pernah terlintas dipikiranmu untuk berhenti jadi seorang Back Packer dan menjalani pekerjaan lain? Menyanyi misalnya?" Tanya Justin
"Kurasa menjadi seorang Back Packer sudah menjadi kehidupanku, aku rasa aku tak bisa menjadi orang lain.. Maaf" jawabmu diakhiri sebuah senyuman manis. Justin membalas senyumanmu, dan obrolan terhenti entah apa sebabnya.

Tiba-tiba ponsel Justin berdering memecah keheningan diantara kalian berdua.
"Ya halo? ... Rachel, tunggu sebentar ya" ucap Justin, kamu mengangguk.Justin sibuk berbicara dengan orang disebrang telepon disana. kamu sendiri menerima pesan dari ayahmu dia menanyakan kamu dimana. Kamu hanya menjawab "aku diajak makan siang dengan teman lamaku". Setelah itu, ayahmu tidak mengirimimu pesan lagi. Kamu merogoh tasmu dan mengeluarkan sebuah kertas putih dan ballpoint. Kamu menulis sesuatu untuk Justin, setelah itu kamu mengeluarkan selembar uang 20 dollar untuk capuchinomu, menyelipkannya di bawah cangkir Justin. Lalu, diam-diam melangkah pergi.Sementara itu, Justin baru berniat mengajakmu pulang karena Scott sudah memintanya segera pulang kerumah. Dia melihat tempat dudukmu yang kosong.

"Apa ini?" Katanya saat melihat ada selembar kertas di bawah cangkirnya.

"Maaf Justin, aku harus pulang sekarang. Aku harus bersiap untuk keberangkatanku malam ini. Ini uang untuk membayar bagianku. Maaf merepotkan, aku harap kita bisa bertemu dan mengobrol lagi di lain waktu..

-Rachel"Justin menatap kertas itu sebentar, lalu melangkah menuju kasir untuk membayar apa yang sudah dia pesan bersamamu tadi. Selesai membayar, dia memasang tudung jaketnya, dan berjalan menuju parkiran. Disana dia melihatmu sedang mengobrol dengan pria yang dilihatnya di Notebookmu waktu itu.

"Rachel?" KatanyaJustin masuk ke dalam mobilnya lalu menstaternya, tapi dia tidak menggas mobilnya untuk pergi dia malah menontonmu mengobrol dengan pria itu dari dalam mobilnya.
"Aku tidak tau Chase, aku belum yakin.. Masalahnya mencari kekasih itu sama sulitnya seperti mencari jarum di tumpukan jerami" ucapmu
"Kalau menurutku kau akan bisa dengan mudah mendapatkan seorang kekasih. Karena kau cantik dan pintar, iya kan?" Katanya meyakinkanmu
"Tapi mustahil di dunia ini ada cowo yang sesuai dengan kriteriaku.."
"Memangnya seperti apa kriteriamu itu?"
"Simple si, Jujur, baik, dan pengertian
"Chase tersenyum simpul lalu membelai rambut panjangmu yang lembut itu.

***

Singkat cerita, ini waktunya kamu berangkat, Skandar yang mengantarmu ke bandara. Menurutmu dia lelaki yang sangat teramat bisa diandalkan. Selain itu juga dia baik dan pengertian. Malam itu kamu memakai, mantel warna putih,dres warna merah kotak-kotak,legging hitam, dan sepatu boots warna hitam. Kamu juga memakai scarf warna merah maroon pemberian Chase tadi sore.

"Hati-hati di jalan" ucap Skandar
"Ya.. Kamu juga hati-hati di jalan, jalanan tadi licin bukan?" Katamu
"Pasti.. Oh ya, ini dari om Joan" Skandar merogoh saku mantel hitamnya lalu mengeluarkan sejumlah uang. Kamu menerima uang itu lalu memasukannya kedalam dompetmu
"Katakan rasa terima kasihku pada ayah.. Aku harus pergi, sampai jumpa Skandar" kamu melambaikan tanganmu sambil melangkah pergi.

***

"Grey, hati-hati ya.. Maaf aku tak bisa ikut denganmu" ucap Cika, butiran air mata kembali meleleh di pelupuk matanya
"Iya, putriku, jangan nangis dong.. Kucium juga nih" canda Greyson, Cika memukul lengannya pelan
"Grey, sudah waktunya" ucap Miranda partner Greyson dalam turnya
"Bye Cika, Love you" ucap Greyson sambil melambaikan tangannya
"Love you too"

***

Kamu masuk ke dalam pesawat dan memasukan tasmu ke bagasi di atas kepalamu. Kamu juga memisahkan iPod,Notebook, dan novel agar tidak kebosanan nantinya. Setelah semua selesai di kerjakan, kamu duduk di dekat jendela. Kamu menatap lapangan terbang yang gelap di luar sana. Kamu sudah biasa mengalami itu semua, jadi kamu tidak pernah gugup lagi untuk memulai perjalananmu. Kamu memasang earphonemu dan memutar lagu yang tadi kamu dengarkan di Radio. Untunglah ternyata lagu itu ada iTunes. Kamu sekarang tau apa judul dan siapa penyanyinya. Dan mulai hari ini kamu akan menjadi penggemarnya. Kamu menutup matamu, berharap menemukan ketenangan. Sesaat kamu merasa ada yang duduk disebelahmu, tapi kamu mengabaikannya. Orang yang duduk di sebelahmu menoleh ke arahmu dia tersenyum melihatmu.

"Cantiknyaa" katanya setengah berbisik

Kamupun tertidur, saat pesawat akan take off, orang yang duduk di sebelahmu itu memasangkanmu sabuk pengaman. Lalu kembali tersenyum.

***

Singkat cerita, kamu sudah berada di sebuah hotel di kawasan kota Venice, hotel yang memiliki nama yang sulit diingat itu. Memiliki kamar dengan harga murah tapi kualitas kenyamanan kamarnya berbintang 5! Kamar tempatmu menginap benar-benar indah. Di tengah ruangan terdapat sebuah kasur yang agak besar dan sangat empuk di selimuti bed cover warna merah hati. Saat baru saja check in, kamu melompat-lompat di atasnya. Di sebelah kanan kasur dekat pintu masuk terdapat meja yang rangkanya terbuat dari kayu dengan lapisan kaca di atasnya, ada 2 kursi juga disana. Lalu di dekat jendela, terdapat sofa panjang, warna putih dengan beberapa bantal kecil di atasnya. Di depan kasur dengan jarak 10 langkah dari kasur terdapat sebuah TV 21 inch, dan di sebelah kirinya lemari pakaian, lalu di kanannya pintu msuk ke kamar mandi.Saat kamu sedang browsing intrnet dan ON di twitter, kamu melihat sebuah kuis dadakan yang berhadiah tiket konser Justin. Kamu iseng mengikuti kuis itu. Sebenarnya kamu tidak tau apa-apa tentang Justin, dan mengikuti kuis ini hanya untuk senang-senang, tapi ternyata kamu memenangkannya! Tiket bisa di tebus di lokasi konser. Kamu tidak menyangka bahwa "iseng-iseng" bisa mendapatkan "super grand prize" seperti ini.

Tapi anehnya, kamu tidak pernah merasa sesenang ini sebelumnya. Web itu juga mengatakan kamu akan mendapatkan hadiah khusus karena cuma kamu yang bisa menjawab semua pertanyaan dengan tepat.

"Padahal ngasal 100% tapi tepat juga.. Hahaha.. Rachel memang hebat" katamu membanggakan diri.Malamnya, kamu memakai kaus putih polos, kemeja merah kotak-kotak sebagai luaran dengan lengan yang dilipat sampai di atas sikut. Jeans warna gelap, dan sneakers. Rambut panjangmu kamu gerai begitu saja begitu juga dengan poni lemparmu yang kamu biarkan apa adanya. Walau begitu kamu tampak sangat cantik. Kamu membawa tas selendang warna putih yang sudah diisi dengan kamera, dan beberapa benda yang selalu kamu bawa lainnya.

***

"Bagaimana Justin? Mau diundur saja?" Tanya Scott
"Tidak.. Jangan diundur aku tak mau mengecewakan mereka semua. Konser harus tetap berjalan apapun yang terjadi" ucap Justin mantap.
"Kau yakin?" Tanya mama Jan yang baru saja kembali dari ruang hijau.
"Aku yakin, mama Jan, aku akan baik-baik saja nanti.. Tenanglah"

***

Kamu menebus tiketmu di tempat yang disebutkan web tadi, lalu masuk melalui pintu yang sudah disediakan. Kamu memasang earphonemu lalu memutar lagu yang waktu itu kamu dengarkan di radio. Ini pertama kalinya kamu berdebar-debar saat menonton konser. Malam itu, kamu mendapatakan 3 teman baru mereka Beliebers asal Paris, tapi ada juga yang berasal dari California. Dia Chatrenee gadis berambut panjang ini orang asli Paris. Selain itu ada Lucia menurutmu dia gadis paling cantik diantara 3 temanmu itu, terakhir ada Ana dia gadis asli California yang datang jauh-jauh ke Paris untuk melihat Justin berkasi sebentar lagi.Konser dimulai dengan pembukaan dari Sean Kingston dan Jaden Smith. Lalu Usher ikut memanaskan suasana. Saat DJ memanggil nama Justin, Justin tak kunjung juga mancul dari pintu masuk, kamu dan semua Beliebers yang ada disana tentu bingung.

♪Eenie Meenie Miney Moo. Catch a bad chick by her toe, if she holla if,if,if, she holla let her go ♪

Justin muncul dari sisi lain panggung dengan skateboardnya, lagu dilanjutkan dengan Love Me. Konser berjalan lancar tanpa ada kesalahan. Tapi kamu merasa ada yang kurang di penampilan Justin tadi, seusai konser kamu ditemani panitia lain menuju ke belakang panggung, karena kamu pemenang kuis waktu itu.

"Dimana Justin?" Tanyamu pada salah seorang kru yang sibuk menggulung kabel
"Dia di ruang hijau" jawabnya singkat
"Ruang hijau?"
"Iya, tadi dia jatuh saat turun di tangga, kakinya keseleo"
"Ooh, thanks" kamu meninggalkan bapa itu dan berjalan menuju 'ruang hijau' itu. Saat akan membuka pintu kamu mendengar tante Pattie berkata sesuatu

"Kita ke rumah sakit ya?" Ajaknya
"Tidak usah mom, cuma keseleo... Tidak usah berlebihan seperti itu"
"Siapa tau ini bukan keseleo Justin, nanti kalau kenapa-napa gimana?" Lanjut seorang anak berkulit hitam yang berdiri di samping Justin
"Aku baik-baik saja Jaden, jangan berlebihan.. Begini, setelah ini aku dinner dengan pemenang kuis kan? Setelah itu selesai.. Aku terserah pada kalian mau membawaku kerumah sakit atau yang lainnya" ucap Justin dengan nada jengkel, dia bangkit dari tempatnya duduk lalu berjalan dengan agak pincang keluar. Disana dia bertemu denganmu

"Rachel? Kenapa kau?"
"Aku di suruh kesini oleh panitia... Bukan maksudku menguping" katamu sedikit terbata
"Sudahlah, bisa tolong ambilkan minum?" Pinta Justin
"Tentu.. Dimana?"
"Disana" katanya sambil menunjuk sebuah meja yang penuh dengan botol air mineral, kamu mengambil satu lalu memberikannya pada Justin.Justin mengajakmu, ke ruang gantinya, kamu duduk di sebuah sofa panjang, sementara Jusatin mengganti pakaiannya tadi. Dia kembali dan duduk di sebelahmu sambil memegangi kaki kirinya yang keseleo akibat jatuh tadi.

"Kamu kurang hati-hati ya? Sampai bisa jatuh begitu.." Katamu
"Kukira aku sudah sampai di bawah ternyata masih ada 3 anak tangga lagi.. Tempatnya gelap pula" jelasnya
"Ooh begitu, tetap saja, ini pelajaran bagimu untuk lebih berhati-hati" katamu
"Iyaaa Rachel" ucap Justin dia mencubit kedua pipimu
"Justin, kalau kakimu sakit, tidak usah sajalah apa itu eeem Dinnernya"
"Kenapa? Kamu tak mau dinner dengan cowo pincang?"
"Bukan" kamu menarik nafas sebentar "kurasa kesehatanmu lebih penting daripada dinner.. Lagipula, aku sudah mengenalmu kurasa dinner ini malah terasa aneh" jelasmu
"Kenapa aneh? Bagus dong, sudah saling mengenal artinya kita bisa mengobrol banyak" katanya
"Iya si.. Tapi sudahlah tidak usah saja"
"Harus bisa! Aku akan bersiap kita berangkat sekarang ok?"
"Lo?lo?.. Kan aku bilang tidak usah""Jangan bawel, kalau kamu terus bicara, kucium kamu!" Ancam Justin, kamu memicingkan matamu, Justin hanya tersenyum, dia memasang jaketnya lalu mengamit tanganmu keluar ruang gantinya. Dia tidak peduli dengan kru-kru yang mengurnya untuk tidak pergi, dia terus berjalan dan mengenggam tanganmu sampai di parkiran, kamu dan Justin masuk ke mobil lalu kalian tancap gas meninggalkan tempat konser itu.

"Kita makan dimana memangnya?" Tanyamu
"Dimana ya? Kamu maunya dimana?" Tanya Justin balik dengan pandangan tertuju ke jalanan
"Dimana saja, aku tak tau restoran apa saja yang ada di Paris" katamu
"Ya sudah, restoran faforitku saja OK?" Katanya
"McD?" Tanyamu
"Yep!"Justin membelokan mobil ke kiri, singkat cerita kalian sudah sampai di restoran yang dimaksud, Justin memakai topinya dan kacamata hitam.

"Setauku ibumu melarangmu memakai topi di restoran.." Katamu sambil berbisik
"Darimana kau tau itu?" Kata Justin
"Itu tidak penting, buka topimu" perintahmu
"Tidak mau.. Lagipula mama tak ada disini..." Katanya dengan nada acuh, kamu hanya menggelengkan kepalamu. Kamupun bangkit untuk memesan makanan.

"Rachel" panggil Justin, kamu menoleh
"Apa?"
"Aku saja yang memesan" Justin bangkit dari kursinya dan berjalan terpincang-pincang menuju kasir. Kamu kembali duduk di kursimu

"Dasar, Justin.... Dia memang cowo terunik yang pernah kutemui" katamu dalam hati

- 9th Part End -

No comments:

Post a Comment